Senin, 10 Januari 2022

KUALITAS ROHANI KITA

1Sam. 1:1-8; Mrk 1:21b-28

 

                 Setiap orang yang mengaku murid-murid Yesus dituntut memiliki kualitas hidup rohani yang tinggi agar dapat menjadi contoh dan teladan bagi sesamanya. Menjadi murid-murid Yesus yang sejati perlu menunjukan teladan hidup yang baik sebagai guru kehidupan bukan mengobral kata-kata kosong tanpa bukti perubahan hidup. Kehadiran kita di tengah-tengah komunitas basis harus menjadi pembeda yang bisa mempengaruhi hidup rohani orang lain untuk berubah ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh baik yang bisa mempengaruhi hidup orang banyak adalah keteladanan dalam hal doa. Kebiasaan kita membangun hidup doa yang teratur setiap hari selain meningkatkan kualitas hidup rohani pribadi kita tetapi juga dapat menjadi contoh dan teladan kehidupan bagi perubahan hidup rohani sesama di sekitar kita. Keteladanan hidup rohani kita sebagai murid-murid  Yesus sungguh ditantang di zaman modern semacam ini yang lebih mengagungkan materialisme dan hedonisme semu (materi dan kenikmatan duniawi). Bagaimana kita membangun ketekunan doa sehingga mampu mengalahkan euforia jaman yang semakin tak terbendung? Ini adalah tantangan besar kita bersama dan menjadi tugas pokok kita yang telah dimeterai oleh sakramen baptis.

                Bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang ketekunan doa Hana karena kerinduannya ingin memiliki seorang anak laki-laki. Setiap hari Hana berdoa dengan tekun, bersujud dan meminta kepada Tuhan agar Ia menitipkan seorang anak laki-laki dalam rahimnya. Doa dan permohonan Hana terus dilakukan tanpa kenal lelah hingga pada tahun berikutnya Tuhan mendengarkan keluh kesa hambanya. Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”. Kerinduan dan harapan hati Hana ditunjukan lewat doa terus menerus sampai Allah jatu hati pada hambanya. Hal ini mau menunjukkan bahwa perlu ada usaha dan ketekunan dari pihak manusia. Manusia tidak boleh pasrah begitu saja dalam artian pasif tetapi hendaklah kerinduan hati diimbangi dengan usaha. Ketekunan doa dianggap oleh Hana sebagai senjata dan sarana ampuh untuk memohon kebaikan Tuhan agar kerinduannya terwujud. Hana dan Elkana suaminya hanyalah sebatas  pengantara untuk membagi berkat Tuhan kepada banyak orang melalui hidup dan karya Samuel di kemudian hari, karena tokoh ini bertumbuh besar dan menjadi guru kehidupan spiritual seluruh bangsa. Ia mampu mengubah kehidupan spiritual banyak orang hingga Allah dijadikan sebagai kekuatan hidup.

                Karunia dan berkat Allah kepada Samuel berubah ketika Yesus datang dan hidup dalam sejarah hidup manusia dan menjalankan tugas perutusan dari Bapa-Nya. Yesus hadir tidak sekedar sebagai pengantara Allah tetapi Ia adalah Allah itu sendiri yang melayani secara langsung.  Maka, di dalam bacaan Injil yang kita dengar tadi, Yesus dengan penuh wibawah dan kuasa, mengajar dan mengusir setan dari dalam diri seorang yang kerasukan roh jahat. Yesus tampil sebagai pemenuhan harapan umat manusia yang selalu diliputi kegelapan akibat dosa dan Ia sendiri membawa Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu adalah kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus yang telah menjadi manusia, maka kualitas hidup rohani dalam diri Hana harus kita jadikan sebagai teladan untuk mengembangkan dan membaharui hidup rohani kita yang selama ini suam-suam kuku. Kesulitan yang dihadapi Hana dalam hidupnya adalah gambaran kesulitan hidup kita sebagai manusia lemah, maka setiap orang Kristiani harus bertekun dalam iman, harapan dan kasih seraya berserah diri kepada Yesus sebagai jembatan Pengharapan kita. Kelemahan dan kesulitan hidup kita mampu diatasi oleh kasih Yesus, asalkan kita berserah diri dan mau mengikuti Dia dengan total. Kesetiaan iman kita kepada Yesus akan selalu dihambat oleh pengaruh dan dihalangi oleh setan, namun godaan iblis harus kita tolak dan lawan, karena kuasanya hanya membawa kita kepada kehancuran.  Kita harus bertekun dalam doa dan memurnikan hati terus menerus agar  rahmat Tuhan mengalir dalam hati kita sehingga kuasa Tuhan memampukan kita menjadi agen pembawa Kabar Baik bagi sesama.

                Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus secara tegas menolak seruhan roh jahat yang mengenalNya. Mengapa? Karena Yesus bertujuan menghindari umat dari penyesatan baru. Yesus menghardik roh jahat itu dan menghalanginya berbicara tentang siapa diriNya. Jika Yesus membiarkan itu terjadi, maka iblis bisa dilihat sebagai pewarta kebenaran, padahal ia sedang memasang perangkap baru untuk menjerat orang yang beriman lemah. Ketegasan dan kuasa Yesus melarang keterlibatan iblis dalam pewartaan baru ini sungguh mengagumkan dan menarik perhatian orang yang menyaksikannya. Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa yang berbeda sama sekali dari para pengajar Yahudi yakni kaum Farisi dan ahli Taurat. Mereka sebetulnya adalah orang pandai tetapi kualitas hidup rohaninya sangat rendah dan mereka hanya bisa menindas orang kecil untuk taat pada segala hukum Taurat tetapi kehadiran mereka tidak membebaskan umat.

                Tuhan sama sekali tidak membutuhkan pengakuan iblis dan pengakuan orang Farisi dan ahli Taurat untuk membuktikan kekuasaannya bahwa Ia kudus dari Allah. Pembuktian itu terwujud dalam bentuk yang lain yakni tumbuhnya rahmat belas kasih Allah dimana telah terjadi pembebasan dalam diri orang yang kerasukan roh jahat. Orang yang mengalami belas kasih Tuhan itu akan menjadi agen yang merasul dan menyebarluaskan kasih Tuhan tentang iblis yang tunduk pada kuasa Tuhan. Jadi, sepanjang kita mengandalkan kuasa Tuhan dan membangun relasi dengan-Nya dalam doa, maka setan sama sekali tidak mempunyai tempat lagi dalam diri dan hati manusia. Relasi dan hubungan personal yang akrab dengan Tuhan mau menunjukkan bahwa itulah Kerajaan Allah sesungguhnya yang sedang kita lami. Dengan mengandalkan rahmat dan kemurahan hati Tuhan, kita memiliki daya dan kekuatan untuk melawan kekuatan dosa. Tidak ada senjata ampuh untuk mengalahkan kekuatan iblis selain tunduk dan berserah pada rahmat dan kuasa Tuhan, dengan begitu, kita akan menjadi malaikat Allah bagi sesama kita.

                Kerinduhan hati Hana untuk memohon belas kasih Tuhan bukan bagi dirinya sendiri tetapi bagi keselamatan banyak orang dalam diri anaknya Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”. Samuel tampil sebagai tokoh spiritual yang mengubah hidup rohani banyak orang. Ketaatan doa Hana  kepada Tuhan telah menyumbang keselamatan bagi banyak orang. Hana dan Samuel anaknya telah membangun dasar rohani yang kuat bagi keselamatan dunia, mereka tidak menginginkan orang banyak jatuh dalam dosa akibat tipu daya iblis tetapi mereka mau menghantar semua orang menuju Kerajaan Allah untuk menikmati hidup abadi di surga. Samuel hanyalah agen dan alat Tuhan yang hadir untuk membangun kualitas rohani umat, namun kehadiran Yesus sebagai representasi Diri Allah mau menunjukan bahwa inisiatif keselamatan selalu datang dari pihak Allah. Allah selalu hadir dalam diri orang sakit, lemah dan miskin dan yang tak berdaya. Allah hadir secara nyata dalam diri Yesus PuteraNya untuk mengangkat martabat hidup manusia agar secitra dengan diriNya.

                Sebagai murid-murid Kristus yang sejati, khususnya mereka yang sakit, lemah, miskin dan tak berdaya, bahwa Tuhan tidak pernah melupakan anda semua. Justrus prioritas kehadiran Tuhan ke dunia yang menjelma menjadi manusia untuk menghibur dan memberi pengharapan bahwa anda semua akan diselamatkan. Ketaatan dan kesetiaan Hana dalam doa, menginspirasi kita semua untuk selalu menjadikan doa sebagai napas hidup kita, doa harus kita jadikan sebagai salah satu kebutuhan primer yang tanpanya kita akan mati. Semua ketekunan dan doa-doa kita setiap hari tidak hanya bertujuan untuk mencari keselamatan bagi diri sendiri di akhirat nanti tetapi bisa menjadi inspirasi bagi sesama kita untuk meningkatkan kualitas hidup rohaninya, hari ini dan selama-lamanya. AMIN. ***BW***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar