Minggu, 12 April 2020

KRISTUS TELAH BANGKI HALELUYA


( Yoh 20 : 1- 13 )
Makam itu telah kosong, fakta yang telah di temukan Maria Magdalena sehingga ia berlari kembali mencari Petrus dan para murid yang lain untuk mengungkapkan rasa duka citanya. Maria Magdalena berpikir seperti semua orang pada umumnya. Biarlah yang tertinggal dari orang dikasihi senantiasa ada agar mengingatkann kita akan orang yang dicintai itu. Bukankah hal itu normal ?
Seandainya para penulis injil adalah para pengarang novel atau penulis sebuah scenario film, sangatlah mungkin mereka menggambarkan kebangkitan Yesus secara spektakuler dengan tambahan imjinasi liar agar cerita itu menarik dan laku di pasar.  Kisah kebangkitan Kristus dalam Injil Yohanes jauh dari “ spektakuler “ menurut ukuran duniawi.  Tidak ada cerita yang mendetail saat Yesus bangun dan melangkah keluar dari makam,  karena tak seorangpun dari mereka yang menyaksikan momen itu.

Kisah Paskah perdana  dalam Injil Yohanes  berpusat pada penemuan tanda-tanda kebangkitan Yesus berupa makam terbuka, ( batu penutup diambil ), makam kosong, kain kafan di tanah dan kain peluh yang tergulung rapi. Maria Magdalena, Petrus dan Murid yang dikasihi Yesus memberikan reaksi berbeda setelah melihat tanda-tanda itu. Maria Mangdalena melihat batu penutup makam berpindah sehingga menyimpulkan bahwa Tuhan telah di ambil orang.  Demikian Petrus, melihat kubur kosong, kain kafan dan kain peluh dalam diam. Sedangkan Murid yang dikasihi Yesus melihat hal yang sama dan percaya. Semua itu membutuhkan proses lebih lanjut untuk percaya bahwa Yesus Bangkit.

Apa yang di percaya oleh Murid yang dikasihi Yesus. Pertama dia percaya bahwa memang benar kubur kosong dan jenasa Yesus tidak ada lagi.  Namun lebih dari itu tanda-tanda lahiria tersebut memberikan pencerahan dan mengingatkan dia akan kata-kata Yesus saat masih bersama berbicara tentang kebangkitan-Nya. Tanpa melihat Yesus keluar dari makam murid itu percaya karena dia mencintai Yesus. Dialah satu-satunya rasul Yesus yang setia mengikuti Yesus sampai di kaki salib. Tentu murid yang dikasih Yesus tidak lain adalah Yohanes.  Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. ( Yoh :19 26-27 )

Murid yang dikasihi Yesus merupakan contoh murid sejati yang mampu melihat dan mengerti arti sesungguhnya dari makam kosong.  Bagi dia makam kosong tidak berarti Yesus telah meninggalkan para murid-Nya tetapi sebaliknya, merupakan bukti bahwa Dia hidup dan terus menyertai mereka.
Paulus mengatakanya kebali dalam suratnya kepada Jemaad di Korintus ,”  bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. (  Kor I 15:4- 5 )
Paulus mengaskan kembali kepada Jemaad di Korintua, “ Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.  Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.  Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. ( Kor I 15 :14-16 )

Paskah telah tiba mari kita rayakan,  semua pada sibuk dengan berbagai hidangan istimewa diatas meja untuk merayakan Paskah. Ada hidangan utama yang mengundang selera dan juga beberapa botol anggur yang dihidangkan. Masuk akal kan, ini hari terbesar di dalam Gereja kita ? Atau dengan situasi Pandemi Virus Corona sehingga tidak ada hidangan istimewa yang disediakan ?  Namun apa sesungguhnya makna Paskah bagi kita, di jaman modern ini ? Tanpa Kebangkitan, kematian Yesus sia-sia, tidak lebih dari kematian para penjahat kelas teri.  Kita semua percaya dengan depenuh hati akan kebenaran iman akan Kristus. Namun dalam situasi penuh tantangan kita bisa menjadi seperti Maria Magdalena atau Petrus yang membutuhkan Proses.

( Yoh 20:1 -13 ) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.  Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."  Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur.  Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur.  Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.

Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah,  sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.  Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.  Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.  Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah.  Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,  dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.  Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

JK Lejab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar