Selasa, 07 April 2020

CELAKALAH ORANG YANG OLEHNYA ANAK MANUSIA DISERAHKAN


Mat 26: 14-25
Pergolakan bantin seorang narapidana menjelang eksekusi mati sulit digambarkan dengan kata-kata. Kisah kematian Petrus, yang dianggap sebagai penjahat di Kampung halamannya pada akhirnya dihukum mati. Dalam penyelidikan kriminal, seseorang paling menyangkal terlibat dalam kasus itu sangat mungkin menjadi pelakunya . Apalagi kalau orang itu sudah menyangkal sebelum dituduh secara langsung. Rasa tidak aman dalam batin telah mendorongnya untuk menyangkal sebelum waktunya. Keluarga berhimpun dan berdoa dalam perjamuan bersama, namun banyak isak tangis yang terdengan daripada menyentuh hidangan yang disediakan. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan suasana saat itu.

Perjamuan Yesus dan murid-murid-Nya diwarnai dengan pergolakan batin juga, bukan hanya karena Yesus meninggalkan mereka tetapi karena ada diantara mereka yang berkianat. Itulah Yudas Iskariot. Ia bahakan masih mengingkarinya. “ Bukan aku, ya Rabi”, katanya.  Yesus tahu, muara dari pelayanan-Nya adalah salib dan kebangkitan, namun Ia tetap meraskan kepahitan karena pengkianatan murid-Nya itu.

Apa motivasi Yudas Iskariot yang mendasari pengkhianatannya terhadap Yesus. Injil Mat 26:15 Yudas menyerahkan Yesus kepada Imam-Imam kepala dengan imbalan tiga puluh keping uang perak. Tiga puluh keeping uang perak  adalah upah nabi (Zakharia 11:12-13) atau harga seorang budak ( Keluaran 21:32 ) Dengan demikian penulis Injil hendak menyatakan bahwa Yesus dijual murah seperti seorang budak. Dalam Injil ( Mat 27 : 3-5 ) juga dikisahkan setelah mengetahui bahwa Yesus dijatuhi hukuman mati, Yudas mengembalikan uang tersebut kepada imam-imam kepala dan kemudian bunuh diri. 

Ataukah Yudas Iskariot sengaja menciptakan suatu situasi sulit untuk memaksa Yesus menampakan kekuasaannya atas para musuh-Nya? Namun sampai pada akhir dari kematian Yudas Iskariot atas perbuatannya menjual Yesus tidak nampak jelas motivasi.  Secara teologis penderitaan Yesus merupakan bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan manusia.  Banyak orang membela Yudas Iskariot. Dengan argumen Yudas merupakan bagian dari rencana Allah tersebut. Tetapi kalau kita merefleksikan situasi saat itu, Yudas tetap bertanggungjawab atas kematian Yesus. Dia bukan boneka yang diperalat oleh Tuhan. Dia memiliki kehendak bebas untuk memilih.

Tapi kita dapat menarik suatu kesimpulan dari motivasi Yudas yakni Uang. Hal itu diperkuat oleh kisah-kisah sebelumnya yang menggambarkan Yudas sebagai seorang pencuri. Ia sering mengambil uang yang dipegangnya. Kita tidak dapat menyangkal bahwa uang menjadi alasan utama Yudas yang paling nampak. Cinta akan uang menyebabkan orang lain meninggalkan Tuhan bahkan menjual Tuhan. Karena sibuk memburu uang banyak orang kehilangan waktu untuk berdoa dan berjumpa dengan Tuhan dalam Perayaan Ekaristi.  

Disaat  tahun 2020 ini, teknologi yang sudah berkembang pesat sehingga nampak kesombongan hati manusia atas karya yang dibanggakan. Namun, karya manusia dipatahkan oleh Tuhan mau mengajar kembali kepada kita bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar dalam menghadapi virus corona.  Virus corona membawa dapak perubahan besar bagi keluarga, pribadi kita masing-masing di mana kita dapat merenungkan Tuhan dan juga berdoa bersama keluarga. 

Kita semua pernah juga mengalami pasang surut iman. Ingatlah selalu, bahwa setiap dosa yang kita lakukan adalah pengkianatan. Maka kitapun tak lebih dari Yudas Iskariot kecil yang terus merongrong Gereja Tuhan. Hidup kita sebagai umat beriman masih tetap diwarnai oleh pengkianatan seperti seorang yang kita percayai justru menjadi sumber penyebar informasi tentang kelemahan diri kita. Pengkianatan semacam ini jelas bukan semangat Kristiani yang sejati. Pengkianatan selalu membuahkan kehancuran untuk itu kita wajib menghidarinya. Dengan demikian saatnya kita bertobat sehingga dapat menerima pengampunan dari Tuhan. 

Mat 26:14-25 ) Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.  Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.  Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"  Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."  Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.  

Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.  Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."  Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"  Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.  Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."  Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

JK Lejab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar