Yoh 15:26-16:4a
Pada awal bulan Maret 2021 (dua bulan yang lalu),
tepatnya hari selasa, tanggal 9 Maret, kira-kira pukul 19.00 wita (7 malam),
saya mendapat telepon dari saudara sepupu yang ada di kampung bahwa kakak
perempuan (saudari kandung dari pihak ayah) mengalami sakit berat. Kalau tidak
ditangani dengan cepat maka kemungkinan besar beliau akan meninggal dunia.
Begitu kira-kira pengakuan dari saudara sepupu. Saudara sepupu menganjurkan
agar besok pagi (rabu pagi), baru saya bisa berangkat ke kampung. Mengingat hari
sudah malam. Tetapi dalam keadaan demikian pada malam itu, batin saya tidak
merasa tenang. Saya sangat termotivasi untuk harus menjemput kakak perempuan
pada malam itu juga. Saya tidak mau membiarkan waktu terus berlalu sampai pagi,
dan segala kemungkinan buruk bisa saja terjadi. Dalam benak hanya ada
kata-kata, “kakak perempuan harus selamat”. Akhirnya pada malam itu, sekitar
pukul 20.00 wita, bersama mobil ambulans, kami (saya dan saudara yang ada di
Lewoleba) bergerak ke kampung menjemput kakak perempuan untuk dibawa ke
Lewoleba.
Walaupun mendapat peringatan dari keluarga untuk
tidak berangkat pada malam hari karena sangat riskan (besar risiko membahayakan
nyawa), namun saya tetap berkomitmen untuk tidak merubah keputusan. Saya terus
menguatkan diri bahwa tidak akan terjadi apa-apa dalam perjalanan. Saya sungguh
yakin, Tuhan pasti akan menyertai setiap orang yang memiliki jalan kebenaran.
Dan pada akhirnya, sekitar pukul 00.30 wita, kami membawa kakak perempuan
menuju Lewoleba. Dengan kondisi jalan yang rusak berat dan dalam waktu yang
tidak mengenakan bagi sebagian besar orang, kami terus bergerak dan sampai
dengan selamat di tempat tujuan. Pengalaman yang cukup menggetarkan jiwa ini
mengajarkan satu nilai spiritual bahwa kita jangan pernah takut dalam keadaan
apa pun; bahkan dalam keadaan paling sulit sekali pun. Roh kebenaran, Allah
Tritunggal, Bapa, Putera dan Roh Kudus, selalu menyertai setiap perjalanan
hidup dan pengalaman kita.
Di hadapan para murid-Nya pada hari ini (Yoh
15:26-16:4a), Yesus berbicara tentang Roh Kebenaran. Roh kebenaran itu adalah
roh penghibur, roh kudus, yang akan menyertai dan mendampingi perjalanan para
murid untuk bersaksi tentang Injil. Roh kebenaran itu tidak berdiri sendiri. Ia
juga tidak berada dengan sendirinya. Ia berasal dari Bapa dan Putera. Roh kebenaran
menjadi roh ilahi atau roh kudus, karena dihembuskan oleh Bapa dan Putera. Roh
kebenaran akan mendampingi para murid sepeninggalan Yesus dari muka dunia. Roh
kebenaran akan membimbing para murid dengan segala pengetahuan. Roh kebenaran
akan menuntun para murid menuju segala kebijaksanaan sejati. Dan roh kebenaran
akan menguatkan para murid sehingga mereka tidak takut dan putus asa.
Yesus memberi bayangan akan sejumlah tantangan dan
kesulitan yang nantinya dihadapi oleh murid-murid Yesus. Mereka akan ditolak,
dikucilkan, dihina, difitnah, dan nyawa pun menjadi taruhan. Oleh karena nama
Yesus yang berkibar di tengah dunia, para murid akan mendapat berbagai
kesulitan dan tantangan yang maha dasyat. Anehnya, tantangan dan kesulitan
tersebut justru datang dari orang-orang yang mengaku sangat beragama dan taat
kepada Allah. Walaupun sudah melihat banyak tanda yang mempresentasikan Diri
dan kehadiran Allah, mereka tetap menunjukkan kekerasan hati untuk tidak
percaya. Di satu pihak mereka tetap meyakini status quo sebagai umat pilihan
Allah. Namun di pihak lain, mereka memamerkan sikap yang berseberangan dengan
eksistensi diri mereka sebagai umat pilihan Allah. Mereka memfitnah,
memenjarakan, dan membunuh para murid Yesus yang sementara membawa kebenaran sejati
tentang Diri Allah.
Roh kebenaran yang diutus oleh Bapa dan Putera,
tidak pernah akan tinggal diam. Dalam rupa yang tidak kelihatan, roh kebenaran
akan menampilkan diri secara “kelihatan” dalam pengetahuan mumpuni,
kebijaksanaan sejati, dan keberanian tiada tara dari para murid Yesus. Roh
kebenaran yang merasuki diri para rasul akan membuka pikiran dan hati banyak
orang untuk percaya kepada Allah. Dalam bacaan pertama hari ini (Kis16:11-15),
rasul Paulus yang diliputi oleh roh kebenaran, berhasil membawa seorang
perempuan kaya, bernama Lidia, yang berasal dari daerah Filipi, untuk menjadi
percaya kepada Allah. Ini menjadi bukti bahwa dalam ketidaknyataannya, roh
kebenaran sungguh nyata dan bekerja melalui diri para rasul untuk membawa misi
keselamatan bagi umat manusia. Fakta Injil ini, semakin meyakinkan para murid
bahwa janji Yesus akan roh kebenaran bukan hanya sekedar kata-kata kosong. Ia
hadir untuk membimbing, menuntun, menguatkan, dan meneguhkan eksistensi para
rasul.
Dalam perjalanan panggilan kita sebagai orang
Kristen, seringkali kita merasa gamang dan tidak berdaya ketika berhadapan
dengan pelbagai kenyataan hidup yang pelik atau sulit. Kita sebenarnya
menyadari ada roh kebenaran dari Tuhan sendiri. Namun kita menunjukkan diri
seolah-olah tidak tahu. Atau bisa juga kita sungguh-sungguh tidak tahu karena
tidak pernah berdoa dan bercakap-cakap kepada-Nya. Kesimpulan akhirnya, kita
sebenarnya tidak percaya dalam iman bahwa ada roh kebenaran, yakni roh kudus,
yang sementara berada dan menuntun setiap jalan dan panggilan hidup kita. Kita
menjadi gampang putus asa, menyerah pada keadaan hidup, dan menjalani hidup
tidak sesuai dengan jalan kebenaran dari Allah sendiri.
Hari ini, kita betul-betul dicerahkan untuk percaya
pada roh kebenaran yang dijanjikan oleh Yesus. Kita harus masuk dalam dialog
yang paling intim bersama Tuhan melalui firman-Nya, agar kita mampu memahami
roh kebenaran dalam seluruh perjalanan dan panggilan hidup. Roh kebenaran itu
senantiasa menyertai, membimbing dan menguatkan agar kita mampu mengelola hidup
secara cerdas dan bijaksana. Kita tidak akan takut. Kita tetap berani
menghadapi aneka tantangan dan kesulitan karena kita sungguh percaya dan
menghidupi roh kebenaran itu.
Roh
kebenaran juga akan menuntun agar kita mampu membawa wajah kasih Allah di
tengah dunia. Di tengah keluarga, lingkungan social, tempat kerja, dan di mana
saja kita berada. Mari kita percaya dan menghidupi roh kebenaran itu dalam
seluruh perjalanan, tugas, dan panggilan kita sebagai seorang murid Kristus yang
setia. Amin. ***Atanasius KD Labaona***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar