(
Yoh 20 : 1- 13 )
Makam itu telah kosong, fakta yang telah di temukan
Maria Magdalena sehingga ia berlari kembali mencari Petrus dan para murid yang
lain untuk mengungkapkan rasa duka citanya. Maria Magdalena berpikir seperti
semua orang pada umumnya. Biarlah yang tertinggal dari orang dikasihi
senantiasa ada agar mengingatkann kita akan orang yang dicintai itu. Bukankah
hal itu normal ?
Seandainya para penulis injil adalah para pengarang
novel atau penulis sebuah scenario film, sangatlah mungkin mereka menggambarkan
kebangkitan Yesus secara spektakuler dengan tambahan imjinasi liar agar cerita
itu menarik dan laku di pasar. Kisah
kebangkitan Kristus dalam Injil Yohanes jauh dari “ spektakuler “ menurut
ukuran duniawi. Tidak ada cerita yang
mendetail saat Yesus bangun dan melangkah keluar dari makam, karena tak seorangpun dari mereka yang
menyaksikan momen itu.
Kisah Paskah perdana
dalam Injil Yohanes berpusat pada
penemuan tanda-tanda kebangkitan Yesus berupa makam terbuka, ( batu penutup
diambil ), makam kosong, kain kafan di tanah dan kain peluh yang tergulung
rapi. Maria Magdalena, Petrus dan Murid yang dikasihi Yesus memberikan reaksi
berbeda setelah melihat tanda-tanda itu. Maria Mangdalena melihat batu penutup
makam berpindah sehingga menyimpulkan bahwa Tuhan telah di ambil orang. Demikian Petrus, melihat kubur kosong, kain
kafan dan kain peluh dalam diam. Sedangkan Murid yang dikasihi Yesus melihat
hal yang sama dan percaya. Semua itu membutuhkan proses lebih lanjut untuk
percaya bahwa Yesus Bangkit.
Apa yang di percaya oleh Murid yang dikasihi Yesus.
Pertama dia percaya bahwa memang benar kubur kosong dan jenasa Yesus tidak ada
lagi. Namun lebih dari itu tanda-tanda
lahiria tersebut memberikan pencerahan dan mengingatkan dia akan kata-kata
Yesus saat masih bersama berbicara tentang kebangkitan-Nya. Tanpa melihat Yesus
keluar dari makam murid itu percaya karena dia mencintai Yesus. Dialah
satu-satunya rasul Yesus yang setia mengikuti Yesus sampai di kaki salib. Tentu
murid yang dikasih Yesus tidak lain adalah Yohanes. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang
dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah,
anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah
ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. ( Yoh
:19 26-27 )
Murid yang dikasihi Yesus merupakan contoh murid
sejati yang mampu melihat dan mengerti arti sesungguhnya dari makam
kosong. Bagi dia makam kosong tidak berarti
Yesus telah meninggalkan para murid-Nya tetapi sebaliknya, merupakan bukti
bahwa Dia hidup dan terus menyertai mereka.
Paulus mengatakanya kebali dalam suratnya kepada
Jemaad di Korintus ,” bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah
dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah
menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. ( Kor I 15:4- 5 )
Paulus mengaskan kembali kepada Jemaad di Korintua, “ Tetapi
andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan
sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih
dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami
katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak
membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak
dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. ( Kor I 15 :14-16 )
Paskah telah tiba mari kita rayakan, semua pada sibuk dengan berbagai hidangan
istimewa diatas meja untuk merayakan Paskah. Ada hidangan utama yang mengundang
selera dan juga beberapa botol anggur yang dihidangkan. Masuk akal kan, ini
hari terbesar di dalam Gereja kita ? Atau dengan situasi Pandemi Virus Corona
sehingga tidak ada hidangan istimewa yang disediakan ? Namun apa sesungguhnya makna Paskah bagi kita,
di jaman modern ini ? Tanpa Kebangkitan, kematian Yesus sia-sia, tidak lebih
dari kematian para penjahat kelas teri.
Kita semua percaya dengan depenuh hati akan kebenaran iman akan Kristus.
Namun dalam situasi penuh tantangan kita bisa menjadi seperti Maria Magdalena
atau Petrus yang membutuhkan Proses.
( Yoh 20:1
-13 ) Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap,
pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil
dari kubur. Ia berlari-lari mendapatkan
Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada
mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di
mana Ia diletakkan." Maka
berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid
yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai
di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan
melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam.
Maka
datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia
melihat kain kapan terletak di tanah, sedang
kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan
itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang
lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi
Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. Lalu pulanglah kedua murid itu ke rumah. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan
menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat
berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah
kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata
malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?"
Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu
di mana Ia diletakkan."
JK Lejab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar