Yoh 14:7-14
Filipus meminta
Yesus menunjukkan Bapa kepada mereka untuk menanggapi apa yang dikatakan Yesus
bahwa siapa yang mengenal-Nya, pasti juga mengenal
Bapa-Nya. Filipus memang sungguh penasaran. Ia ingin agar Bapa disebut Yesus
dapat dilihat dan dikenal.
Dalam hal
tertentu mungkin Filipus benar sebab
Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Abraham
yang disebut “Allahku, Allah kita, Allah Kami” dan yang disapa Yesus sebagai Bapa itu, sejak
awal mula tidak pernah menampakkan diri secara langsung. Ia berbicara kepada
umat-Nya melalui orang-orang yang ditentukan secara khusus, tetapi Ia tidak
pernah menunjukkan diri-Nya. Filipus mau melihat Bapa secara jelas sebagaimana
ia melihat Yesus, Anak-Nya.
Akan tetapi
Filipus ditegur Tuhan. Bukan saja karena Yesus telah mengakatan, siapa yang
mengenal-Nya, pasti mengenal Bapa-Nya pula dan Filipus tidak memahaminya,
melainkan juga kenyataan bahwa sekalipun
Filipus itu selalu ada bersama dengan Yesus, akan tetapi Ia belum mampu
melihat Bapa yang hadir dan bekerja dalam diri Yesus.
Berbeda dengan
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang meminta penjelasan tentang
kebenaran Allah untuk kepentingan “menjerat Yesus” dan karena itu tidak
diladeni, maka Filipus oleh kepolosannya membuka jendela pemahaman yang lebih
dalam tentang kebenaran yang diajarkan Yesus, namun masih samar-samar untuknya.
Dan sekiranya bukan untuk dirinya saja, melainkan juga untuk murid-murid yang
lain bahwa akibat “kedunguan” Filipus mereka pun memahami dengan jelas relasi
antara Yesus dengan Bapa dan bagaimana Bapa bekerja di dalam Anak-Nya.
Karena itu maka
dalam penjelasan-Nya untuk menanggapi
tanggapan Filipus, Yesus berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa” (Yoh 14:9). Yesus menunjukkan bahwa Ia dan Bapa-Nya adalah satu
(Yoh 10:13) atau yang diungkapkan dengan cara lain dalam bahasa Injil hari ini:
“Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku” (Yoh 14:10). Dialah Imanuel, Allah
yang ada bersama-sama mereka. Dialah Anak dari Bapa yang mengutus-Nya. Di dalam
diri-Nya berdiam kepenuhan Allah Bapa. Kata-kata-Nya dan pekerjaan-Nya adalah
tindakan Allah Bapa sendiri. Demikianlah
Yesus berkata: “Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaan-Nya” (Yoh 14:10).
Dengan ini Yesus
menunjukkan dengan terang dan jelas bahwa barangsiapa yang melihat dan mengenal
Dia, maka sesungguhnya ia telah melihat dan mengenal Bapa. Dialah yang hadir
dan menyertai umat manusia sepanjang hidupnya. Dia tidak hanya berbicara dan
hanya didengar suara-Nya, melainkan Dia
yang menampakkan diri secara nyata dalam diri Pribadi yang dapat dilihat,
didengar, diraba, dicium dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya dapat
dialami dan dirasakan pengaruhnya.
Kepada kita umat
beriman, Yesus juga memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dasariah
dalam hidup kita meskipun seperti Filipus kita juga dikritik Yesus atas
kelambanan kita dalam mengerti kebenaran yang diajarkan-Nya kepada kita melalui
Gereja-Nya yang kudus.
Dan wajar bahwa
kita mesti menjadi Filipus yang penasaran, dan bukannya sudah merasa sempurna, agar
kita bisa melihat diri bahwa kita belumah apa-apa dalam beriman dan karena itu
membutuhkan bantuan untuk semakin bertumbuh dalam iman. Adalah lebih baik dicap
“dungu” agar kita bisa diubah daripada berdiman diri dan memandang diri kita
sudah sempurna dan kita tidak bertumbuh apa-apa.
Kritikan Yesus
terhadap kita membuat kita menjadi terbuka dan memahami bahwa hidup kita adalah
medan Allah menyatakan diri-Nya secara personal. Seperti pada masa para murid,
Allah dapat dialami kehadiran-Nya secara nyata dalam pengalaman hidup mereka
baik sebelum maupun sesudah paskah, demikian pula Dia yang satu dan sama itu
tetap menghadirkan diri-Nya di dalam hidup dan pengalaman kita umat manusia
dewasa ini.
Ia hadir di dalam
Gereja melalui sakramen-sakramen yang dirayakan, melalui doa-doa komunitas dan
pribadi, melalui karya-karya amal dan kebaikan, melalui pengalaman-pengalaman
hidup yang biasa namun unik jika direfleksikan dan melalui setiap orang yang
dengan kehendak baik ingin memberikan yang baik kepada kita.
Bahkan secara
radikal Dia yang personal itu hadir dalam pengalaman-pengalaman tapal batas
untuk membuat kita semakin mengenal Dia dan merasakan pekerjaan-pekerjaan-Nya
yang nyata dalam hidup kita dan membuat kita bertumbuh kokoh dalam kepercayaan.
Di akhir Injil
hari ini Yesus berkata: “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku
akan melakukannya” (Yoh 14:14). Yesus mau mengajak kita sekalian bahwa
apapun kesulitan kita termasuk kesulitan
dalam memahami Dia dengan benar, jika kita
minta dalam nama-Nya, maka Ia akan melakukannya juga. Marilah kita
memberi diri kita untuk diubah agar kita sungguh mengalami Dia secara personal
dalam pengalaman hidup kita sekalian.*** Apol Wuwur***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar