Kis 18:9-18 & Yoh 16:20-23a
Ketika mendapat Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai CPNS pada bulan
Agustus 2009, hati saya begitu berbunga-bunga. Perasaan senang, haru, dan
bangga bercampur menjadi satu. Betapa tidak, penantian yang panjang disertai
harapan tak pasti akhirnya terjawab dengan selembar SK yang sangat berharga
dalam sejarah kehidupan saya. Di balik semua itu, ternyata ada perasaan takut,
cemas dan ragu karena saya akan menempati tempat tugas pertama di luar
Kabupaten Lembata, tanah leluhur saya. Sesuai dengan formasi dan tempat tugas
yang saya pilih sendiri, maka mau tidak mau, siap atau tidak saya harus
berangkat ke Kabupatent Sikka. Saya akan menempati pos kerja saya yang perdana
sebagai seorang calon ASN pada Kantor Kementerian Agama Kab. Sikka. Saya merasa
takut dan cemas. Apakah saya akan bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang
baru. Apakah saya bisa bekerja dengan baik di lingkup pemerintahan yang terasa
asing. Saya juga merasa sedih karena harus meninggalkan keluarga tercinta.
Beruntungnya, keluarga kecil saya sangat mendukung dan memberi motivasi yang
menguatkan. Sehingga dengan langkah pasti, pada akhir bulan Agustus 2009, saya
bertolak ke tempat tugas saya di Maumere, Kab. Sikka. Satu pesan dari keluarga
yang tetap tergiang di telinga saya adalah bekerja dengan sebaik-baiknya. Pasti
suatu saat, harapan untuk kembali ke Lembata akan terwujud. Dan harapan itu
menjadi nyata. Kurang lebih tiga tahun mengabdi di Kantor Kementerian Agama
Kab. Sikka, pada bulan Juli 2012, saya mendapat SK mutasi untuk pindah ke
Kantor Kementerian Agama Kab. Lembata.
Perasaan takut dan cemas dialami oleh Paulus ketika berada di Korintus. Di
balik kegemilangan karya misionernya yang membuat banyak orang Korintus menjadi
percaya, ternyata ia juga merasa takut dan cemas akan keselamatan dirinya.
Sebuah perasaan yang sangat manusiawi. Paulus mulai kehilangan harapan. Melihat
keadaan psikologi Paulus yang mulai goyah, maka Tuhan mendatanginya dalam suatu
penglihatan. Tuhan datang dan memberi kekuatan padanya untuk tidak takut
memberitakan firman Allah. Tuhan menyuruhnya untuk tetap tinggal dan mewartakan
Injil di Korintus. Tuhan memberi jaminan akan selalu mendampingi dan menjamin
keselamatan dirinya. Dalam iman, paulus menyerahkan segala harapan hidupnya
hanya kepada Tuhan. Dan Paulus tinggal selama satu tahun enam bulan untuk
memberitakan firman Allah (Kis 18:10-11). Ketika Galio menjadi gubernur di
Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi melawan Paulus. Mereka membawa Paulus ke
hadapan sang gubernur untuk diadili. Ternyata Tuhan menjadikan Galio sebagai
alat-Nya untuk menyelamatkan Paulus. Tuhan telah mewujudkan janji-Nya untuk
menyelamatkan Paulus dari amukan massa. Tuhan menunjukkan intervensi-Nya agar
Paulus menjadi kuat dan tidak ragu-ragu lagi untuk menyerahkan segala
harapannya kepada Tuhan.
Situasi kebatinan para murid juga sedang goyah. Perasaan mereka mulai
diliputi oleh rasa cemas dan takut. Ada tendensi kehilangan asa ketika Yesus
mengatakan bahwa Ia tidak lama lagi bersama-sama dengan mereka. Tinggal sesaat
lagi Yesus bersama dengan para murid-Nya. Hal ini yang membuat para murid
menjadi kuatir akan nasib masa depan mereka. Apa yang akan terjadi jika Yesus
benar-benar meninggalkan mereka. Masih bersama-sama dengan Yesus saja mereka sudah
menghadapi sekian rintangan dan hambatan yang tidak sedikit. Ajaran Yesus
rupanya tidak berjalan mulus di tengah bangsa Israel. Memang ada banyak yang
percaya dan mengikuti Yesus. Tetapi ada banyak juga yang menolak terutama dari
kalangan elit agama Yahudi. Mereka memvonis ajaran Yesus sebagai ajaran yang
tidak sesuai dengan agama yang mereka anut. Yesus dianggap sebagai pembelot,
pembangkang yang harus dihukum mati. Tentu tidak hanya Yesus yang akan menerima
konsekuensi pahit tersebut. Tetapi para murid, para tangan kanan-Nya pasti juga
merasakan efek dari pilihan hidup yang mereka jalani. Mereka juga akan
diperlakukan sama seperti Sang Guru. Mereka sepertinya sudah membayangkan masa
depan mereka yang buruk tanpa kehadiran Yesus. Para murid sangat menggantungkan
hidup dan harapan mereka pada Yesus yang hadir secara fisik. Mereka belum siap
lahir batin ketika ditinggalkan Yesus. Yesus membaca kasak kusuk yang terjadi
di antara para murid. Ia tahu apa yang sementara mereka perbincangkan. Ia bisa
merasakan apa yang sementara mereka rasakan.
Oleh karena itu, Yesus memberi harapan bahwa dukacita yang sementara mereka
rasakan akan segera berganti dengan sukacita (Yoh 16:20). Yesus memang akan
pergi dari dunia ini. Tetapi Ia akan datang untuk mendampingi, menemani dan
menguatkan murid-murid-Nya. Melalui roh kudus, Yesus akan datang untuk membuka
pikiran mereka sehingga mereka dapat berbicara tentang kebenaran Kerajaan Allah
tanpa merasa takut. Roh Kudus itu pula yang akan memberi jaminan keselamatan.
Walaupun mereka ditindas dan dianiaya dalam nama-Nya, roh kudus akan memberikan
sukacita iman dalam hidup mereka. Iman akan Yesus itu yang membuat para murid
akan bertahan dalam penderitaan. Seperti “seorang perempuan berdukacita pada
saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi
akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan
ke dunia” (Yoh 16:21). Harapan itu sungguh-sungguh mendapat kepenuhan pada hari
Pentekosta (Kis 2:1-13). Yesus memenuhi janji-Nya untuk datang dalam rupa Roh
Kudus untuk menguatkan dan meneguhkan panggilan kemuridan mereka.
Dalam iman akan Yesus, kita juga percaya bahwa segala harapan akan kebaikan
dan kesuksesan dalam hidup kita pasti tercapai. Dalam iman itu pula, kita
meyakini bahwa banyak tantangan dan hambatan yang akan kita alami. Butuh
perjuangan dan pengorbanan untuk mencapai segala sesuatu yang menjadi harapan.
Kita tidak mungkin berjalan sendiri. Kita membutuhkan sosok lain yang akan
mendampingi dan menguatkan kita. Sosok itu adalah Tuhan sendiri. Dalam rupa Roh
Kudus, Tuhan akan menepati janji-Nya untuk memenuhi segala harapan akan
kebaikan dan kesuksesan yang menjadi cita-cita dalam hidup kita. Mari kita
selalu berharap dalam iman. Karena iman membawa kepastian akan kebaikan dan
keselamatan dalam hidup. Semoga. Tuhan memberkati. ***Atan***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar