Luk 2:41-51
Setelah kita merayakan keagungan kasih Allah
yang dilambangkan dengan hati Yesus maha kudus, yakni Allah yang memberikan
diri-Nya sehabis-habisnya demi keselamatan kita umat manusia, maka pada hari
ini kita memperingati hati tersuci Santa Perawan Maria, lambang pemberian diri
yang total kepada Allah. Hati Yesus menandakan kasih Allah kepada manusia dan
hati Maria menandakan tanggapan paling murni terhadap kasih Allah.
Maka bukan kebetulan bahwa peringatan hati
tersuci santa perawan Maria, oleh Gereja, diperingati sesudah hari raya Hati
Yesus Maha Kudus. Hal ini tentu tidak dimaksudkan untuk menyejajarkan Maria
sebagai manusia dengan Yesus sebagai Tuhan - jelas dari nama perayaan -
melainkan untuk menyatakan bagaimana sikap manusia yang seharusnya terhadap
kasih Allah yang agung atas manusia. Allah dalam diri Putra-Nya telah
memberikan diri sehabis-habis-Nya dalam pengorbanan diri yang total di atas
salib demi manusia, maka atas cara yang sama manusia menanggapi kasih Allah
itu.
Kedua perayaan itu mengisyaratkan adanya
pertemuan hati antara hati ilahi dan insani, hati Allah dan hati manusia. Allah
memberi hati-Nya dan manusia menerima hati Allah itu sebagai suatu persembahan
diri yang murni dan utuh kepada Allah. Sama dengan mengatakan Allah mengasihi
manusia dan manusia yang mengalami kasih Allah itu dengan kasih yang setimpal
sebagai suatu pemberian diri kepada Allah. Dan Maria, tipologi iman orang
beriman itu, memberikan jalan yang teramat murni bagi setiap orang beriman
untuk membalas kasih agung Allah itu.
Maka ketika kita mempengingati hati tersuci
perawan Maria, sesungguhnya kita memperingati keteladanan Maria sebagai seorang
hamba Allah yang memiliki kasih dan iman yang murni. Kita tidak menyembahnya,
seperti acapkali dituduhkan kepada kita, melainkan sebagai seorang yang beriman
sejati yang mampu menanggapi kasih Allah secara total dan radikal sepanjang
hidupnya, sepatutnya kita menyatakan rasa hormat setinggi-tingginya. Kasih
seutuhnya dipersembahkan kepada Allah dan itulah dasar kita menyatakan hormat
kita kepadanya.
Tidak banyak teks Kitab Suci menguraikan
kehidupan Santa Perawan Maria. Akan tetapi beberapa teks yang mengisahkan
kehidupan Maria secara representan menggambarkan bagaimana Maria
mempersembahkan hidupnya secara utuh kepada Allah. Fiatnya untuk rencana dan
kehendak Allah adalah fiat iman dan kasih yang sempurna kepada Allah.
Sebagaiman yang dikisahkan dalam Injil hari
ini, kita mendapat sedikit kisah tentang Maria yang menggambarkan tentang sikap
hatinya. Maria dan Yusuf, suaminya, kuatir akan Yesus karena Ia tidak ada
bersama mereka dan sanak keluarga mereka. Dengan susah payah mereka kembali ke
Yerusalem untuk mencari Dia. Ketika menemukan Dia dan Maria ibu-Nya bertanya,
mengapa Ia melakukan demikian terhadap mereka, Yesus malahan bertanya balik: “Mengapa
kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah
Bapa-Ku?”
Dikatakan bahwa Maria, seperti Yusuf, tidak
mengerti akan apa yang dikatakan Yesus. Namun demikian Maria tidak lantas putus
asa. Dengan hati penuh keibuan ia bersama suaminya membawa Yesus kembali ke
nazareth. Dan semua perkara disimpan di
hatinya. Maria membiarkan perkara itu menjadi bagian dari hatinya yang sejak
semula sudah diarahkannya untuk Allah.
Di dalam hatinya itu, ia menemukan rahasia
dari perkara itu. Maka ketidakmengertian Maria bukanlah suatu malapetaka,
melainkan suatu kesempatan untuk semakin membuka hatinya kepada Allah dan
berserah diri secara total. Keterarahan tunggal itu membuat hatinya menjadi
sumber kebajikan ilahi. Ia bertumbuh menjadi pribadi sempurna dalam segalanya. Hatinya menjadi tanda cinta tanpa syarat dan
kepercayaan tanpa batas. Dan itulah keteladannya.
Ketika kita memperingati hati tersuci Santa
Perawan Maria, kita memberikan hormat yang tinggi terhadap hatinya yang
sempurna dan yang dipersembahkan secara utuh kepada Allah. Dan dari empunya
hati yang sempurna itu, Allah membiarkan jiwanya tertembus pedang agar setiap
kita yang datang kepadanya memperoleh anugerah yang sama untuk menjadi sempurna
seperti dia. Hatinya mengalirkan benih cinta dan iman kepada kita agar kita
menjadi sama dan serupa di hadapan Allah dalam cinta dan iman.
Oleh karena peringatan hari ini adalah
peringatan akan keteladan kualitas hidup Maria di hadapan Allah, maka sebagai
putra-putrinya yang baik yang terarah kepada kesempurnaan, patutlah kita
belajar untuk mempersembahkan hati kita kepada Allah dalam kobaran nyala api
cinta dan iman yang sama.
Maka janganlah kita berhenti datang kepada dia
dalam devosi-devosi kita, dan janganlah kita berhenti memohon bantuannya, sebab
dia yang sudah berjalan menuju
kesempuraan hidup sebagai putri kesayangan Allah akan juga membawa kita ke
sana.***Apol Wuwur***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar