Minggu, 09 Mei 2021

Roh Kebenaran Bukan Sekedar Kata-Kata Kosong

Yoh 15:26-16:4a

Pada awal bulan Maret 2021 (dua bulan yang lalu), tepatnya hari selasa, tanggal 9 Maret, kira-kira pukul 19.00 wita (7 malam), saya mendapat telepon dari saudara sepupu yang ada di kampung bahwa kakak perempuan (saudari kandung dari pihak ayah) mengalami sakit berat. Kalau tidak ditangani dengan cepat maka kemungkinan besar beliau akan meninggal dunia. Begitu kira-kira pengakuan dari saudara sepupu. Saudara sepupu menganjurkan agar besok pagi (rabu pagi), baru saya bisa berangkat ke kampung. Mengingat hari sudah malam. Tetapi dalam keadaan demikian pada malam itu, batin saya tidak merasa tenang. Saya sangat termotivasi untuk harus menjemput kakak perempuan pada malam itu juga. Saya tidak mau membiarkan waktu terus berlalu sampai pagi, dan segala kemungkinan buruk bisa saja terjadi. Dalam benak hanya ada kata-kata, “kakak perempuan harus selamat”. Akhirnya pada malam itu, sekitar pukul 20.00 wita, bersama mobil ambulans, kami (saya dan saudara yang ada di Lewoleba) bergerak ke kampung menjemput kakak perempuan untuk dibawa ke Lewoleba.

 

Walaupun mendapat peringatan dari keluarga untuk tidak berangkat pada malam hari karena sangat riskan (besar risiko membahayakan nyawa), namun saya tetap berkomitmen untuk tidak merubah keputusan. Saya terus menguatkan diri bahwa tidak akan terjadi apa-apa dalam perjalanan. Saya sungguh yakin, Tuhan pasti akan menyertai setiap orang yang memiliki jalan kebenaran. Dan pada akhirnya, sekitar pukul 00.30 wita, kami membawa kakak perempuan menuju Lewoleba. Dengan kondisi jalan yang rusak berat dan dalam waktu yang tidak mengenakan bagi sebagian besar orang, kami terus bergerak dan sampai dengan selamat di tempat tujuan. Pengalaman yang cukup menggetarkan jiwa ini mengajarkan satu nilai spiritual bahwa kita jangan pernah takut dalam keadaan apa pun; bahkan dalam keadaan paling sulit sekali pun. Roh kebenaran, Allah Tritunggal, Bapa, Putera dan Roh Kudus, selalu menyertai setiap perjalanan hidup dan pengalaman kita.

 

Di hadapan para murid-Nya pada hari ini (Yoh 15:26-16:4a), Yesus berbicara tentang Roh Kebenaran. Roh kebenaran itu adalah roh penghibur, roh kudus, yang akan menyertai dan mendampingi perjalanan para murid untuk bersaksi tentang Injil. Roh kebenaran itu tidak berdiri sendiri. Ia juga tidak berada dengan sendirinya. Ia berasal dari Bapa dan Putera. Roh kebenaran menjadi roh ilahi atau roh kudus, karena dihembuskan oleh Bapa dan Putera. Roh kebenaran akan mendampingi para murid sepeninggalan Yesus dari muka dunia. Roh kebenaran akan membimbing para murid dengan segala pengetahuan. Roh kebenaran akan menuntun para murid menuju segala kebijaksanaan sejati. Dan roh kebenaran akan menguatkan para murid sehingga mereka tidak takut dan putus asa.

 

Yesus memberi bayangan akan sejumlah tantangan dan kesulitan yang nantinya dihadapi oleh murid-murid Yesus. Mereka akan ditolak, dikucilkan, dihina, difitnah, dan nyawa pun menjadi taruhan. Oleh karena nama Yesus yang berkibar di tengah dunia, para murid akan mendapat berbagai kesulitan dan tantangan yang maha dasyat. Anehnya, tantangan dan kesulitan tersebut justru datang dari orang-orang yang mengaku sangat beragama dan taat kepada Allah. Walaupun sudah melihat banyak tanda yang mempresentasikan Diri dan kehadiran Allah, mereka tetap menunjukkan kekerasan hati untuk tidak percaya. Di satu pihak mereka tetap meyakini status quo sebagai umat pilihan Allah. Namun di pihak lain, mereka memamerkan sikap yang berseberangan dengan eksistensi diri mereka sebagai umat pilihan Allah. Mereka memfitnah, memenjarakan, dan membunuh para murid Yesus yang sementara membawa kebenaran sejati tentang Diri Allah.

 

Roh kebenaran yang diutus oleh Bapa dan Putera, tidak pernah akan tinggal diam. Dalam rupa yang tidak kelihatan, roh kebenaran akan menampilkan diri secara “kelihatan” dalam pengetahuan mumpuni, kebijaksanaan sejati, dan keberanian tiada tara dari para murid Yesus. Roh kebenaran yang merasuki diri para rasul akan membuka pikiran dan hati banyak orang untuk percaya kepada Allah. Dalam bacaan pertama hari ini (Kis16:11-15), rasul Paulus yang diliputi oleh roh kebenaran, berhasil membawa seorang perempuan kaya, bernama Lidia, yang berasal dari daerah Filipi, untuk menjadi percaya kepada Allah. Ini menjadi bukti bahwa dalam ketidaknyataannya, roh kebenaran sungguh nyata dan bekerja melalui diri para rasul untuk membawa misi keselamatan bagi umat manusia. Fakta Injil ini, semakin meyakinkan para murid bahwa janji Yesus akan roh kebenaran bukan hanya sekedar kata-kata kosong. Ia hadir untuk membimbing, menuntun, menguatkan, dan meneguhkan eksistensi para rasul.

 

Dalam perjalanan panggilan kita sebagai orang Kristen, seringkali kita merasa gamang dan tidak berdaya ketika berhadapan dengan pelbagai kenyataan hidup yang pelik atau sulit. Kita sebenarnya menyadari ada roh kebenaran dari Tuhan sendiri. Namun kita menunjukkan diri seolah-olah tidak tahu. Atau bisa juga kita sungguh-sungguh tidak tahu karena tidak pernah berdoa dan bercakap-cakap kepada-Nya. Kesimpulan akhirnya, kita sebenarnya tidak percaya dalam iman bahwa ada roh kebenaran, yakni roh kudus, yang sementara berada dan menuntun setiap jalan dan panggilan hidup kita. Kita menjadi gampang putus asa, menyerah pada keadaan hidup, dan menjalani hidup tidak sesuai dengan jalan kebenaran dari Allah sendiri.

 

Hari ini, kita betul-betul dicerahkan untuk percaya pada roh kebenaran yang dijanjikan oleh Yesus. Kita harus masuk dalam dialog yang paling intim bersama Tuhan melalui firman-Nya, agar kita mampu memahami roh kebenaran dalam seluruh perjalanan dan panggilan hidup. Roh kebenaran itu senantiasa menyertai, membimbing dan menguatkan agar kita mampu mengelola hidup secara cerdas dan bijaksana. Kita tidak akan takut. Kita tetap berani menghadapi aneka tantangan dan kesulitan karena kita sungguh percaya dan menghidupi roh kebenaran itu.

 

Roh kebenaran juga akan menuntun agar kita mampu membawa wajah kasih Allah di tengah dunia. Di tengah keluarga, lingkungan social, tempat kerja, dan di mana saja kita berada. Mari kita percaya dan menghidupi roh kebenaran itu dalam seluruh perjalanan, tugas, dan panggilan kita sebagai seorang murid Kristus yang setia. Amin. ***Atanasius KD Labaona***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar