Selasa, 28 Februari 2023

Spirit Kasih Melampaui Batas

                                                               Luk 6:6-11

           

            Hari ini kita memperingati Santa Teresa dari Kalkuta. Santa Teresa dari Kalkuta adalah seorang kudus di abad modern ini. Selama lebih dari 45 tahun, ia berkarya di India, melayani mereka yang miskin, sakit, yatim piatu, dan sekarat, sambil membimbing ekspansi Konggregasi Misionaris Cinta Kasih dari India ke seluruh dunia. Konggerasi yang didirikannya terus berkembang. Dan pada akhir hidupnya, Santa Teresa telah menjalankan berbagai karya amal seperti panti jompo, rumah penampungan bagi para penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Santa Teresa lahir pada tanggal 26 Agustus 1910 di Skopje, Makedonia Utara dan meninggal pada tanggal 5 September 1997 d Kalkuta, India, dalam usia 87 tahun.

 

            Pada hari ini, penginjil Lukas membentangkan sebuah kisah mukjizat yang dilakukan oleh Yesus di dalam rumah ibadat. Mukjizat itu adalah penyembuhan seseorang yang mati sebelah tangannya. Menarik karena aksi fenomenal demikian dilakukan pada hari sabat. Sebuah hari suci yang melarang segala aktivitas atau pekerjaan manusia, termasuk menyembuhkan orang sakit. Barangsiapa melanggarnya maka akan dicap sebagai pendosa. Tentu juga ada konsekuensi hukum yang harus diterima bagi setiap pelanggarnya.

 

            Tetapi tidak bagi Yesus. Yesus melihat aturan atau hukum yang berlaku pada hari sabat tidak mencerminkan keberpihakan bagi orang yang sedang menderita sakit. Memang segala jenis aturan atau hukum yang berlaku penting dalam menata kehidupan manusia. Termasuk juga hakikat aturan agama sebagai pedoman atau kompas untuk menumbuhkembangkan iman umat. Namun mendewakan aturan atau hukum agama sembari mengabaikan keselamatan bagi jiwa dan raga manusia, tentu menjadi hal yang sangat naif. Tidak bisa diterima oleh logika atau akal sehat. Bagi Yesus, aturan atau hukum agama pada hari sabat yang membredel atau menghalangi keselamatan bagi manusia sangat bertentangan dengan spirit dari hukum agama itu sendiri.

 

            Spirit dari hukum Taurat sesungguhnya adalah spirit kasih. Namun para pemimpin agama memperlakukan aturan atau hukum agama tidak sesuai dengan spirit kasih yang dikumandangkan oleh Allah. Aturan atau hukum agama hanya dilihat sebatas seperangkat aturan legal formal. Tidak lebih dari itu. Bahkan lebih fatal lagi, aturan dan hukum agama dipakai untuk mencari keuntungan ekonomi dan sosial bagi elit agama. Secara khusus aturan atau hukum yang berlaku pada hari Sabat, dipandang oleh Yesus bertentangan dengan spirit kasih yang dibawa-Nya. Oleh karena itu, dengan sikap tegas dan lugas, Yesus menyembuhkan seseorang yang mati sebelah tangannya pada hari Sabat. Apa yang dilakukan oleh Yesus menjadi tanda bahwa spirit kasih Allah melampaui segala aturan atau hukum yang dibuat oleh manusia.

 

            Yesus tidak peduli dengan reaksi negatif dari para pemimpin agama. Bagi-Nya, yang terpenting adalah memberi pemahaman bagi public tentang spirit kasih yang terdapat dalam setiap aturan atau hukum agama. Dan tidak sekedar bicara. Yesus memberi bukti spirit kasih Allah dengan tindakan yang membawa kesembuhan dan keselamatan bagi semua orang. Aksi Yesus memang di satu sisi membawa dampak yang negatif dalam kehidupan-Nya. Karena Ia sementara menabuh genderang perang dengan orang-orang yang tidak menyukai-Nya. Namun di sisi lain, aksi Yesus berhasil memikat sebagian orang untuk percaya dan menjadi pengikut-Nya.

 

            Aksi mukjizat penyembuhan oleh Yesus yang melampaui aturan hari Sabat memberi inspirasi atau pembelajaran yang penting dalam kehidupan iman kita. Bahwa dalam menjalani panggilan hidup kita sebagai orang beriman di dalam keragaman tugas, fungsi dan karya, hendaknya tidak dibatasi oleh sekat-sekat atau penghalang. Kita tidak dibatasi oleh rasa ego, gengsi, status, identitas keagamaan atau suku. Kita harus melepaskan diri dari aneka penghalang untuk berani memberi diri, mewartakan spirit kasih Tuhan kepada setiap orang yang kita layani. Harus kita akui bahwa pasti ada tantangan yang menyertai jalan kebaikan yang diretas. Mungkin saja ada orang yang tidak menyukai kemudian bersikap sentimen. Ada saja hal tidak baik yang dilakukan untuk menjegal atau menghalangi niat dan komitmen baik yang kita lakukan. Seperti Yesus, kita tidak perlu takut. Kita berada di pihak yang benar dan dibenarkan oleh Tuhan. Kita memiliki Tuhan sehingga kita tidak perlu takut.

 

            Santa Teresa dari Kalkuta adalah seorang abdi Allah yang setia. Banyak orang yang memusuhinya, termasuk para rekan sejawatnya, karena melihat pelbagai aksi kemanusiaan yang ditunjukkannya. Apa yang dilakukan oleh Santa Teresa jauh melampaui sekat-sekat yang menjadi penghalang. Spirit kasihnya  melampaui sekat agama, suku dan ras. Ia meninggalkan rasa ego dan gengsinya demi melayani orang-orang kecil, sakit, dan miskin di negara India. Kita mungkin tidak bisa melakukan hal-hal besar seperti Santa Teresa dari Kalkuta. Akan tetapi, ada banyak hal kecil dan sederhana yang bisa kita tunjukkan untuk mewartakan spirit kasih Tuhan dalam hidup. Sekecil apa pun hal yang kita lakukan, tentu sangat bermanfaat bagi orang lain yang merasakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar