Senin, 25 Mei 2020

KAMU AKAN MENERIMA SEMUANYA DALAM NAMAKU SUPAYA PENUHLAH SUKACITAMU


Yoh 16 : 24b-28 )
Dimasa pandemic covid19 kegelisaan dan rasa bosan anak begitu nampak jelas. Semua kegiatan dibatasi mengakibatkan hilangnya rasa kegembiraan  anak dalam masa pertumbuhan mereka. Keinginan untuk keluar rumah pun dibatasi apalagi ingin jalan-jalan.  Namun untuk mengatasi kejenuhan, anak-anak diajak ke toko sekedar menghibur dengan membeli kebutuhan sehari-hari. Kegembiraan seorang anak akan sangat terasa jika permintaan kepada orang tuanya terkabul. Ia akan menampakan rasa sukacita dalam segala tingkah lakunya. Pancaran kegembiraan sang anak inilah yang menjadikan hati orang tua manapun juga merasakan kebahagiaan.  Melihat wajah anak berseri-seri itu sudah cukup membuat orang tua juga merasakan sukacita. Orang tua mana tidak dapat berhitung-hitung soal pemberian pada anaknya. Berapapun dan apapun yang diinginkan anak, orang tua akan mengabulkannya.

Bacaan hari ini berbicara sukacita, Yesus berkata kepada para murid bahwa Ia masih memberitakan kuasa dan cinta Bapa dalam bahasa kiasan. Dengan cara itu Yesus mendorong para murid untuk terus menerus merenung dan mencari makna terdalam dari ajaranNya.  Yesus juga merasakan sukacita semacam itu. Ia berkata kepada para muridNya, “ Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” Yesus sadar betul cara membahagian para rasulNya,  yankni dengan mengabulkan permintaan mereka. Namun doa itu sesungguhnya bukan identic dengan permintaan Tuhan. Sukacita bisa ditemukan dalam situasi manapun.

Bagi yang menemukan arti terdalam itu, iman yang dibinanya akan semakin tertanam kuat. Sebagai pribadi yang dijiwai dan digerakkan oleh Roh,  Yesus secara intensif berkomunikasi dengan Roh dan menghayati segenap karunia Roh. Pola pemberitaan semacam ini tentu akan berubah sejalan dengan perubahan situasi yang dihadapi para murid. Iman yang diasah dalam permenungan akan mampu menjawabi perubahan itu. Iman berpadu dengan ilmu pengetahuan melahirkan sosok-sosok pewarta yang tangguh, yang sanggup menerjemahkan pesan keselamatan kedalam konteks keselamatan. Dengan demikian semakin banyak orang memahami kehendak Tuhan. Itulah sesungguhnya keinginan Yesus, ketika Ia berbicara kepada para rasul dalam amanat perpisahanNya.

Seperti para murid kita juga selalu berhadapan dengan misteri iman. Nilai-nilai Iman tidak selamanya dapat dimengerti secara langsung.  Kita dapat menyikapinya dengan rendah hati dan selalu berharap kiranya Tuhan dapat memberikan pengharapan atas misteri itu. Sering kali kita masih mengukur doa identic dengan permintaan saja. Ketika doa kita belum terkabul Tuhan, kita lalu protes pada Tuhan.  Kita marah, mengeluh, protes dan bahkan ngambek pada Tuhan karena permintaan kita belum terkabul. Sama seperti orang tua yang bahagia jika menyaksikan kebahagian anaknya jika permintaannya dikabulkan. Tuhan juga demikian. Tapi bedanya orang tua dan Tuhan. Kalau orang tua bertindak tidak bijaksana karena memberikan sesuatu kepada anak yang belum tentu pemberian yang tepat, tapi kalau Tuhan sungguh tahu betul apa yang diberikan itu tepat atau tidak diberikan sekarang,  kelak atau bahkan diberikan yang lain.

Maka tak pantas kita marah, mengeluh, protes dan ngambek pada Tuhan yang tahu betul permintaan-permintaan kita. Sebagai manusia lemah kita tidak selamanya terus menerus bersemangat tinggi di dalam pelayanan. Ada saanya kita bahkan ingin meninggalkannya untuk menikmati tawaran dunia. Mintalah maka kamu akan menerimanya, supaya penuhlah sukacitamu. Allah bapa akan mendengarkan lewat doa-doa kita. Kuasa dan wewenang untuk mengabulkan doa adalah sepenuhnya ada ditangan kuasaNya. Pintu yang telah dibuka ini perlu kita manfaatkan,  dengan meningkatkan kualitas doa, refleksi, Kitab Suci, menerima sakramen. Biarkan Tuhan menentukan arah hidup kita dan bertekunlah dalam doamu. Apakah anda pernah marah kepada Tuhan karena keinginanmu tidak dikabulkan dalam doamu?

( Yoh 23b-28 ) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.  Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.  Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa,  sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah.  Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."
Semoga bermanfaat. **JK Lejab**

Tidak ada komentar:

Posting Komentar