Senin, 30 November 2020

Anugerah Pengertian Akan Kebenaran Rohani

Yes 11:1-10 & Luk 10:21-24

Nabi Yesaya meramalkan suatu dunia baru di masa depan yang akan dipimpin oleh sang Tunas baru yang timbul dari tunggul Isai, ayah Daud. Di bawah kepemimpinannya, dunia ini akan dipulihkan dan diubah kepada kebenaran, keadilan, kebaikan, kedamaian dan kesejahteraan.


Awal penggenapan ramalan ini terpenuhi tujuh ratus tahun sesudahnya ketika Yesus Kristus lahir ke dunia dan penyempurnaannya baru terealisasi sesudah Yesus datang kali kedua untuk mengadili dunia ini dengan keadilan, kebenaran, dan kejujuran.


Sekalipun awal penggenapan ramalan Yesaya ini sudah terpenuhi, namun tidak semua orang mampu melihat dan menerima kebenaran ini. Menurut Injil Lukas, hanya orang-orang yang rendah hati sajalah kepada mereka Tuhan anugerahkan pengertian dan mata iman untuk melihatnya. Dan orang-orang itu bukan dari kalangan cerdik pandai dan bijak bestari, melainkan orang-orang kecil dan sederhana.


Orang-orang bijak sudah merasa penuh dengan pengetahuannya dan dalam rasa superioritas atas pengetahuannya mereka memandang diri dapat menemukan keselamatannya sendiri. Mereka menolak untuk menerima kebenaran dari Allah sendiri, dari firman yang disampaikan-Nya dengan konsekuensi disingkirkan dari persekutuan dan pengenalan akan Yesus Kristus.


Penginjil Lukas sebaliknya mengisahkan bahwa Yesus bergembira dan dipenuhi dengan sukacita karena Allah yang dipanggil-Nya sebagai Bapa itu telah menganugerahi pengertian akan kebenaran rohani kepada para murid-Nya, orang-orang kecil dan sederhana. Misteri keselamatan Allah dinyatakan kepada mereka yang sudah sejak semula dalam kesederhanaan hidup membuka hati mereka bagi panggilan Yesus dan mau dijadikan sebagai penjala manusia.


Yesus kemudian memerluas anugerah pengertian akan kebenaran roahani kepada semua orang kecil yang rendah hati ketika Ia berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat” (Luk 10:23). Artinya, bukan hanya kepada para murid di sekeliling kehidupan Yesus pada waktu itu, melainkan kepada semua orang yang sederhana dan membuka hatinya kepada firman Allah akan melihat dengan terang misteri keselamatan Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus.

 

Kepada orang-orang demikian Yesus menyatakan kepedulian dan keberpihakan-Nya. Ia membawa mereka semua dalam doa syukur kepada Bapa-Nya. Tidak hanya itu, orang-orang kecil, rendah hati dan terbuka itulah yang akan dibawa oleh Yesus sendiri untuk mendapatkan bagian dalam kehidupan dunia baru yang telah dipulihkan-Nya. Mereka akan mengalami sukacita yang paripurna dan sukacita itu tidak akan pernah diambil dari mereka.


Kita telah mengambil bagian dalam kemuridan Yesus yang memberikan kita garansi untuk mengambil bagian dalam kehidupan dunia baru. Keadaan dunia baru itu sudah dan sedang kita alami. Namun karena kepenuhannya masih akan terjadi kelak dan kenyataan bahwa dunia ini masih ditandai dengan berbagai pengalaman yang menantang iman, maka kita dituntut bagaimana seharusnya menunjukkan keterbukaan hati kita terhadap anugerah rohani.

 

Kerendahan hati menyadarkan kita bahwa kita tetap membutuhkan anugerah Allah yang menopang perjuangan kita sambil kita menantikan kepenuhan dunia baru. Kita tidak pernah merasa cukup dan bangga atas apa yang telah kita punyai, apalagi merasa bijak dan pandai, melainkan terbuka untuk menerima anugerah pengertian atas kebenaran rohani yang Ia nyatakan dalam sabda-Nya maupun dalam firman kehidupan.


Keterbukaan hati membuat kita mampu menerima anugerah rohani untuk melihat misteri keselamatan Allah yang sedang bekerja dan itulah kekuatan dasar yang meneguhkan hati kita untuk melampaui tantangan yang kita alami sementara kita menanti kepenuhan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera.


Untuk itu maka marilah kita belajar menjadi murid Tuhan yang rendah hati, menunjukkan sikap hidup yang sederhana dan merasa bergantung akan penyelenggaraan ilahi. Kita pasti akan mendapatkan anugerah pengertian untuk melihat misteri keselamatan Allah dan digerakkan untuk menunjukkan sikap hidup seorang murid Tuhan yang selalu siap menantikan kepenuhan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera. *** Apol***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar