Tit 3:1-7
St. Paulus memberikan
nasihat kepada Titus agar ia mengingatkan umat untuk “tunduk pada pemerintah
dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan
yang baik” (Tit 3:1). Maksud Paulus adalah agar semua orang percaya menjadi
warga negara yang baik dengan menunjukkan ketaatan kepada pemerintah dan
peraturan sipil. Ketaatan terhadap pemimpin sipil adalah bagian dari keutamaan
Kristiani. Orang beriman bukan lawan dari negara, melainkan bagian dari negara
dan itu ditunjukkan dalam perilaku hidup yang baik yang dapat dicontohi.
Nasihat Paulus ini
tentu tidak terlepas dari keyakinan dasar sebagaimana yang dikemukakan dalam
surat kepada orang Roma bahwa pemerintah adalah lembaga yang didirikan dan
ditetapkan oleh Allah untuk mengurusi kepentingan orang banyak agar hidup dalam
keteraturan (lih. Rm 13:1-7). Pemerintah dengan demikian adalah hamba Allah yang
dihadirkan demi kebaikan masyarakat. Ia menjadi alat di tangan Allah untuk melakukan
keadilan dengan membatasi kejahatan melalui cara menjatuhkan hukuman kepada
pelaku kejahatan dan melindungi yang baik dalam masyarakat (Rm 13:3-4).
Kecuali jika dengan
terang dan jelas bahwa pemerintah dan peraturan sipil itu berlawanan dengan kebenaran
yang dinyatakan Kitab Suci, maka dalam hal ini umat harus memilih lebih taat
kepada Allah (Kis 5:29). Jadi, meskipun pemilihan dan penetapan itu berasal
dari Allah, namun ketika pemerintahan sipil itu tidak menjalankan fungsinya
sesuai rencana Allah maka secara otomatis ia sudah tidak berasal dari Allah
lagi dan ketaatan terhadapnya adalah petaka.
Pemilihan dan
penetapan Allah atas pemerintahan sipil dan hukum sipil adalah hidup manusia di
dunia ini penuh dengan kejahilan dan kecemaran akibat dosa. Hal demikian
menuntut perlu adanya kekuasaan yang mampu menentukan secara legitim
pembatasan-pembatasan seperlunya dalam dunia sipil, agar semua orang
terlindungi dan terbebaskan dari pelanggaran-pelangaran hukum yang merugikan
kepentingan bersama. Allah menghendaki agar kebaikan dan keadilan tercipta juga
melalui kekuasaan sipil dan penerapan hukum sipil yang berkeadilan. Pemerintah
adalah wakil Allah di dunia ini.
Dengan demikian,
ketaatan terhadap pemerintah dan peraturan sipil serta tuntutan akan hidup baik
dalam masyarakat bukanlah hal yang bebas dari maksud dan rencana Allah,
melainkan bagian dari hidup orang beriman yang menaati rencana Allah. Dalam konteks
ini, Paulus dengan jelas mengatakan bahwa melawan pemerintah adalah melawan
ketetapan Allah dan itu mendatangkan hukuman (lih. Rm 13:2).
Secara praktis,
nasihat Paulus itu berhubungan erat juga
dengan kepentingan kesaksian hidup dan pemberitaan Injil. Tuntutan akan hidup
baik sebagai warga negara, seperti yang dinyatakan Yesus dalam Mat 17:24-27;
22:15-22 dan kemudian diangkant kembali oleh Paulus (Rm 13:1-7) dan Petrus (1
Pet 2:13-17) dalam bahasa mereka masing-masing, menjadi bagian integral dari
pemberitaan Injil. Sulit membayangkan bagaimana pemberitaan Injil menjadi
efektif dan berdaya memengaruhi tanpa ditunjang dengan perilaku hidup baik
sebagai warga negara.
Sebagai umat beriman
yang hidup dalam bingkai NKRI, kita memiliki panggilan iman untuk hidup secara
penuh sebagai warga sipil dengan menunjukkan ketaatan, dalam bahasa Paulus
“tunduk”, kepada pemerintahan yang telah dipilih secara demokratis, menunjukkan
hormat kepada dan mendoakan para pemimpin (1 Tim 2:1-3), bekerja dengan giat
dalam membangun tatanan hidup yang baik dan penuh dengan keadilan serta
menghindari pertengkaran dan perselihan yang merugikan kepentingan bersama.
Ketidaktaatan
terhadap pemerintahan sipil dan hukum yang mengarahkan kita kepada kebaikan
bersama mendatangkan konsekuensi yang tidak saja dirasakan oleh kita sendiri,
melainkan juga segenap orang banyak. Ini menunjuk kepada perilaku melawan Allah
dan rencana-Nya untuk kebaikan bersama kita serta tuntutan dasariah panggilan
kristiani untuk hidup baik dan bekerja dengan baik dalam wadah NKRI demi
menciptakan kebaikan dan keadilan.
Berkenaan dengan ini
maka patutlah kita membangun kesadaran dalam diri kita bahwa iman menuntut
panggilan untuk hidup secara penuh sebagai warga sipil, dan itu kita tunjukkan dengan
ketaatan yang sepatutnya kepada pemerintah dan hukum sipil yang ada. Ketaatan kita
itu adalah ekspresi iman kepada Allah
yang menghendaki kebaikan bersama bagi kita.
Marilah kita
mendukung pemerintah kita yang telah dipilih secara demokratis dan telah
berupaya membangun bangsa dan negara ini ke arah cita-cita bersama dengan
doa-doa kita pun pula dengan melakukan setiap pekerjaan kita masing-masing
dengan baik*** Apol***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar