Barangsiapa
percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal
(Yoh.
3:36)
Kisah Injil yang kita dengar hari menekankan pentingnya menarus
kepercayaan dalam iman akan kristus yang hadir kedunia sebagai utusan Allah
Bapa. Ayat- ayat Injil suci ini menegaskan bahwa hanya ada dua alternatif: iman
atau ketidak taatan, dan masing-masing memiliki akibat sendiri yaitu hidup yang kekal atau menerima
murka Allah.
Menurut Yohanes tidak ada suatu "posisi yang netral"
antara percaya dan tidak taat.
Pemakaian ungkapan tidak taat menjadi kejutan, karena kita
berpikir yang tepat adalah "tidak percaya". Tetapi sebenarnya yang
dimaksudkan adalah sikap tidak taat terhadap perintah
untuk percaya.
Jika panggilan untuk percaya kepada Anak ditolak, maka tinggal murka Allah.
Yohanes
Pembaptis bersaksi tentang Yesus sebagai Anak Allah yang turun kedunia untuk
menyelamatkan manusia. Dengan demikian
jelas memberi pesan bahwa hidup yang kekal hanya dapat diperoleh melalui iman
dalam Yesus Kristus.
Di sini penulis Injil ini
menampilkan ciri-ciri khas dari Yesus, khususnya yang menjadikan-Nya berbeda
dengan Yohanes Pembaptis. Yesus berasal dari surga, sehingga Dia berada di atas
semua orang dan semua hal duniawi. Dia memberikan kesaksian tentang apa yang
dilihat dan didengar-Nya, suatu kesaksian tentang hal-hal surgawi. Hanya orang
yang sudah lahir baru, yaitu orang-orang yang telah dilahirkan oleh Roh, yang
dapat menghargai kesaksian-Nya. Orang-orang yang mempercayai kesaksian-Nya
tidak memerlukan pembuktian lain. Kristus memberitakan firman Allah sebagai saksi yang setia. Kesempurnaan firman
tersebut, dan juga ketepatannya, dijamin oleh karunia Roh tak terbatas yang
dipercayakan kepada-Nya. Melalui Dia, Roh yang sama diberikan kepada orang lain
tanpa betas. Kristus merupakan obyek khusus dari kasih Allah dan ahli waris
dari seluruh kekayaan ilahi. Dia adalah batu ujian untuk hidup yang kekal atau
murka yang abadi. Point penting yang ditegaskan Injil adalah kebenaran Allah
yang dinyatakan oleh Yesus Kristus. Melalui diri Yesus Kristus, melalui
karya-Nya di dalam dunia ini. Ketika kita mengenal Allah yang dinyatakan di
dalam Yesus Kristus, maka kita akan melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan
melalui Yesus Kristus.
Ketika
kita mengenal Dia maka kita akan diubahkan menjadi serupa dengan Dia, dari
anugerah ke anugerah yang lebih besar yang menjadikan kita semakin serupa
dengan Kristus. Ketika kita mengenal Dia, bersekutu dengan Dia, memiliki relasi
dengan Dia, hidup kita sendiri diubahkan hari demi hari menjadi serupa dengan
Kristus; dan ini adalah hal yang sangat praktikal.
Hal
yang kita bicarakan tentang Kristus, yang Dia kerjakan adalah hal yang
praktikal. Ada jemaat yang bertanya, apa gunanya belajar tentang
doktrin-doktrin yang tinggi, yang rumit, yang dalam; sedangkan dalam realitanya
hidup orang Kristen itu mengalami banyak kesulitan, di dalam pekerjaan, dalam
rumah-tangga, maslah keuangan, para pemuda bergumul dengan pornografi, ada yang
sakit, anak-anak yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya, keluarga yang retak
dan hancur, dan sebagainya.
Yohanes
berbicara tentang kemuliaan Kristus, tetapi apa relevansinya dengan hidup kita?
Bukan berarti bahwa hal-hal hidup sehari-hari itu tidak penting. Gereja ini
justru membahas rahasianya - justru waktu kita menghadapi hal-hal yang real
seperti itu, jangan membahas hal-hal seperti itu secara fenomena Karena dalam
hal-hal praktikal itu, salah satu persoalannya adalah kita perlu mengenal
Allah. Justru itulah intinya. Untuk menghadapi persoalan-persoalan tersebut
justru kita perlu mengenal Dia, mengenal kemuliaan-Nya, memiliki relasi dengan
Dia dan mengenal siapa Allah itu. Ketika kita mengenal Dia, maka sesungguhnya
hidup kita akan diubah, kita akan menerima anugerah demi anugerah, Tuhan akan
membentuk hidup kita, memberikan kita visi, memberikan pengertian dan bijaksana
dalam kehidupan yang real, sehingga hidup kita diarahkan kearah yang benar.
Bagi
kita, kesaksian Yohanes ini semakin menambah iman dan kepercayaan kita akan
Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Ia yang datang menebus dan
menyelamatkan kita dari kematian kekal, kita dibawa pada kehidupan kekal. Yesus
yang datang dari sorga adalah Anak Tunggal Bapa yang menjadi manusia demi
keselamatan manusia. Ia kembali ke sorga dengan membawa orang-orang yang
percaya kepada-Nya. Janji keselamatan diberikan oleh Dia yang berasal dari dan
adalah sumber keselamatan itu sendiri.
Selain
itu, Yohanes menjadi gambaran kehidupan kita yang sering kali tidak kita
lakukan. Yohanes berani membesarkan nama orang lain, ia memberi kesaksian yang
baik tentang orang lain, ia ‘memasarkan’ orang lain supaya mempunyai ‘daya
jual’ yang tinggi. Apa yang sering kita lakukan sepertinya justru kebalikan
dari apa yang dilakukan Yohanes. Jika ada orang yang kita anggap saingan,
justru yang paling sering kita lakukan adalah berusaha untuk ‘membinasakannya’,
membuatnya tidak lagi menjadi tenar melebihi kita. Dalam percakapan harian
misalnya, tidak jarang orang justru memberi kesaksian yang mematikan tentang
orang lain. Fitnah yang didasari irihati sering kali timbul dalam kebersamaan
kita.
Mari
kita memberi kesaksian yang menghidupkan tentang orang lain. Memberi kesaksian
yang tidak baik, bahkan tidak sesuai dengan kenyataan, itu sama saja kita
membunuh orang yang tidak bisa membela diri dihadapan kita. Semoga kita berani
untuk bersaksi karena kita adalah murid-murid Kristus yang sudah ditebus dari
kematian kekal.
Ditengah kehidupan yang kita jalani tidak
selalu berjalan dengan mulus, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai macam
persoalan, curamnya pergumulan dan penderitaan. Dalam keadaan seperti ini kita
seharusnya memilih jalan menerima penderitaan dengan ikhlas. Namun di dalam
keikhlasan itu, kita tidak kehilangan pengharapan dan rasa percaya kepada
Tuhan, sebab Tuhan selalu ada dan menolong kita. Dengan iman yang tetap
bertahan, dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak selamanya membiarkan kita
berkubang dalam penderitaan hidup. Dia akan hadir disaat penderitaan kita dan
membawa kita keluar dari kesulitan hidup kita dengan cara yang dikehendaki-Nya.
Syarat untuk masuk dalam sukacita surgawi
adalah percaya kepada Allah Bapa yang hadir dalam diri Yesus Kristus sebagai
sumber keselamatan abadi. Dan kepercayaan itu mesti diimbangi dengan
tindakkan-tindakkan kasih bagi banyak orang.
Iman yang teguh akan penyelenggaraan Allah bagi hidup kita akan
mengantar kita semua pada sukacita abadi. Amin. *** Daniel Kuma***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar