Yes 11:1-10 & Luk 10:21-24
Nabi
Yesaya meramalkan suatu dunia baru di masa depan yang akan dipimpin oleh sang
Tunas baru yang timbul dari tunggul Isai, ayah Daud. Di bawah kepemimpinannya,
dunia ini akan dipulihkan dan diubah kepada kebenaran, keadilan, kebaikan,
kedamaian dan kesejahteraan.
Awal penggenapan ramalan ini terpenuhi tujuh ratus tahun sesudahnya ketika
Yesus Kristus lahir ke dunia dan penyempurnaannya baru terealisasi sesudah
Yesus datang kali kedua untuk mengadili dunia ini dengan keadilan, kebenaran,
dan kejujuran.
Sekalipun awal penggenapan ramalan Yesaya ini sudah terpenuhi, namun tidak
semua orang mampu melihat dan menerima kebenaran ini. Menurut Injil Lukas,
hanya orang-orang yang rendah hati sajalah kepada mereka Tuhan anugerahkan
pengertian dan mata iman untuk melihatnya. Dan orang-orang itu bukan dari
kalangan cerdik pandai dan bijak bestari, melainkan orang-orang kecil dan
sederhana.
Orang-orang bijak sudah merasa penuh dengan pengetahuannya dan dalam rasa
superioritas atas pengetahuannya mereka memandang diri dapat menemukan
keselamatannya sendiri. Mereka menolak untuk menerima kebenaran dari Allah
sendiri, dari firman yang disampaikan-Nya dengan konsekuensi disingkirkan dari
persekutuan dan pengenalan akan Yesus Kristus.
Penginjil Lukas sebaliknya mengisahkan bahwa Yesus bergembira dan dipenuhi
dengan sukacita karena Allah yang dipanggil-Nya sebagai Bapa itu telah
menganugerahi pengertian akan kebenaran rohani kepada para murid-Nya,
orang-orang kecil dan sederhana. Misteri keselamatan Allah dinyatakan kepada
mereka yang sudah sejak semula dalam kesederhanaan hidup membuka hati mereka
bagi panggilan Yesus dan mau dijadikan sebagai penjala manusia.
Yesus kemudian memerluas anugerah pengertian akan kebenaran roahani kepada
semua orang kecil yang rendah hati ketika Ia berkata: “Berbahagialah mata yang
melihat apa yang kamu lihat” (Luk 10:23). Artinya, bukan hanya kepada para
murid di sekeliling kehidupan Yesus pada waktu itu, melainkan kepada semua
orang yang sederhana dan membuka hatinya kepada firman Allah akan melihat
dengan terang misteri keselamatan Allah yang nyata dalam diri Yesus Kristus.
Kepada
orang-orang demikian Yesus menyatakan kepedulian dan keberpihakan-Nya. Ia
membawa mereka semua dalam doa syukur kepada Bapa-Nya. Tidak hanya itu, orang-orang
kecil, rendah hati dan terbuka itulah yang akan dibawa oleh Yesus sendiri untuk
mendapatkan bagian dalam kehidupan dunia baru yang telah dipulihkan-Nya. Mereka
akan mengalami sukacita yang paripurna dan sukacita itu tidak akan pernah
diambil dari mereka.
Kita telah mengambil bagian dalam kemuridan Yesus yang memberikan kita garansi
untuk mengambil bagian dalam kehidupan dunia baru. Keadaan dunia baru itu sudah
dan sedang kita alami. Namun karena kepenuhannya masih akan terjadi kelak dan
kenyataan bahwa dunia ini masih ditandai dengan berbagai pengalaman yang
menantang iman, maka kita dituntut bagaimana seharusnya menunjukkan keterbukaan
hati kita terhadap anugerah rohani.
Kerendahan
hati menyadarkan kita bahwa kita tetap membutuhkan anugerah Allah yang menopang
perjuangan kita sambil kita menantikan kepenuhan dunia baru. Kita tidak pernah
merasa cukup dan bangga atas apa yang telah kita punyai, apalagi merasa bijak
dan pandai, melainkan terbuka untuk menerima anugerah pengertian atas kebenaran
rohani yang Ia nyatakan dalam sabda-Nya maupun dalam firman kehidupan.
Keterbukaan hati membuat kita mampu menerima anugerah rohani untuk melihat
misteri keselamatan Allah yang sedang bekerja dan itulah kekuatan dasar yang
meneguhkan hati kita untuk melampaui tantangan yang kita alami sementara kita
menanti kepenuhan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera.
Untuk itu maka marilah kita belajar menjadi murid Tuhan yang rendah hati,
menunjukkan sikap hidup yang sederhana dan merasa bergantung akan penyelenggaraan
ilahi. Kita pasti akan mendapatkan anugerah pengertian untuk melihat misteri
keselamatan Allah dan digerakkan untuk menunjukkan sikap hidup seorang murid
Tuhan yang selalu siap menantikan kepenuhan hidup dalam sukacita dan damai
sejahtera. *** Apol***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar