Senin, 27 April 2020

TUHAN BERIKANLAH KAMI ROTI ITU SENANTIASA


Yoh : 6 30 -35
Pada tanggal 28 April kita rayakan sebagai hari raya orang kudus St. Petrus Chanel. Petrus Chanel dilahirkan di Belley, Perancis pada tahun 1803. Sejak masa kecilnya berumur tujuh tahun ia menggembalakan kawanan domba ayahnya. Meskipun ia miskin namun cerdas dan saleh, hingga suatu hari seorang imam paroki yang baik hati meminta ijin pada orangtuanya untuk menyekolahkannya.  Imam begitu terkesan pada anak ini dan pada akhirnya apa yang ia harapkan orang tuanya mengabulkan permintaannya.  Di sekolah Petrus begitu tekun dalam hal belajar hingga menamatkan sekolahnya di seminari.  Ketika Petrus ditabiskan sebagai Imam ia ditugaskan di Paroki dimana hanya sedikit umat Katolik yang masih mangamalkan imannya. Pastor Petrus Chanel seorang pendoa, ia baik hati dan lemah lembut. Banyak orang kembali mengasihi Yesus dan Gerejanya dengan segenap hati.  Keinginan Pastor Petrus Chanel yakni ingin menjadi seorang misionaris, ia bergabung dengan ordo religius Serikat Maria ( Misionar-Misionaris Maria ) Ia berharap agar dapat diutus untuk mewartakan Injil kepada mereka yang belum percaya kepada Tuhan. Beberapa tahun kemudia ia akhirnya diutus ke pulau Lautan Teduh. Pastor Petrus Chanel dan seorang Bruder ditugaskan di pulau Futuna. Disan penduduk dengan senang hati mendengarkan khotbah Pater Petrus Chanel.  “ Orang ini mengasihi kita “, demikian kata seorang penduduk. “ Dan ia sendiri mengamalkan apa yang diajarkan Pastor Petrus Chanel. Namun sayang sekali Pastos Petrus Chanel di benci oleh kepala suku Futuna karena keberhasilannya membabtis orang-orang disana. Ketika putra dari kepala suku di babtis ia menjadi murkah sehingga mengirimkan sepasukan prajurit untuk membunuh sang misionaris. Sementara terbaring sekarat, yang dikatakan imam hanyalah Aku baik-baik saja ”. Sang misionaris dibunuh pada tanggal 28 April 1841. Tak lama kemudian semua pendduk telah menjadi Kristen dan ia dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII pada tahun 1954.  (@hidupkatolik.com)

Dalam sejarah Bangsa Israel berbangga diri atas pengalaman yang telah diterima yakni roti dari surga sebagai bangsa pilihan Allah.  Tuhan memperhatikan kebutuhan umatNya yang telah bebas dari perbudakan di Mesir dengan memberi mereka manna dan daging burung puyuh ( bdk Kel 16 :1-36 ). Pengalaman perhatian ini membuat bangsa Israel merasa diri istimewa, karena itu Yesus membawah ajaran baru tentang roti kehidupan. Orang-orang di kapernaum menuntut suatu tanda dari Yesus agar mereka dapat percaya kepada pemberitaanNya. Yesus menekankan apa yang dibuat Yahwe di padang gurun itu adalah wujud peneguhan iman atas orang-orang Israel yang baru dibebaskan dari perbudakan Mesir. Dengan manna Yahwe menunjukan bahwa ia memperhatikan keselamatan seluruh bangsa. Sama seperti nenek moyang mereka  dikuatkan imannya karena anuhgera itu, orang-orang akpernaum pun dikuatkan imannya kalau menerima diriNya sebagai roti kehidupan.

Orang-orang Yahudi seringkali terbatas pada perhatiannya pada tokoh-tokoh karismatik seperti Moses/Musa, lalu lupa bahwa dibalik tokoh besar itu adalah Tuhan.  Yesus mengingatkan mereka, bahwa setiap orang harus menggali lebih dalam melewati batas-batas praksisi hingga menggapai inti iman, yakni Tuhan.  Jangan berhenti pada Moses/Musa yang menunjukan  “manna” di padang gurun, tetapi pada Tuhan yang berkuasa menurutnya.  Yesus mengantar orang banyak kepaham baru tentang roti hidup. Ia mengingatkan mereka, bahwa yang memnghidupkan orang beriman bukanlah roti fana melainkan percaya kepada utusan Allah.  Tanda apa yang akan Dia berikan ? Pertanyaannya aneh karena mereka baru saja melihat tanda besar, yakni lima roti dan dua ekor ikan diperbanyak untuk memberi makan lima ribu orang.  Mereka bahkan sudah mengakui Dia secara paksa dan menjadikannya raja ( bdk. Yoh 6 : 14-15 ). Maka pertanyaannya itu bukan untuk mencari jawaban tetapi lebih merupakan luapan kekecewaan.

Apa yang diungkapkan Yesus  adalah perubahan radikal dalam cara beriman. Roti penguat raga itu sudah tidak lagi diberikan karena Tuhan meneruskan berkatnya dengan cara lain yakni rejeki dari pekerjaan. Maka sudah saatnya sisi kerohanian mendapat perhatian lebih. Tawaran roti kehidupan adalah kelanjutan berkat dari Allah dengan cara lain.
Bagi hidup kita masa kini, pengajaran tentang Roti Hidup pun tetap relevan. Kita sering sudah merasa puas dengan ritual keagamaan dan penghayatan iman popular,  tetapi lalai menggali lebih dalam untuk menemukan hakekat iman. Kalau kita memperoleh berkat dari Tuhan, kita ingin agar berkat itu terus dikaruniakan.  Panggilan tak boleh berhenti, karena proses itu justru meneguhkan iman kita akan Yesus Kristus.  Akan tetapi orang beriman yakin bahwa hidup kekal dijamin oleh Yesus setelah mengakhiri perjuangan di dunia ini. Keberhasilan mengatasi kesulitan dan perjuangan di dunia ini membuat orang beriman mengangkat pujian kepada Tuhan.  Mari kita menyadari bahwa Tuhan selalu memberkati kita dengan cara yang dikehendakiNya.

( Yoh 6 30 -35 ) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?  Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."  Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.  Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."  Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."  Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.**JK Lejab**

Jumat, 24 April 2020

SETIAP ORANG YANG PERCAYA PADANYA BEROLEH HIDUP KEKAL


Yoh 3 : 7 -16
Anselmus adalah seorang Doktor Gereja yang di lahirkan di kota Aosta, Pedmont Italia pada tahun 1033.  Ketika ia masih remaja ayahnya menantangnya niatnya untuk menjadi seorang biarawan, berawal dari penolakan dan selama dua belas tahun bersenang-senang sebagai remaja kaya dan pandai, seketika melupakan niatnya menjadi biarawan. Dari penolakan ini tidak disangka jika kelak nanti Tuhan akan memakainya menjadi seorang Teolog dan pinpinan Gereja terbesar. Pada akhirnya ia bosan dengan hidupnya yang serba mewah dan pergi ke Prancis mengunjungi seorang Abbas ( pemimpin biara ) Lanfranc yang kudus dari biara Bec yang terkenal.  Anselmus dibimbing menjadi seorang biarawan Bendiktin.  Setelah tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1078, ia terpilih sebagai Abbas saat ia berumus tiga puluh Tahun. Anselmus dianggap sebagai seorang pemikir yang orisinal dan mandiri. Ia dikagumi karena kesabaran, kelembutan, dan keterampilan mengajarnya. Di bawah kepemimpinannya, Biara Bec menjadi sekolah monastic, sangat berpengaruh dalam studi Filsofis dan Teologi.

Selama kepemimpinannya atas permintaan Komunitas, ia mulai menerbitkan karya-karya filsafat dan teologi yang amat berharga. Karyanya yang paling terkenal adalah  buku Cur Deus Homo (“Why God Became Man”). Anselmus akhirnya di angkat menjadi Uskup Agung Canterbury pada tahun 1093.  Banyak orang sangat mengasihinya namun Raja Wilian II, pemimpin Inggris saat itu menentangnya, terpaksa ia harus mengasingkan diri. Dalam masa pengasingan ia focus pada pelayanan bagi orang-orang miskin. Anselmus sangat vocal menentang perdagangan budak, perjuangan berbuah hasil.  Ia memperoleh surat dewan nasional di Westminster sebagai bagian dari resolusi yang melarang penjualan manusia. Santo Anselmus wafat pada tanggal 21 April 1109 dan menerima kanonisasi oleh Paus Alexander IV pada tahun 1492. ( katakombe.org )

Nikodemua adalah pengajar bangsa Israel, karena itu ia berasal dari kalangan terdidik. Karena iman dan kehidupan sosialnya tak terpisahkan dalam komunitas Yahudi. Bisa dipastikan bahwa Nikodemus terlibat dalam studi intensip tentang Taurat dan kita-kitab para Nabi. Demikian juga rekaman-rekaman sejarah bangsa Israel yang selalu dilihat dalam kerangka rencana keselamatan. Nikodemus mengenal Allah sebagai sebuah hasil studi  dan refleksi, sementara Yesus mengenal Allah sebagai pribadi yang melekat pada Bapa itu sendiri. Karena itu Yesus berani secara tak langsung mengatakan, bahwa karunia semacam itu hanya diberikan kepada mereka yang memang turun dari surga. Itu berarti Yesus turun daru surge dan memiliki pengenalan yang unik tentang hakekat Bapa surgawi. Tidak ada orang yang tidak ingin mengenal Bapa, itu alas an mengapa kita beriman. Namun proses pengenalan Allah bervariasi dari orang-keorang, tergantung pada kerelaan, kehendak bebas dan kemauan untuk merenungkan dalam kerendahan hati. Ia tenggelam dalam intelek semata-mata dan akhirnya tidk mengakui peranan  Tuhan. Nikodemus menunjukan kerendahan hatinya, diujung perjalanan nati ia akan masuk dalam bilangan murid Tuhan. Apa yang anda perjuangkan untuk mengenal Allah secara personal ? Mereka mau meneladani Yesus yang juga miskin, murni dan taat di hadapan Bapa. Itulah cara hidup yang dapat menghadirkan damai surge ke bumi ini.

Sisilain dari kehadiran Yesus ialah melimpahkan hidup umat manusia dengan karunia rahmat yang berkelimpahan. Kelimpahan itu dapat berkaitan dengan kebutuhan rohani, dapat pula kebutuhan jasmania. Apapun bentuknya pesan yang terungkap ialah, bahwa Allah selalu hadir dan mengawani umatnya dengan karunia rahmat. Yang diperlukan manusia ialah kemampuan untuk melihat dan meyakini bahwa Tuhan hadir dan berkarya di tengah kita. Seruan Yohanes,        “ itu Tuhan “ merupakan wujud hati manusia yang menyadari kehadiran Tuhan.  Yesus datang dan menegaskan bahwa Ia berasal dari Surga. Dia datang ke dunia untuk berbicara tentang hal-hal di surga. Perwartaannya menggambarkan hal-hal surgawi. Hal-hal sugawi dinyatakan dengan gambaran duniawi. Yesus menggambarkan Roh yang merupakan kenyataan surgawi, seperti angin yang dapat dialami di dunia. Yesus menggambarkan kehidupan baru dalam Roh, seperti orang yang dilahirkan. Yesus menggambarkan salibNya yang akan membawa semua orang yang percaya, masuk dalam keselamatan di surge, seperti ular tembaga yang di tinggikan oleh Musa yang menyelamatkan orang Israel.  Melalui tanda-tanda duniawi , Yesus memberi gambaran hal-hal surgawi. Ada banyak karunia Ilahi yang kita alami setiap hari namun sering tidak kita sadari bahwa itu adalah karunia Allah.

( Yoh 3:7 -  16 ) Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?  Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.  Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!  Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. 
Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.  Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."  Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.  Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"  Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.  Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, ***Jk Lejab***

PERCAYA KEPADA YESUS SEBAGAI TUHAN


Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal
(Yoh. 3:36)

Kisah Injil yang kita dengar hari menekankan pentingnya menarus kepercayaan dalam iman akan kristus yang hadir kedunia sebagai utusan Allah Bapa. Ayat- ayat Injil suci ini menegaskan bahwa hanya ada dua alternatif: iman atau ketidak taatan, dan masing-masing memiliki akibat sendiri yaitu hidup yang kekal atau menerima murka Allah. Menurut Yohanes tidak ada suatu "posisi yang netral" antara percaya dan tidak taat.

Pemakaian ungkapan tidak taat menjadi kejutan, karena kita berpikir yang tepat adalah "tidak percaya". Tetapi sebenarnya yang dimaksudkan adalah sikap tidak taat terhadap perintah untuk percaya. Jika panggilan untuk percaya kepada Anak ditolak, maka tinggal murka Allah.
Yohanes Pembaptis bersaksi tentang Yesus sebagai Anak Allah yang turun kedunia untuk menyelamatkan manusia.  Dengan demikian jelas memberi pesan bahwa hidup yang kekal hanya dapat diperoleh melalui iman dalam Yesus Kristus.

Di sini penulis Injil ini menampilkan ciri-ciri khas dari Yesus, khususnya yang menjadikan-Nya berbeda dengan Yohanes Pembaptis. Yesus berasal dari surga, sehingga Dia berada di atas semua orang dan semua hal duniawi. Dia memberikan kesaksian tentang apa yang dilihat dan didengar-Nya, suatu kesaksian tentang hal-hal surgawi. Hanya orang yang sudah lahir baru, yaitu orang-orang yang telah dilahirkan oleh Roh, yang dapat menghargai kesaksian-Nya. Orang-orang yang mempercayai kesaksian-Nya tidak memerlukan pembuktian lain. Kristus memberitakan firman Allah  sebagai saksi yang setia. Kesempurnaan firman tersebut, dan juga ketepatannya, dijamin oleh karunia Roh tak terbatas yang dipercayakan kepada-Nya. Melalui Dia, Roh yang sama diberikan kepada orang lain tanpa betas. Kristus merupakan obyek khusus dari kasih Allah dan ahli waris dari seluruh kekayaan ilahi. Dia adalah batu ujian untuk hidup yang kekal atau murka yang abadi. Point penting yang ditegaskan Injil adalah kebenaran Allah yang dinyatakan oleh Yesus Kristus.  Melalui diri Yesus Kristus, melalui karya-Nya di dalam dunia ini. Ketika kita mengenal Allah yang dinyatakan di dalam Yesus Kristus, maka kita akan melihat kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus.

Ketika kita mengenal Dia maka kita akan diubahkan menjadi serupa dengan Dia, dari anugerah ke anugerah yang lebih besar yang menjadikan kita semakin serupa dengan Kristus. Ketika kita mengenal Dia, bersekutu dengan Dia, memiliki relasi dengan Dia, hidup kita sendiri diubahkan hari demi hari menjadi serupa dengan Kristus; dan ini adalah hal yang sangat praktikal.
Hal yang kita bicarakan tentang Kristus, yang Dia kerjakan adalah hal yang praktikal. Ada jemaat yang bertanya, apa gunanya belajar tentang doktrin-doktrin yang tinggi, yang rumit, yang dalam; sedangkan dalam realitanya hidup orang Kristen itu mengalami banyak kesulitan, di dalam pekerjaan, dalam rumah-tangga, maslah keuangan, para pemuda bergumul dengan pornografi, ada yang sakit, anak-anak yang tidak diperhatikan oleh orang tuanya, keluarga yang retak dan hancur, dan sebagainya.

Yohanes berbicara tentang kemuliaan Kristus, tetapi apa relevansinya dengan hidup kita? Bukan berarti bahwa hal-hal hidup sehari-hari itu tidak penting. Gereja ini justru membahas rahasianya - justru waktu kita menghadapi hal-hal yang real seperti itu, jangan membahas hal-hal seperti itu secara fenomena Karena dalam hal-hal praktikal itu, salah satu persoalannya adalah kita perlu mengenal Allah. Justru itulah intinya. Untuk menghadapi persoalan-persoalan tersebut justru kita perlu mengenal Dia, mengenal kemuliaan-Nya, memiliki relasi dengan Dia dan mengenal siapa Allah itu. Ketika kita mengenal Dia, maka sesungguhnya hidup kita akan diubah, kita akan menerima anugerah demi anugerah, Tuhan akan membentuk hidup kita, memberikan kita visi, memberikan pengertian dan bijaksana dalam kehidupan yang real, sehingga hidup kita diarahkan kearah yang benar.

Bagi kita, kesaksian Yohanes ini semakin menambah iman dan kepercayaan kita akan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup. Ia yang datang menebus dan menyelamatkan kita dari kematian kekal, kita dibawa pada kehidupan kekal. Yesus yang datang dari sorga adalah Anak Tunggal Bapa yang menjadi manusia demi keselamatan manusia. Ia kembali ke sorga dengan membawa orang-orang yang percaya kepada-Nya. Janji keselamatan diberikan oleh Dia yang berasal dari dan adalah sumber keselamatan itu sendiri.

Selain itu, Yohanes menjadi gambaran kehidupan kita yang sering kali tidak kita lakukan. Yohanes berani membesarkan nama orang lain, ia memberi kesaksian yang baik tentang orang lain, ia ‘memasarkan’ orang lain supaya mempunyai ‘daya jual’ yang tinggi. Apa yang sering kita lakukan sepertinya justru kebalikan dari apa yang dilakukan Yohanes. Jika ada orang yang kita anggap saingan, justru yang paling sering kita lakukan adalah berusaha untuk ‘membinasakannya’, membuatnya tidak lagi menjadi tenar melebihi kita. Dalam percakapan harian misalnya, tidak jarang orang justru memberi kesaksian yang mematikan tentang orang lain. Fitnah yang didasari irihati sering kali timbul dalam kebersamaan kita.
Mari kita memberi kesaksian yang menghidupkan tentang orang lain. Memberi kesaksian yang tidak baik, bahkan tidak sesuai dengan kenyataan, itu sama saja kita membunuh orang yang tidak bisa membela diri dihadapan kita. Semoga kita berani untuk bersaksi karena kita adalah murid-murid Kristus yang sudah ditebus dari kematian kekal.

Ditengah kehidupan yang kita jalani tidak selalu berjalan dengan mulus, kita pasti akan berhadapan dengan berbagai macam persoalan, curamnya pergumulan dan penderitaan. Dalam keadaan seperti ini kita seharusnya memilih jalan menerima penderitaan dengan ikhlas. Namun di dalam keikhlasan itu, kita tidak kehilangan pengharapan dan rasa percaya kepada Tuhan, sebab Tuhan selalu ada dan menolong kita. Dengan iman yang tetap bertahan, dengan keyakinan bahwa Tuhan tidak selamanya membiarkan kita berkubang dalam penderitaan hidup. Dia akan hadir disaat penderitaan kita dan membawa kita keluar dari kesulitan hidup kita dengan cara yang dikehendaki-Nya.
Syarat untuk masuk dalam sukacita surgawi adalah percaya kepada Allah Bapa yang hadir dalam diri Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan abadi. Dan kepercayaan itu mesti diimbangi dengan tindakkan-tindakkan kasih bagi banyak orang.  Iman yang teguh akan penyelenggaraan Allah bagi hidup kita akan mengantar kita semua pada sukacita abadi. Amin. *** Daniel Kuma***

Jumat, 17 April 2020

PASKAH MENGUBAH KITA UNTUK BERSAKSI


Kis 4:13-21 & Mrk 16:9-15
Para murid masih berkabung dan menangis. Oleh sebab itu, berita sukacita atas kebangkitan Tuhan tidak mudah mereka percaya. Mereka bisa mendengarkan cerita Maria Magdalena, akan tetapi tidak menerima kesaksiannya. Mereka juga tidak percaya pada kesaksian dua orang murid yang mengadakan perjalanan ke Emaus dan telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
 
Ketidakpercayaan dan kedegilan hati ini baru bisa berubah ketika Yesus sendiri menampakkan diri kepada mereka. Persisi seperti Maria Magdalena dan kedua murid ke Emaus. Mereka menjadi percaya setelah Tuhan menampakkan diri kepada mereka. Demikianlah kepada kesebelas murid-Nya. Dengan penampakkan-Nya, Yesus membuat mereka bangkit dari keterpurukan mereka. Para murid mengalami sukacita sebagaimana yang telah dialami Maria Magdalena dan kedua murid ke Emaus. Dalam situasi dan pengalaman sukacita para murid itulah, Yesus secara otoritatif memberikan perintah kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. 


Menjadi terang di sini bahwa perubahan situasi para murid memang menjadi tuntutan penting karena berkaitan dengan semangat dan komitmen mereka untuk menjalankan tugas perutusan yang diberikan Yesus. Perubahan itu tidak bisa tidak bersifat hakiki. Dan benar adanya. Hidup para murid Yesus pasca penampakkan Tuhan menunjukkan bahwa perubahan yang mereka alami itu adalah perubahan yang hakiki.
 
Yohanes dan Petrus menunjukkan bahwa pengalaman akan kebangkitan Tuhan itu telah menjiwai hidup mereka sepenuhnya sehingga mereka tidak takut dalam menjalankan tugas perutusan mereka. Jelas terlihat. Pada saat sebelum penampakan Tuhan, mereka tinggal dalam ketakutan terhadap orang Yahudi dan para pemimpin agama Yahudi. Mereka takut ditangkap, dianiaya dan dibunuh. Namun setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit mereka begitu berani dan kokoh berdiri di hadapan pengadilan agama. Mereka tidak takut siapapun, kecuali kepada Allah.

Sebaliknya, dengan gagah perkasa keduanya memberi kesaksian tentang Kristus yang bangkit. Biar pun tekanan demi tekanan diberikan agar keduanya tidak lagi berbicara kepada orang dalam nama Yesus, namun nyatanya hal itu tidak pernah bisa mematikan semangat mereka. Semangat mereka menjadi semakin berkobar-kobar untuk bersaksi. Mereka memilih untuk taat kepada Allah daripada taat kepada manusia, yakni kepada para pemimpin agama Yahudi yang penuh dengan tipu muslihat dan kejahatan. Dengan jelas mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin agama itu: “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar". Sungguh heroik para murid Yesus. Inilah hidup baru para murid pasca Tuhan menampakkan diri.


Sebagaimana para murid mengalami perubahan hidup yang mendasar karena kebangkitan Tuhan dan telah membawa mereka kepada penunaian tugas misi dengan penuh semangat dan gagah perkasa, demikialah kita yang oleh iman akan Kristus telah mengambil bagian dalam persekutuan murid Kristus. Paskah mesti membawa perubahan berarti dalam hidup iman dan tugas perutusan kita. Apabila paskah yang kita rayakan sungguh mempertemukan kita dengan Dia yang bangkit, maka pastilah kita akan diubah oleh Dia yang berkuasa mengubah hidup kita. Perubahan itu membuat kita menjadi aktif dan partisipatif dalam tugas mesioner Gereja, yakni membawa kabar sukacita kebangkitan Tuhan kepada semua orang.

Mengabarkan sukacita paskah Tuhan berarti menghadirkan Tuhan bagi orang lain. Dengan itu mereka pun dapat diubah Tuhan dari situasi hidup mereka. Kita dapat memaknai tugas perutusan kita itu dengan hal-hal dapat kita lakukan. Ke tempat di mana ada pertikaian dan kekacauan kita hadir untuk membawa perdamaian dan kerukunan; ke tempat  di mana ada kebencian dan tidak ada pengampunan kita hadir  membawa pengampunan dan rekonsiliasi; ke tempat di mana yang ada adalah keputusasaan maka kita hadir untuk membangkitkan harapan dan meneguhkan; ke tempat  di mana ada kecemasan dan ketakutan kita hadir untuk membawa kekuatan; ke tempat di mana ada tipu muslihat dan kepalsuan kita hadir untuk membawa ketulusan hati; ke tempat di mana ada kesesatan kita hadir untuk membawa kepastian dan kebenaran; ke tempat di mana ada  kesedihan kita hadir untuk membawa  kegembiraan; ke tempat di mana ada kegelapan kita hadir sebagai obor yang membawa terang. Itulah caranya kita menghadirkan Tuhan yang bangkit bagi orang lain.

Kita pasti akan berhadapan dengan tantangan dan kesulitan dalam mewartakan kabar sukacita Tuhan, akan tetapi kita yakin dan percaya bahwa Tuhan membuat kita teguh berdiri dalam komitmen iman kita. Dan Dia sendirilah yang akan menyelesaikan pekerjaan-Nya yang telah Ia mulai dalam diri kita serta mendatangkan hasilnya menggembirakan.

Apol Ado Wuwur