Yoh
16 : 24b-28 )
Dimasa
pandemic covid19 kegelisaan dan rasa bosan anak begitu nampak jelas. Semua
kegiatan dibatasi mengakibatkan hilangnya rasa kegembiraan anak dalam masa pertumbuhan mereka. Keinginan
untuk keluar rumah pun dibatasi apalagi ingin jalan-jalan. Namun untuk mengatasi kejenuhan, anak-anak diajak
ke toko sekedar menghibur dengan membeli kebutuhan sehari-hari. Kegembiraan
seorang anak akan sangat terasa jika permintaan kepada orang tuanya terkabul. Ia
akan menampakan rasa sukacita dalam segala tingkah lakunya. Pancaran
kegembiraan sang anak inilah yang menjadikan hati orang tua manapun juga
merasakan kebahagiaan. Melihat wajah
anak berseri-seri itu sudah cukup membuat orang tua juga merasakan sukacita.
Orang tua mana tidak dapat berhitung-hitung soal pemberian pada anaknya.
Berapapun dan apapun yang diinginkan anak, orang tua akan mengabulkannya.
Bacaan
hari ini berbicara sukacita, Yesus berkata kepada para murid bahwa Ia masih
memberitakan kuasa dan cinta Bapa dalam bahasa kiasan. Dengan cara itu Yesus
mendorong para murid untuk terus menerus merenung dan mencari makna terdalam
dari ajaranNya. Yesus juga merasakan
sukacita semacam itu. Ia berkata kepada para muridNya, “ Mintalah maka kamu
akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” Yesus sadar betul cara membahagian
para rasulNya, yankni dengan mengabulkan
permintaan mereka. Namun doa itu sesungguhnya bukan identic dengan permintaan
Tuhan. Sukacita bisa ditemukan dalam situasi manapun.
Bagi
yang menemukan arti terdalam itu, iman yang dibinanya akan semakin tertanam
kuat. Sebagai pribadi yang dijiwai dan digerakkan oleh Roh, Yesus secara intensif berkomunikasi dengan
Roh dan menghayati segenap karunia Roh. Pola pemberitaan semacam ini tentu akan
berubah sejalan dengan perubahan situasi yang dihadapi para murid. Iman yang
diasah dalam permenungan akan mampu menjawabi perubahan itu. Iman berpadu
dengan ilmu pengetahuan melahirkan sosok-sosok pewarta yang tangguh, yang
sanggup menerjemahkan pesan keselamatan kedalam konteks keselamatan. Dengan demikian semakin banyak orang memahami
kehendak Tuhan. Itulah sesungguhnya keinginan Yesus, ketika Ia berbicara kepada
para rasul dalam amanat perpisahanNya.
Seperti
para murid kita juga selalu berhadapan dengan misteri iman. Nilai-nilai Iman
tidak selamanya dapat dimengerti secara langsung. Kita dapat menyikapinya dengan rendah hati
dan selalu berharap kiranya Tuhan dapat memberikan pengharapan atas misteri
itu. Sering kali kita masih mengukur doa identic dengan permintaan saja. Ketika
doa kita belum terkabul Tuhan, kita lalu protes pada Tuhan. Kita marah, mengeluh, protes dan bahkan
ngambek pada Tuhan karena permintaan kita belum terkabul. Sama seperti orang
tua yang bahagia jika menyaksikan kebahagian anaknya jika permintaannya
dikabulkan. Tuhan juga demikian. Tapi bedanya orang tua dan Tuhan. Kalau orang
tua bertindak tidak bijaksana karena memberikan sesuatu kepada anak yang belum
tentu pemberian yang tepat, tapi kalau Tuhan sungguh tahu betul apa yang
diberikan itu tepat atau tidak diberikan sekarang, kelak atau bahkan diberikan yang lain.
Maka
tak pantas kita marah, mengeluh, protes dan ngambek pada Tuhan yang tahu betul
permintaan-permintaan kita. Sebagai manusia lemah kita tidak selamanya terus
menerus bersemangat tinggi di dalam pelayanan. Ada saanya kita bahkan ingin meninggalkannya
untuk menikmati tawaran dunia. Mintalah maka kamu akan menerimanya, supaya
penuhlah sukacitamu. Allah bapa akan mendengarkan lewat doa-doa kita. Kuasa dan
wewenang untuk mengabulkan doa adalah sepenuhnya ada ditangan kuasaNya. Pintu
yang telah dibuka ini perlu kita manfaatkan,
dengan meningkatkan kualitas doa, refleksi, Kitab Suci, menerima
sakramen. Biarkan Tuhan menentukan arah hidup kita dan bertekunlah dalam doamu.
Apakah anda pernah marah kepada Tuhan karena keinginanmu tidak dikabulkan dalam
doamu?
( Yoh 23b-28 ) Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya
kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam
nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan.
Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi
terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku.
Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu
telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam
dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa."
Semoga
bermanfaat. **JK Lejab**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar