Dan. 7:9-10,13-14; Yoh 1:47-51
Bertolak dari kisah Kitab Suci dan
refleksi Gereja, kita tidak bisa menganggap remeh peran para malaikat dalam
sejarah iman kita. Karena itu, Gereja memberikan penghormatan khusus kepada
para malaikat agung. Mereka adalah utusan Allah yang membantu manusia, dan
menjadi pembawa pesan serta penyalur rahmat Allah bagi manusia.
Gereja Katolik hari ini merayakan
pesta para malaikat agung. Malaikat adalah sosok yang sangat diidolakan oleh
anak-anak maupun kita orang dewasa hingga kini. Meskipun kita belum pernah
melihat secara langsung sosok malaikat, namun melalui kesaksian kitab suci dan
pelbagai sumber lainnya, orang dapat menggambarkan karakter khas malaikat:
mereka adalah sosok yang diciptakan untuk melayani Allah dan melindungi
manusia. Dalam tradisi iman Katolik ada banyak malaikat penolong kita, namun
yang dipandang sebagai malaikat agung ada tiga yakni: St. Mikael, Gabriel dan
Rafael. Malaikat Gabriel (artinya
Allah kekuatanku). Gabriel adalah pembawa warta, bentara, kabar sukacita dari
Tuhan bagi manusia. Gabriel membawa pesan dari Allah kepada Santa Perawan Maria
bahwa Allah memilih dia untuk mengandung dan melahirkan Yesus Kristus Sang
Mesias. Gabriel juga menyampaikan pesan kepada Zakharia bahwa Elisabeth akan
mempunyai anak yang dinamai Yohanes. Malaikat Gabriel juga pernah datang kepada
Daniel untuk mengatakan tentang kehadiran seorang Mesias di masa depan (Dan 9).
Malaikat Mikael (artinya: ”Siapa yang seperti Allah/Siapa yang menyamai
Allah?”): dia digambarkan sebagai panglima bala tentara surgawi. Dia membawa
tombak untuk melawan iblis yang terusir dari firdaus (Wahyu 12) dimana dia
mengumumkan misteri keadilan ilahi sambil meyakinkan kita akan kemenangannya.
Malaikat Agung Mikael dihormati sebagai penjaga iman dan pejuang melawan
bidaah. Sedangkan Malaikat Rafael
(artinya Tabib Allah atau Tuhan yang menyembuhkan. Kitab Tobit (4-12)
menggambarkan Rafael yang menyembuhkan Tobit, ayah Tobias dari kebutaan dan
mengantarkan mereka pada keselamatan. Rafael dihormati karena perannya sebagai
penyembuh dan membebaskan manusia dari perhambaan setan. Tujuan Allah mengutus
malaikat adalah untuk menolong manusia agar setia mengimani Allah penyelamat.
Kehadiran malaikat dalam kehidupan religius umat beriman membangun kesadaran
baru tentang hidup beriman.
Seluruh bacaan hari ini berbicara
tentang peran Malaikat sebagai pelayan dan pembawa berita Allah. Daniel dalam
bacaan pertama mengisahkan visinya kepada kita. Ia melihat takhta dengan nyala
api yang diduduki seorang Yang Lanjut Usia, pakaian-Nya putih seperti salju,
rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Ada sungai api mengalir di hadapan-Nya.
Beribu-ribu malikat berdiri di hadapan-Nya. Daniel juga melihat kehadiran
seorang yang serupa Anak Manusia. Orang Yang Lanjut Usianya itu menyerahkan
segala kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja. Dengan demikian segala bangsa,
suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaannya kekal adanya dan Kerajaannya
tidak akan binasa. Hal yang menarik perhatian kita adalah penglihatan Daniel
ini menggambarkan suasana surgawi di mana terdapat Allah Bapa yang bertakhta
dalam kemuliaan-Nya, Roh Kudus yang menyatukan mereka dalam satu kasih.
Terdapat juga barisan para kudus yang berdiri di hadapan-Nya dan para malaikat
yang melayani Dia. Gambaran Daniel ini mengorientasikan kita hanya kepada Tuhan
semata dan tujuan hidup kita akhirnya adalah menuju kepada Allah dan melayani
Dia selama-lamanya.
Gambaran Daniel dalam bacaan pertama
menjadi sempurna di dalam bacaan Injil hari ini. Yesus berjumpa dengan para
murid pertama. Kali ini Filipus membawa Natanael (Bartolomeus) kepada Yesus.
