Kamis, 21 Mei 2020

HARAPAN ITU PASTI


Kis 18:9-18 & Yoh 16:20-23a
Ketika mendapat Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai CPNS pada bulan Agustus 2009, hati saya begitu berbunga-bunga. Perasaan senang, haru, dan bangga bercampur menjadi satu. Betapa tidak, penantian yang panjang disertai harapan tak pasti akhirnya terjawab dengan selembar SK yang sangat berharga dalam sejarah kehidupan saya. Di balik semua itu, ternyata ada perasaan takut, cemas dan ragu karena saya akan menempati tempat tugas pertama di luar Kabupaten Lembata, tanah leluhur saya. Sesuai dengan formasi dan tempat tugas yang saya pilih sendiri, maka mau tidak mau, siap atau tidak saya harus berangkat ke Kabupatent Sikka. Saya akan menempati pos kerja saya yang perdana sebagai seorang calon ASN pada Kantor Kementerian Agama Kab. Sikka. Saya merasa takut dan cemas. Apakah saya akan bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Apakah saya bisa bekerja dengan baik di lingkup pemerintahan yang terasa asing. Saya juga merasa sedih karena harus meninggalkan keluarga tercinta. Beruntungnya, keluarga kecil saya sangat mendukung dan memberi motivasi yang menguatkan. Sehingga dengan langkah pasti, pada akhir bulan Agustus 2009, saya bertolak ke tempat tugas saya di Maumere, Kab. Sikka. Satu pesan dari keluarga yang tetap tergiang di telinga saya adalah bekerja dengan sebaik-baiknya. Pasti suatu saat, harapan untuk kembali ke Lembata akan terwujud. Dan harapan itu menjadi nyata. Kurang lebih tiga tahun mengabdi di Kantor Kementerian Agama Kab. Sikka, pada bulan Juli 2012, saya mendapat SK mutasi untuk pindah ke Kantor Kementerian Agama Kab. Lembata.

Perasaan takut dan cemas dialami oleh Paulus ketika berada di Korintus. Di balik kegemilangan karya misionernya yang membuat banyak orang Korintus menjadi percaya, ternyata ia juga merasa takut dan cemas akan keselamatan dirinya. Sebuah perasaan yang sangat manusiawi. Paulus mulai kehilangan harapan. Melihat keadaan psikologi Paulus yang mulai goyah, maka Tuhan mendatanginya dalam suatu penglihatan. Tuhan datang dan memberi kekuatan padanya untuk tidak takut memberitakan firman Allah. Tuhan menyuruhnya untuk tetap tinggal dan mewartakan Injil di Korintus. Tuhan memberi jaminan akan selalu mendampingi dan menjamin keselamatan dirinya. Dalam iman, paulus menyerahkan segala harapan hidupnya hanya kepada Tuhan. Dan Paulus tinggal selama satu tahun enam bulan untuk memberitakan firman Allah (Kis 18:10-11). Ketika Galio menjadi gubernur di Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi melawan Paulus. Mereka membawa Paulus ke hadapan sang gubernur untuk diadili. Ternyata Tuhan menjadikan Galio sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan Paulus. Tuhan telah mewujudkan janji-Nya untuk menyelamatkan Paulus dari amukan massa. Tuhan menunjukkan intervensi-Nya agar Paulus menjadi kuat dan tidak ragu-ragu lagi untuk menyerahkan segala harapannya kepada Tuhan.
           
Situasi kebatinan para murid juga sedang goyah. Perasaan mereka mulai diliputi oleh rasa cemas dan takut. Ada tendensi kehilangan asa ketika Yesus mengatakan bahwa Ia tidak lama lagi bersama-sama dengan mereka. Tinggal sesaat lagi Yesus bersama dengan para murid-Nya. Hal ini yang membuat para murid menjadi kuatir akan nasib masa depan mereka. Apa yang akan terjadi jika Yesus benar-benar meninggalkan mereka. Masih bersama-sama dengan Yesus saja mereka sudah menghadapi sekian rintangan dan hambatan yang tidak sedikit. Ajaran Yesus rupanya tidak berjalan mulus di tengah bangsa Israel. Memang ada banyak yang percaya dan mengikuti Yesus. Tetapi ada banyak juga yang menolak terutama dari kalangan elit agama Yahudi. Mereka memvonis ajaran Yesus sebagai ajaran yang tidak sesuai dengan agama yang mereka anut. Yesus dianggap sebagai pembelot, pembangkang yang harus dihukum mati. Tentu tidak hanya Yesus yang akan menerima konsekuensi pahit tersebut. Tetapi para murid, para tangan kanan-Nya pasti juga merasakan efek dari pilihan hidup yang mereka jalani. Mereka juga akan diperlakukan sama seperti Sang Guru. Mereka sepertinya sudah membayangkan masa depan mereka yang buruk tanpa kehadiran Yesus. Para murid sangat menggantungkan hidup dan harapan mereka pada Yesus yang hadir secara fisik. Mereka belum siap lahir batin ketika ditinggalkan Yesus. Yesus membaca kasak kusuk yang terjadi di antara para murid. Ia tahu apa yang sementara mereka perbincangkan. Ia bisa merasakan apa yang sementara mereka rasakan.

Oleh karena itu, Yesus memberi harapan bahwa dukacita yang sementara mereka rasakan akan segera berganti dengan sukacita (Yoh 16:20). Yesus memang akan pergi dari dunia ini. Tetapi Ia akan datang untuk mendampingi, menemani dan menguatkan murid-murid-Nya. Melalui roh kudus, Yesus akan datang untuk membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat berbicara tentang kebenaran Kerajaan Allah tanpa merasa takut. Roh Kudus itu pula yang akan memberi jaminan keselamatan. Walaupun mereka ditindas dan dianiaya dalam nama-Nya, roh kudus akan memberikan sukacita iman dalam hidup mereka. Iman akan Yesus itu yang membuat para murid akan bertahan dalam penderitaan. Seperti “seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia” (Yoh 16:21). Harapan itu sungguh-sungguh mendapat kepenuhan pada hari Pentekosta (Kis 2:1-13). Yesus memenuhi janji-Nya untuk datang dalam rupa Roh Kudus untuk menguatkan dan meneguhkan panggilan kemuridan mereka.
           
Dalam iman akan Yesus, kita juga percaya bahwa segala harapan akan kebaikan dan kesuksesan dalam hidup kita pasti tercapai. Dalam iman itu pula, kita meyakini bahwa banyak tantangan dan hambatan yang akan kita alami. Butuh perjuangan dan pengorbanan untuk mencapai segala sesuatu yang menjadi harapan. Kita tidak mungkin berjalan sendiri. Kita membutuhkan sosok lain yang akan mendampingi dan menguatkan kita. Sosok itu adalah Tuhan sendiri. Dalam rupa Roh Kudus, Tuhan akan menepati janji-Nya untuk memenuhi segala harapan akan kebaikan dan kesuksesan yang menjadi cita-cita dalam hidup kita. Mari kita selalu berharap dalam iman. Karena iman membawa kepastian akan kebaikan dan keselamatan dalam hidup. Semoga. Tuhan memberkati. ***Atan***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar