Jumat, 24 April 2020

PERCAYA KEPADA YESUS SEBAGAI TUHAN


Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal
(Yoh. 3:36)

Kisah Injil yang kita dengar hari menekankan pentingnya menarus kepercayaan dalam iman akan kristus yang hadir kedunia sebagai utusan Allah Bapa. Ayat- ayat Injil suci ini menegaskan bahwa hanya ada dua alternatif: iman atau ketidak taatan, dan masing-masing memiliki akibat sendiri yaitu hidup yang kekal atau menerima murka Allah. Menurut Yohanes tidak ada suatu "posisi yang netral" antara percaya dan tidak taat.

Pemakaian ungkapan tidak taat menjadi kejutan, karena kita berpikir yang tepat adalah "tidak percaya". Tetapi sebenarnya yang dimaksudkan adalah sikap tidak taat terhadap perintah untuk percaya. Jika panggilan untuk percaya kepada Anak ditolak, maka tinggal murka Allah.
Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Yesus sebagai Anak Allah yang turun kedunia untuk menyelamatkan manusia.  Dengan demikian jelas memberi pesan bahwa hidup yang kekal hanya dapat diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus.

Di sini penulis Injil ini menampilkan ciri-ciri khas dari Yesus, khususnya yang menjadikan-Nya berbeda dengan Yohanes Pembaptis. Yesus berasal dari surga, sehingga Dia berada di atas semua orang dan semua hal duniawi. Dia memberikan kesaksian tentang apa yang dilihat dan didengar-Nya, suatu kesaksian tentang hal-hal surgawi. Hanya orang yang sudah lahir baru, yaitu orang-orang yang telah dilahirkan oleh Roh, yang dapat menghargai kesaksian-Nya. Orang-orang yang mempercayai kesaksian-Nya tidak memerlukan pembuktian lain. Kristus memberitakan firman Allah  sebagai saksi yang setia. Kesempurnaan firman tersebut, dan juga ketepatannya, dijamin oleh karunia Roh tak terbatas yang dipercayakan kepada-Nya. Melalui Dia, Roh yang sama diberikan kepada orang lain tanpa betas. Kristus merupakan obyek khusus dari kasih Allah dan ahli waris dari seluruh kekayaan ilahi. Dia adalah batu ujian untuk hidup yang kekal atau murka yang abadi. Point penting yang ditegaskan Injil adalah kebenaran Allah yang dinyatakan oleh Yesus Kristus.  Melalui diri Yesus Kristus, melalui karya-Nya di dalam dunia ini. Ketika kita mengenal Allah yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus, maka kita akan melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus.

Ketika kita mengenal Dia maka kita akan diubahkan menjadi serupa dengan Dia, dari anugerah ke anugerah yang lebih besar yang menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus. Ketika kita mengenal Dia, bersekutu dengan Dia, memiliki relasi dengan Dia, hidup kita sendiri diubahkan hari demi hari menjadi serupa dengan Kristus; dan ini adalah hal yang sangat praktikal.
Hal yang kita bicarakan tentang Kristus, yang Dia kerjakan adalah hal yang praktikal. Ada jemaat yang bertanya, apa gunanya belajar tentang doktrin-doktrin yang tinggi, yang rumit, yang dalam; sedangkan dalam realitanya hidup orang Kristen itu mengalami banyak kesulitan, di dalam pekerjaan, dalam rumah-tangga, maslah keuangan, para pemuda bergumul dengan pornografi, ada yang sakit, anak-anak yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya, keluarga yang retak dan hancur, dan sebagainya.

Yohanes berbicara tentang kemuliaan Kristus, tetapi apa relevansinya dengan hidup kita? Bukan berarti bahwa hal-hal hidup sehari-hari itu tidak penting. Gereja ini justru membahas rahasianya - justru waktu kita menghadapi hal-hal yang real seperti itu, jangan membahas hal-hal seperti itu secara fenomena Karena dalam hal-hal praktikal itu, salah satu persoalannya adalah kita perlu mengenal Allah. Justru itulah intinya. Untuk menghadapi persoalan-persoalan tersebut justru kita perlu mengenal Dia, mengenal kemuliaan-Nya, memiliki relasi dengan Dia dan mengenal siapa Allah itu. Ketika kita mengenal Dia, maka sesungguhnya hidup kita akan diubah, kita akan menerima anugerah demi anugerah, Tuhan akan membentuk hidup kita, memberikan kita visi, memberikan pengertian dan bijaksana dalam kehidupan yang real, sehingga hidup kita diarahkan kearah yang benar.

Bagi kita, kesaksian Yohanes ini semakin menambah iman dan kepercayaan kita akan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Ia yang datang menebus dan menyelamatkan kita dari kematian kekal, kita dibawa pada kehidupan kekal. Yesus yang datang dari sorga adalah Anak Tunggal Bapa yang menjadi manusia demi keselamatan manusia. Ia kembali ke sorga dengan membawa orang-orang yang percaya kepada-Nya. Janji keselamatan diberikan oleh Dia yang berasal dari dan adalah sumber keselamatan itu sendiri.

Selain itu, Yohanes menjadi gambaran kehidupan kita yang sering kali tidak kita lakukan. Yohanes berani membesarkan nama orang lain, ia memberi kesaksian yang baik tentang orang lain, ia ‘memasarkan’ orang lain supaya mempunyai ‘daya jual’ yang tinggi. Apa yang sering kita lakukan sepertinya justru kebalikan dari apa yang dilakukan Yohanes. Jika ada orang yang kita anggap saingan, justru yang paling sering kita lakukan adalah berusaha untuk ‘membinasakannya’, membuatnya tidak lagi menjadi tenar melebihi kita. Dalam percakapan harian misalnya, tidak jarang orang justru memberi kesaksian yang mematikan tentang orang lain. Fitnah yang didasari irihati sering kali timbul dalam kebersamaan kita.
Mari kita memberi kesaksian yang menghidupkan tentang orang lain. Memberi kesaksian yang tidak baik, bahkan tidak sesuai dengan kenyataan, itu sama saja kita membunuh orang yang tidak bisa membela diri dihadapan kita. Semoga kita berani untuk bersaksi karena kita adalah murid-murid Kristus yang sudah ditebus dari kematian kekal.

Ditengah kehidupan yang kita jalani tidak selalu berjalan dengan mulus, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai macam persoalan, curamnya pergumulan dan penderitaan. Dalam keadaan seperti ini kita seharusnya memilih jalan menerima penderitaan dengan ikhlas. Namun di dalam keikhlasan itu, kita tidak kehilangan pengharapan dan rasa percaya kepada Tuhan, sebab Tuhan selalu ada dan menolong kita. Dengan iman yang tetap bertahan, dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak selamanya membiarkan kita berkubang dalam penderitaan hidup. Dia akan hadir disaat penderitaan kita dan membawa kita keluar dari kesulitan hidup kita dengan cara yang dikehendaki-Nya.
Syarat untuk masuk dalam sukacita surgawi adalah percaya kepada Allah Bapa yang hadir dalam diri Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan abadi. Dan kepercayaan itu mesti diimbangi dengan tindakkan-tindakkan kasih bagi banyak orang.  Iman yang teguh akan penyelenggaraan Allah bagi hidup kita akan mengantar kita semua pada sukacita abadi. Amin. *** Daniel Kuma***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar