Minggu, 12 April 2020

KATAKAN KEPADA SAUDARAKU AGAR PERGI KE GALILEA UNTUK MELIHAT AKU


( Mat 28 :8-15 )
Kematian Bapak Kamilus meninggalkan duka dan luka yang mendalam bagi keluarga yang sangat dicintai.  Kita terluka karena di hati terbentuk ruang yang kosong yang dulu diisi oleh kehadirannya. Kita berduka karena Bapak Kamilus belum kita rela untuk mengucapkan selamat jalan. Meski demikian, cepat atau lambat waktu akan memaksa kita untuk “ berdamai” dengan kenyataan. Dia telah pergi untuk selamalamanya demi membuka jalan hidup bagi keluarga disuatu saat nanti.  Kematian merupakan hal yang paling ditakuti oleh semua orang. Kamatian ibarat garis Finis sebuah perjalan kehidupan. Karena kita tau bahwa kematian itu tidak dapat mengubah lagi untuk kembali.

Para Imam kepala mengetahui bahwa kelompok rasul Yesus itu kecil dan lemah. Mereka dapat dipukul tanpa bisa melawan. Karena itu disebarkan isyu tentang mayat Yesus yang di curi para Rasul untuk menyelamatkan Prajurit. Dusta Mahkamah dan Imam-Imam Yahudi dipercaya hingga saat ini yakni bahwah mayat Yesus telah dicuri oleh para muridnya-muridnya.  Namun sebetulnya yang mau diselamatkan ialah keyakinan dan harga diri para imam yang telah menghukum mati Yesus. Dengan demikian pemberitaan dusta itu untuk menutupi kesalahan para Imam-Imam dan Mahkamah yang telah menghukum Yesus hingga wafat di kayu salib. Proses serupa dialami oleh Para Murid Yesus setelah kematian mereka pasti terpukul oleh peristiwa Penyaliban dan wafat di salib.

Ketika mereka sedang dalam proses mencerna peristiwa pahit itu, muncul kejutan manis. Yesus telah bangkit! Maria Magdalena, dan Maria yang lain yang pergi melihat makam Yesus pagi-pagi pada hari pertama minggu itu menemukan makam kosong. Sosok Malaikat memberi penjelasan, Sebab  Ia telah bangkit, sama seperti yang telah Ia katakana.  Mari, lihatlah tempat ini berbaring”  ( Mat 28 :28 ) Kemudia ketika mereka bergegas meninggalkan makam untuk meberi informasi kepada para murid, Yesus menjumpai mereka. Penampakan Yesus ini menumbuhkan Iman para Rasul akan kebangkitan Yesus. Tanpa penampakan mereka akan sulit untuk percaya bahwa Yesus sungguh telah bangkit.
Makam kosong bisa ditafsirkan berbeda-beda. Imam-Imam kepala menyebarkan kabar palsu bahwa Jenasa Yesus dicuri oleh pengikut-Nya untuk menutupi harga diri mereka. Bagi kita yang percaya, makam kosong adalah konsekwensi dari kebangkitan Yesus Kristus. Iman ini dibangun atas kesaksian para murid Yesus  yang mengalami penampakan Yesus yang bangkit dalam meneguhkan Iman mereka.

Rasul Paulus menegaskan kembali, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.  Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. “( Kor I 15:14-15 ). Dalam kehidupan sehari-hari kitapun mungkin dapat bersikap seperti imam-imam kepala. Kita melimpahkan kesalahan pada pihak-pihak yang lemah dan tidak bisa membela diri karena kita tidak ingin bertanggung jawab. Andaikata demikian, mari kita mengingatkan diri agar senantiasa siap bertanggungjwab.

( Mat 28:8 -15 ) Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.  Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.  Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."  Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.  Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu  dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.  Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."  Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
                                                                                                                                                   

                                                                                                                                                                                      JK Lejab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar