1Sam. 1:1-8; Mrk
1:21b-28
Setiap orang yang mengaku murid-murid
Yesus dituntut memiliki kualitas hidup rohani yang tinggi agar dapat menjadi
contoh dan teladan bagi sesamanya. Menjadi murid-murid Yesus yang sejati perlu
menunjukan teladan hidup yang baik sebagai guru kehidupan bukan mengobral
kata-kata kosong tanpa bukti perubahan hidup. Kehadiran kita di tengah-tengah
komunitas basis harus menjadi pembeda yang bisa mempengaruhi hidup rohani orang
lain untuk berubah ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh baik yang bisa
mempengaruhi hidup orang banyak adalah keteladanan dalam hal doa. Kebiasaan
kita membangun hidup doa yang teratur setiap hari selain meningkatkan kualitas
hidup rohani pribadi kita tetapi juga dapat menjadi contoh dan teladan
kehidupan bagi perubahan hidup rohani sesama di sekitar kita. Keteladanan hidup
rohani kita sebagai murid-murid Yesus
sungguh ditantang di zaman modern semacam ini yang lebih mengagungkan
materialisme dan hedonisme semu (materi dan kenikmatan duniawi). Bagaimana kita
membangun ketekunan doa sehingga mampu mengalahkan euforia jaman yang semakin
tak terbendung? Ini adalah tantangan besar kita bersama dan menjadi tugas pokok
kita yang telah dimeterai oleh sakramen baptis.
Bacaan
pertama hari ini mengisahkan tentang ketekunan doa Hana karena kerinduannya
ingin memiliki seorang anak laki-laki. Setiap hari Hana berdoa dengan tekun,
bersujud dan meminta kepada Tuhan agar Ia menitipkan seorang anak laki-laki
dalam rahimnya. Doa dan permohonan Hana terus dilakukan tanpa kenal lelah
hingga pada tahun berikutnya Tuhan mendengarkan keluh kesa hambanya. Hana
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama
Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”. Kerinduan dan harapan
hati Hana ditunjukan lewat doa terus menerus sampai Allah jatu hati pada
hambanya. Hal ini mau menunjukkan bahwa perlu ada usaha dan ketekunan dari
pihak manusia. Manusia tidak boleh pasrah begitu saja dalam artian pasif tetapi
hendaklah kerinduan hati diimbangi dengan usaha. Ketekunan doa dianggap oleh
Hana sebagai senjata dan sarana ampuh untuk memohon kebaikan Tuhan agar
kerinduannya terwujud. Hana dan Elkana suaminya hanyalah sebatas pengantara untuk membagi berkat Tuhan kepada banyak
orang melalui hidup dan karya Samuel di kemudian hari, karena tokoh ini
bertumbuh besar dan menjadi guru kehidupan spiritual seluruh bangsa. Ia mampu
mengubah kehidupan spiritual banyak orang hingga Allah dijadikan sebagai
kekuatan hidup.
Karunia dan berkat Allah kepada
Samuel berubah ketika Yesus datang dan hidup dalam sejarah hidup manusia dan
menjalankan tugas perutusan dari Bapa-Nya. Yesus hadir tidak sekedar sebagai
pengantara Allah tetapi Ia adalah Allah itu sendiri yang melayani secara langsung. Maka, di dalam bacaan Injil yang kita dengar
tadi, Yesus dengan penuh wibawah dan kuasa, mengajar dan mengusir setan dari
dalam diri seorang yang kerasukan roh jahat. Yesus tampil sebagai pemenuhan
harapan umat manusia yang selalu diliputi kegelapan akibat dosa dan Ia sendiri
membawa Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu adalah kita semua yang percaya
kepada Yesus Kristus yang telah menjadi manusia, maka kualitas hidup rohani
dalam diri Hana harus kita jadikan sebagai teladan untuk mengembangkan dan membaharui
hidup rohani kita yang selama ini suam-suam kuku. Kesulitan yang dihadapi Hana
dalam hidupnya adalah gambaran kesulitan hidup kita sebagai manusia lemah, maka
setiap orang Kristiani harus bertekun dalam iman, harapan dan kasih seraya
berserah diri kepada Yesus sebagai jembatan Pengharapan kita. Kelemahan dan
kesulitan hidup kita mampu diatasi oleh kasih Yesus, asalkan kita berserah diri
dan mau mengikuti Dia dengan total. Kesetiaan iman kita kepada Yesus akan
selalu dihambat oleh pengaruh dan dihalangi oleh setan, namun godaan iblis
harus kita tolak dan lawan, karena kuasanya hanya membawa kita kepada
kehancuran. Kita harus bertekun dalam
doa dan memurnikan hati terus menerus agar
rahmat Tuhan mengalir dalam hati kita sehingga kuasa Tuhan memampukan kita
menjadi agen pembawa Kabar Baik bagi sesama.
Dalam bacaan Injil hari ini,
Yesus secara tegas menolak seruhan roh jahat yang mengenalNya. Mengapa? Karena
Yesus bertujuan menghindari umat dari penyesatan baru. Yesus menghardik roh
jahat itu dan menghalanginya berbicara tentang siapa diriNya. Jika Yesus
membiarkan itu terjadi, maka iblis bisa dilihat sebagai pewarta kebenaran,
padahal ia sedang memasang perangkap baru untuk menjerat orang yang beriman
lemah. Ketegasan dan kuasa Yesus melarang keterlibatan iblis dalam pewartaan
baru ini sungguh mengagumkan dan menarik perhatian orang yang menyaksikannya.
Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa yang berbeda sama sekali dari para
pengajar Yahudi yakni kaum Farisi dan ahli Taurat. Mereka sebetulnya adalah orang
pandai tetapi kualitas hidup rohaninya sangat rendah dan mereka hanya bisa
menindas orang kecil untuk taat pada segala hukum Taurat tetapi kehadiran
mereka tidak membebaskan umat.
Tuhan sama sekali tidak
membutuhkan pengakuan iblis dan pengakuan orang Farisi dan ahli Taurat untuk
membuktikan kekuasaannya bahwa Ia kudus dari Allah. Pembuktian itu terwujud
dalam bentuk yang lain yakni tumbuhnya rahmat belas kasih Allah dimana telah
terjadi pembebasan dalam diri orang yang kerasukan roh jahat. Orang yang
mengalami belas kasih Tuhan itu akan menjadi agen yang merasul dan
menyebarluaskan kasih Tuhan tentang iblis yang tunduk pada kuasa Tuhan. Jadi,
sepanjang kita mengandalkan kuasa Tuhan dan membangun relasi dengan-Nya dalam
doa, maka setan sama sekali tidak mempunyai tempat lagi dalam diri dan hati
manusia. Relasi dan hubungan personal yang akrab dengan Tuhan mau menunjukkan
bahwa itulah Kerajaan Allah sesungguhnya yang sedang kita lami. Dengan
mengandalkan rahmat dan kemurahan hati Tuhan, kita memiliki daya dan kekuatan
untuk melawan kekuatan dosa. Tidak ada senjata ampuh untuk mengalahkan kekuatan
iblis selain tunduk dan berserah pada rahmat dan kuasa Tuhan, dengan begitu,
kita akan menjadi malaikat Allah bagi sesama kita.
Kerinduhan hati Hana untuk memohon
belas kasih Tuhan bukan bagi dirinya sendiri tetapi bagi keselamatan banyak
orang dalam diri anaknya Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”.
Samuel tampil sebagai tokoh spiritual yang mengubah hidup rohani banyak orang.
Ketaatan doa Hana kepada Tuhan telah
menyumbang keselamatan bagi banyak orang. Hana dan Samuel anaknya telah
membangun dasar rohani yang kuat bagi keselamatan dunia, mereka tidak
menginginkan orang banyak jatuh dalam dosa akibat tipu daya iblis tetapi mereka
mau menghantar semua orang menuju Kerajaan Allah untuk menikmati hidup abadi di
surga. Samuel hanyalah agen dan alat Tuhan yang hadir untuk membangun kualitas
rohani umat, namun kehadiran Yesus sebagai representasi Diri Allah mau
menunjukan bahwa inisiatif keselamatan selalu datang dari pihak Allah. Allah
selalu hadir dalam diri orang sakit, lemah dan miskin dan yang tak berdaya.
Allah hadir secara nyata dalam diri Yesus PuteraNya untuk mengangkat martabat
hidup manusia agar secitra dengan diriNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar