Senin, 01 Juni 2020

MENANTIKAN LANGIT YANG BARU DAN BUMI YANG BARU


2 Ptr 3:12-15a.17-18 & Mrk 12:13-17
Tuhan menjanjikan langit yang baru dan bumi yang baru. Langit dan bumi baru yang ditantai dengan kebenaran itu menggantikan langit dan bumi yang akan berlalu. Semua orang percaya akan masuk dan mengalami situasi yang tidak akan pernah berubah di dalam dunia dan langit yang baru itu.
Dunia dan langit baru itu dinantikan sebab belum tiba saatnya. Menantikan bukan dengan pasif di mana orang bermalas-malasan menunggu saatnya tiba (lih. 2 Tes 3:10-11), melainkan secara aktif berjuang untuk hidup dengan benar, sehingga ketika tiba saatnya kita “kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia”(2 Ptr 3:14).

Dalam perjuangan menantikan “keadaan baru” itu, Petrus menasihati agar berwaspadalah selalu. Kewaspadaan menyadarkan kita selalu akan situasi nyata yang dialami dan bagaimana kita seharusnya mengambil sikap yang tepat terhadap situasi itu, sehingga kita tidak terjebak di dalamnya. Dalam bahasa Petrus, kewaspadaan membuat kita tidak  terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan tidak kehilangan peganganmu yang teguh (2 Ptr 3:17).
Kewaspadaan itu pula yang diingatkan Yesus dalam banyak kesempatan. Injil hari ini mengisahkan bagaimana Yesus menunjukkan kewaspadaan-Nya terhadap jebakan orang Farisi dan Herodian. Dengan bertanya soal apakah boleh membayar pajak kepada kaisar atau tidak, mereka berharap mendapatkan suatu kesalahan untuk menyalahkan dan mendiskreditkan Yesus. Atas kesaksian yang mereka peroleh, mereka dapat membawa Yesus kepada pengadilan.

Namun Yesus tahu permainan licik mereka. Maka dengan licik pula Ia menanggapi jebakan mereka.  "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!" adalah jawaban yang membuat para musuh-Nya bertekuk lutut. Orang Farisi dan Herodian tidak berkata apa-apa lagi setelah Yesus menjawabi pertanyaan mereka.
Inilah jalan yang ditunjukkan Yesus untuk semua orang yang percaya kepada-Nya agar senantiasa waspada terhadap kesesatan yang menjerumuskan kita ke dalam dosa dan kematian.
Kesesatan itu bisa datang dari orang-orang yang tidak percaya dan yang menentang kebenaran yang diidentifikasi Petrus sebagai “orang-orang yang tak mengenal hukum” dan oleh penginjil dirujuk langsung kepada identitas orang yang jelas, yakni orang Farisi dan Herodian. Namun kesesatan juga datang dari diri kita sendiri yang mengutamakan “keinginan daging” daripada keinginan Roh. Keinginan Roh adalah kebenaran.

Agar kita dapat waspada maka Petrus menasihati kita: “... bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita” (2 Ptr 3:18). Dengan menghayati nasihat ini, kita memperoleh di dalam diri kita kekuatan yang diperlukan untuk sadar senantiasa dan tidak terlena dalam situasi dunia yang menjerumuskan.Kita tetap teguh berdiri dalam kebenaran iman dalam segala situasi. Kita pun dikuatkan untuk sabar menanggung segala sesuatu demi keadaan hidup kita yang baru di bawah bumi dan langit yang baru.
Sekarang kita masih berada di langit dan bumi yang akan segera berlalu. Kita masih berjuang dan terus berjuang. Bukan hanya berjuang melawan diri sendiri, tetapi juga berjuang untuk menghadapi dunia dengan kebenaran-kebenarannya sendiri yang jika tidak diwaspadai dapat menggiring dan menyesatkan kita.

Konteks kehidupan bangsa kita juga menuntut sikap iman yang mantap. Sikap iman itu membantu kita untuk memilah mana yang benar dan harus diperjuangkan dan mana yang berusaha dibenarkan dengan tujuan yang menjerumuskan dan karena itu harus dielakkan.
Ketika Petrus berbicara tentang menantikan langit dan bumi yang baru yang ditandai oleh kebenaran, maka sebagai orang beriman kita dapat menerjemahkan hal ini juga dalam konteks kehidupan berbangsa kita yang demikian. Kebenaran sepenuhnya ada pada langit dan bumi yang baru, akan tetapi juga harus diperjuangkan di bawah langit dan bumi sekarang ini, di langit dan bumi Indonesia yang kita cintai ini. Maka kewaspadaan diminta dari kita agar kita tidak tergiring oleh pemikiran-pemikiran yang merusakkan dan menghancurkan bangsa kita.
Marilah kita menumbuhkembangkan kasih karunia dan pengenalan akan Dia terus-menerus di dalam diri kita karena itulah kekuatan kita untuk menantikan langit dan bumi yang baru di bawah langit dan bumi sekarang ini. Kita pasti dibukakan jalan untuk waspada, dijiwai untuk memperjuangkan kebenaran iman yang kita akui dan sabar menantikan kepenuhannya yang akan datang. ***Apol Wuwur***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar