Minggu, 01 November 2020

Menghadirkan Allah dan Kerajaan-Nya

Luk 13:18-21

Yesus menggunakan hal-hal praktis dalam kehidupan manusia untuk menjelaskan Kerajaan Allah. Meskipun hal-hal tersebut tidak serta merta menggambarkan Kerajaan Allah secara tuntas, namun karena manusia dekat dengan simbol-simbol, lagi pula dunia ini penuh dengan tanda-tanda dari Kerajaan Allah, maka Yesus tak mengelak untuk menggunakannya, malah Ia sering menggunakannya.

 

Dalam Injil hari ini Yesus menggunakan materi dari dunia pertanian dan kehidupan ibu rumah tangga untuk menjelaskan tentang Kerajaan Allah. Biji sesawi adalah jenis bebijian yang paling kecil, namun ketika bertumbuh ia menjadi sayuran pohon yang paling besar, berimbun dan karena itu menjadi tempat burung-burung bersarang. Ragi adalah bahan adonan roti yang membuat adonan mengembang. Dengannya roti menjadi lembut dan enak dimakan.

 

Kedua perumpaan itu diangkat Yesus untuk menunjukkan akibat yang muncul dari permulaan yang kecil. Dalam hal ini yang dimaksudkan ialah bahwa Kerajaan Allah yang hadir dan berkembang di dunia ini bermula dari hal-hal kecil dan sederhana yang mungkin saja luput dari perhatian manusia, bahkan disepelehkan atau dilupakan begitu saja karena terlampau kecil dan sederhana.  

 

Dalam Injil hari sebelumnya kita menemukan hadirnya Kerajaan Allah itu nyata dalam diri seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun menderita sakit karena kuasa Iblis dan telah dibebaskan oleh Yesus. Namun karena terjadi pada orang sederhana plus dalam keadaan sakit, maka hal itu tidak tampak bagi kepala rumah ibadah. Kemunafikannya membutakan mata imannya untuk melihat tanda kehadiran Kerajaan Allah yang nyata dalam diri perempuan itu.

 

Dua perumpamaan yang diangkat Yesus ini memberi pelajaran berarti bagi kita, pertama-tama dan terutama adalah agar kita menaruh harapan akan permulaan Kerajaan Allah dalam kejadian-kejadian kecil, juga orang-orang kecil dan sederhana yang acapkali dipandang sebelah mata dan dikucilkan dari relasi sosial. Acapkali bahwa yang kecil dan sederhana itu memberikan hal-hal yang berguna, namun sayangnya  baru disadari setelah segala sesuatu itu sudah terjadi atau berlalu.

 

Allah itu akbar dan berkuasa mutlak juga dalam hal-hal yang besar. Dengan bersabda saja Ia bisa melakukan suatu yang menakjubkan. Namun Dia yang akbar itu menghargai proses dan dinamika pertumbuhan kerajaan-Nya di dunia ini di antara manusia. Maka Ia memulainya dalam hal-hal kecil dan sederhana namun unik. Pertumbuhannya pasti dan berdaya memengaruhi siapapun yang terbuka hatinya.

 

Jika Allah menunjukkan permulaan Kerajaan-Nya di tengah kita dalam hal-hal kecil dan sederhana maka Allah juga meminta kepada kita agar mau menghargai hal-hal kecil dan sederhana sebagai bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan Kerajaan Allah di dunia. Dengan menerima dan menghargai hal kecil dan sederhana kita bisa mengorientasikan hidup kita kepada dan bagi pemenuhan Kerajaan Allah sebagaimana yang Ia kehendaki.

 

Tidak perlu berpikir muluk-muluk dan susah-susah. Hidup kita yang berorientasi kepada Allah dan kerajaan-Nya akan sangat menentukan mutu hidup kita. Betapapun kecil dan sederhana apa yang kita tampilkan dalam hidup kita akan selalu menjadi bagian dari tanda-tanda kehadiran Kerejaan Allah di tengah dunia ini. Allah sendiri akan menggunakan hidup kita sebagai tanda bagi yang lain dan mendatangkan pengaruh yang baik dan membangun.

 

Betapa menyenangkan hati ini mengalami bahwa Allah dan kerajaan-Nya hidup dan berjaya di tengah-tengah kita oleh karena masing-masing kita berlomba-lomba untuk hidup dalam cara-cara yang dikehendaki Allah dan hadir bagi yang lain sebagai tanda dari Allah. Yang dikehendak Allah untuk kita lakukan agar bisa menghadirkan kerajaan-Nya secara nyata di tengah dunia ini adalah tinggal dalam kasih Allah. Jika ada kasih di antara kita maka Allah hadir di tengah-tengah kita. Dan kasih itu sendiri nyata dalam perbuatan-perbuatan, situasi dan pengalaman yang biasa dan sederhana namun berdaya memengaruhi orang lain.

 

Marilah kita belajar untuk menunjukkan hadirnya Allah dan kerajaan-Nya dalam hidup kita, bukan dalam cara-cara yang hebat dan luar biasa, tetapi dalam cara-cara yang biasa. Yang luar biasa akan terjadi dengan sendirinya. *** Apol***

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar