Rabu, 15 April 2020

DAMAI DI TENGAH KRISIS

Suriah merupakan salah satu negara di timur tengah yang sementara dilanda perang saudara. Perang terjadi antara tentara atau kelompok yang pro pemerintah dengan pihak oposisi yang berseberangan dengan pemerintah. Masalah semakin pelik karena dua negara adidaya yakni Amerika Serikat dan Rusia turut campur tangan memback up kepentingan dua kelompok tersebut. Amerika Serikat yang mendukung kelompok oposisi dan Rusia yang membekingi kelompok pendukung pemerintah. Hampir setiap saat terjadi konfrontasi senjata antara dua kelompok tersebut yang mengakibatkan lumpuhnya sendi-sendi kehidupan negara Bashar al-Assad tersebut. Terjadi ketidakstabilan situasi politik. Secara sosial ekonomi, masyarakat tidak dijamin keamanannya untuk bekerja. Karena nyawa mereka bisa menjadi taruhan.

Masyarakat hidup dalam situasi ketakutan dan kegelisaan. Rumah tempat terakhir untuk mencari perlindungan sudah tidak memberi rasa aman dan nyaman. Setiap saat mereka harus mendengar suara dentuman bom yang jatuh. Sambil berharap bahwa bom itu tidak jatuh mengenai rumah mereka. Salah seorang bapak keluarga dari seorang anak yang masih bayi, menceritakan pengalamannya bagaimana ia harus tetap menciptakan suasana aman dan damai dalam keluarganya di tengah situasi yang begitu mencekam. Terutama ia harus memberikan rasa aman dan nyaman secara psikologis kepada anaknya yang masih balita tersebut. Saat terdengar suara bom yang jatuh, ia akan berkata kepada bayinya bahwa itu adalah suara petasan. Dan ia bersama bayinya akan merespon dentuman suara bom dengan tertawa penuh kegembiraan. Ia harus mengajari anaknya demikian agar anaknya terbiasa dengan suara bom. Lebih dari itu, anaknya tidak merasa takut. Anaknya merasa nyaman dan damai dengan suara dentuman bom itu.

Masih dalam suasana kebangkitan, hari ini Yesus menampakkan dirinya kepada para murid-Nya setelah menyatakan diri-Nya kepada dua orang Murid dalam perjalanan ke Emaus (bacaan Injil hari Rabu, 14/4/2020). Rupanya Yesus sangat mengetahui suasana kebatinan para murid-Nya yang dilanda rasa takut, cemas dan panik. Jadi Ia harus terus berinisiatif untuk menemui para murid-Nya sehingga mereka menjadi percaya dan merasa tidak takut lagi dengan situasi saat itu. Peristiwa penampakan ini menjadi unsur yang penting mengingat tidak ada satu orang murid pun yang menjadi saksi kunci atau melihat langsung peristiwa kebangkitan Yesus. Yesus ingin meyakinkan para murid akan apa yang pernah Ia ucapkan dahulu. Atas apa yang diramalkan para nabi dan tertulis secara rapi dalam Kitab Suci. Sekarang semua kata-kata dan ramalan itu telah terjadi dan digenapi oleh Yesus sendiri. Yesus mau para murid-Nya menjadi saksi untuk mewartakan kabar gembira ini sekaligus menangkis berita hoaks yang disebarkan oleh para loyalis pemimpin Yahudi bahwa mayat Yesus telah dicuri orang.

                Kata-kata pertama yang diucapkan Yesus ketika bertemu dengan para murid-Nya adalah: “Damai sejahtera bagi kamu.” Yesus sengaja mengucapkan kata-kata sakti tersebut untuk meredam dan menangkal rasa takut dan panik yang sementara dialami para murid. Bahkan ketika sudah melihat Yesus, mereka masih tidak percaya. Mereka mengira Dia adalah hantu. Yesus menyuruh mereka meraba bekas luka-lukanya. Namun mereka masih belum yakin juga karena saking senangnya dan takjub melihat Yesus. Oleh karena itu, Yesus meminta makanan dan mereka memberinya sepotong ikan goreng. Ia langsung memakan ikan goreng itu di hadapan mereka untuk membuktikan bahwa Ia sungguh-sungguh telah bangkit dan sekarang telah ada di tengah-tengah mereka.

Tidak dijelaskan lagi oleh penginjil bagaimana reaksi para murid setelah menyaksikan Yesus makan ikan goreng tersebut. Penginjil hanya memberi informasi kepada kita bahwa setelah memakan ikan goreng tersebut, Yesus memberi pencerahan kepada para murid dengan mengatakan bahwa apa yang tertulis dalam kitab taurat Musa, kitab para nabi dan dan kitab mazmur telah tergenapi dalam diri-Nya. Melihat situasi para murid yang begitu senang dan gembira dengan kehadiran Yesus di antara mereka, kita dapat menarik kesimpulan bahwa para murid sungguh merasa ada kedamaian dan kenyamanan. Ada secercah harapan yang timbul. Bahwa mereka untuk sementara saat ini, tidak merasa takut lagi di tengah ancaman para pemimpin Yahudi.

Saat ini, di tengah ancaman badai Corona atau Covid 19, sebenarnya yang lebih menakutkan dan mencemaskan kita adalah tersebarnya atau meluasnya berita-berita yang tidak benar (hoax) tentang virus corona dan para korban dari virus ini. Kita semua sungguh terpapar dari berita-berita itu. Emosi kita menjadi tidak terkontrol. Ada kata-kata hujatan dan hinaan menghiasi media sosial kita. Di dunia nyata, kita melihat dan mendengar berbagai reaksi penolakan dari masyarakat manakala mengetahui ada sesama mereka yang baru datang dari luar daerah. Padahal belum tentu mereka terpapar virus ini. Dan masih banyak peristiwa miris yang kita “nikmati” pada hari-hari belakangan ini. Kita sungguh tidak merasa aman dan damai. Nilai-nilai kemanusiaan kita telah berada pada level terendah manakala orang tidak lagi menghormati dan menghargai satu sama lain sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Peristiwa penampakan Yesus yang membawa rasa damai bagi para murid pada hari ini, sungguh merefleksikan suatu pengalaman baru bagi kita semua. Bahwa di tengah ancaman badai virus Corona, yang dibutuhkan dari kita adalah sikap tenang, tidak takut dan tidak panik. Kita juga diharapkan tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang tidak benar. Tidak boleh main hakim sendiri. Atau memvonis sesuatu tanpa mengetahui keakuratan berita tersebut. Kita juga harus saling bekerja sama, bergandengan tangan untuk melawan virus ini dengan selalu mengikuti setiap protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Peristiwa penampakan Tuhan mengindikasikan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan kita terus larut dalam ketakutan dan kecemasan. Ia senantiasa hadir dan memberi keyakinan bahwa badai ini pasti berlalu. Akan tiba saatnya kita merasakan kedamaian karena kita mampu melewati saat-saat kritis ini dengan baik. Amin.

Atanasius KD Labaona

Tidak ada komentar:

Posting Komentar