Yesus memandang Natanael dan berkata: “Lihatlah, inilah seorang Israel sejati,
tidak ada kepalsuan di dalamnya” (Yoh 1:47). Natanael terheran-heran mendengar
perkataan Yesus sehingga ia bertanya kepada Yesus bagaimana Ia mengenalnya.
Yesus mengatakan bahwa sebelum Filipus memanggilnya, Ia sudah melihatnya duduk
di bawah pohon ara. Duduk di bawah pohon ara adalah bahasa simbolis yang
menunjuk pada orang yang mencari kebijaksanaan. Kini Natanael bertemu langsung
dengan Sang Kebijaksanaan sejati yaitu Yesus maka ia berkata: “Rabi, Engkau
Anak Allah, Engkau Raja orang Israel (Yoh 1:49). Yesus sendiri meneguhkan
kesejatian diri Natanael yang dengan terbuka dan tulus menanggapi ajakan
Filipus untuk datang dan berjumpa dengan Yesus. Karena kesejatian dirinya maka
Natanael pantas menjadi saksi atas kebesaran ilahi. Natanael menunjukkan kepada
kita bahwa kesejatian atau keaslian diri adalah model hidup beriman yang pantas
untuk menjadi pengikut Kristus, sebab menjadi pengikutNya bukanlah soal jabatan
atau prestasi melainkan suatu pemberian diri yang tulus dan kerelaan untuk
melayani tanpa henti.
Keberadaan para malaikat ini
diteguhkan oleh Yesus dalam pembicaraan-Nya dengan Natanael: Yesus berkata
kepadanya: “Sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan
malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia” (Yoh 1:51). Ungkapan
Yesus ini mengingatkan kita akan penglihatan Yakub yang melarikan diri (Kej
28:12). Yakub diberkati Allah dan diberi penglihatan akan keagungan Allah. Yakub
bermimpi bahwa di bumi ini didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di
langit, dan tampaklah malaikat-malaikat turun naik tangga itu. Kini Yesus
mengulangi pengalaman Yakub ini kepadaNatanael. Ia akan melihat langit terbuka
dan malaikat-malaikat turun naik kepada Anak Manusia. Para malaikat menjalankan
tugas sebagai pelayan bagi Tuhan siang dan malam. Natanael menyadari dan percaya
pada perkataan Yesus yang penuh kuasa dan wibawa. Dengan demikian, kita dapat menemukan pesan
bahwa orang-orang yang dipilih oleh Allah akan menerima karunia agung yang
disiapkan Allah bagi mereka.
Melalui Sabda Tuhan hari ini, kita
semua diteguhkan untuk belajar dari panggilan Nathanael dimana ia sungguh
menjaga kemurnian hatinya sehingga rahmat Allah menghantarnya bertemu dengan
Yesus Sang Kebijaksanaan Ilahi. Perjumpaan Natanael dengan Yesus menggambarkan
kerendahan hatinya dimana imannya dimurnikan untuk mengenal Allah lebih dalam.
Karenanya, menjadi pengikut Kristus bukan dalam kepura-puraan dan
kemunafikan melainkan total menyerahan
diri pada kehendak Allah semata. Bahwa kadang-kadang kita menjadi skeptis dan
tidak yakin, itu adalah bagian dari dinamika keberimanan kita. Pada perayaan
malaikat agung hari ini, kita dapat belajar untuk melayani dengan sukacita
seperti para malaikat yang tidak kenal lelah melayani Tuhan siang dan malam.
Kita pun dipanggil untuk ikut melayani Tuhan siang dan malam, dengan melakukan
tugas dan tanggung jawab kita yang dilandasi cinta kasih yang besar. Kita
belajar seperti Malaikat Mikhael untuk melawan segala kejahatan di dunia ini
bukan menyerah pada kejahatan. Kita belajar dari Malaikat Gabriel untuk
berbicara yang benar kepada sesama kita, dengan menjauhkan diri dari berbagai
gosip dan hoax yang menyakiti hati sesama kita. Kita belajar dari Malaikat
Rafael untuk mendampingi anak-anak dan sesama kita ke jalan yang benar. Kita
memberi diri untuk melayani semua orang sakit dengan hati sembari mendoakan
mereka supaya cepat sembuh dari sakit penyakit mereka. Dengan meneladani peran
dan spirit para malaikat agung yang kita rayakan hari ini, kita bisa menjadi
malaikat untuk sesama dalam karya pelayanan kita sehari-hari dalam semangat
kasih. Mari kita tampil menjadi pribadi-pribadi beriman sejati dihadapan Allah
dengan tulus beriman kepadaNya penuh kerelaan hati untuk memberi diri dalam
pelayanan kasih kepada sesama. ***Bernard Wadan***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar