Minggu, 06 Juni 2021

Berkat Yang Mengiringi Penderitaan

Mat 5:1-12

 

Dalam banyak pengalaman pahit dan tidak mengenakan, suasana kebatinan kita tentu ikut terperosok ke level yang paling rendah. Kita merasa sedih, kecewa, sakit hati, dan tidak memiliki semangat hidup. Beruntungnya bahwa kita masih memiliki orang-orang terdekat, anggota keluarga, sahabat, dan kenalan yang tetap memberi hiburan dan dukungan agar kita dapat bangkit, segera move on, untuk menata kembali hidup dan suasana hidup kita. Apa jadinya hidup kita apabila tidak memiliki orang-orang yang senantiasa memberikan support? Ada kemungkinan hidup kita semakin tenggelam. Walaupun memang banyak orang yang merasa kuat dengan kemampuan pribadi yang dimiliki. Namun dengan kehadiran orang lain yang memberikan dukungan, tentu saja kita semakin merasa kuat dan memiliki optimisme hidup.

 

Yesus juga hadir memberikan hiburan dan dukungan kepada orang-orang kecil yang miskin, terpinggirkan dan tertindas dalam bacaan Injil yang kita dengar pada hari ini (Mat 5:1-12). Mereka adalah kelompok masyarakat yang tidak memiliki akses atau kemudahan dalam hidup. Oleh otoritas negara dan elit agama, mereka kerapkali menjadi korban demi kepentingan para elit negara dan agama. Pajak yang tinggi, tuntutan akan barang persembahan di Bait Allah, dan pelbagai aturan agama lainnya yang kaku dan mengikat, adalah contoh sebagian kecil tindakan tidak adil yang dialami oleh masyarakat kelas bawah. Semua itu belum termasuk dengan pelbagai aksi murahan dan tidak terpuji para pemimpin agama yang seringkali merendahkan, menghina, mencela, menganiaya umatnya sendiri, apabila mereka tidak mengikuti apa yang dikehendaki atau diperintahkan oleh para pemimpin agamanya. Maka lengkaplah sudah pengalaman penderitaan dan dukacita yang terjadi atas diri mereka (masyarakat kecil).

 

Kondisi tidak menguntungkan yang dialami oleh masyarakat kelas bawah rupanya memantik sikap empati dan simpati dari Yesus. Oleh karena itu, ketika melihat konsentrasi massa yang membludak untuk mengikuti-Nya, Yesus memanfaatkan moment tersebut untuk menyampaikan hiburan dan dukungan kepada mereka. Bukan sekedar kata-kata kosong dengan apa yang telah disampaikan-Nya. Tetapi Yesus memberi garansi bahwa mereka akan mendapatkan kebahagiaan di dalam nama Allah sendiri. Mereka tidak perlu takut dan cemas karena Allah senantiasa menyertai hidup mereka. Dalam penderitaan dan suasana dukacita yang sementara mereka alami, ternyata terselip juga berkat kebahagiaan dan keselamatan yang mereka terima. Yesus tetap mendorong orang kecil dan tertindas untuk tetap memiliki kemurahan hati, kesucian hati, dan senantiasa memperjuangkan kebenaran Allah. Walaupun mereka mengalami tekanan hidup yang dasyat, hal ini tidak menyurutkan niat mereka untuk menyerap dan mewartakan nilai-nilai yang dikehendaki oleh Yesus.

Inilah ciri khas sikap hidup kristiani yang sungguh luar biasa. Walaupun mengalami kemiskinan, ditindas, dianiaya tetapi tetap merasa bahagia di dalam nama Allah dan setia mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia. Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus (2Kor 1:1-7) menyampaikan ucapan syukurnya kepada Allah karena Allah tetap mendampingi ia dan kawan-kawannya dalam segala penderitaan. Mereka tetap terhibur dan kuat oleh karena Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Dan segala hiburan yang mereka terima, senantiasa mereka bagikan juga kepada saudara-saudara mereka yang lain. Dalam penderitaan, ada kekuatan dan hiburan untuk terus melipatgandakan firman dan membawa semakin banyak orang untuk percaya kepada Allah. Ini sebuah gerakan revolusioner rasul Paulus dan kawan-kawannya, yang tidak pernah takut menghadapi penderitaan dan dukacita hidup. Karena mereka percaya bahwa di dalam kegelapan, ada cahaya Tuhan yang selalu menerangi jalan hidup.

 

Seorang ibu mensyeringkan pengalaman penderitaannya ketika ia harus menerima dengan ikhlas berbagai tindakan kekerasan; entah kekerasan verbal, kekerasan psikis maupun kekerasan secara fisik yang dilakukan oleh suaminya. Ia tidak pernah melawan apalagi memberontak. Mulianya, cinta dan perhatian sebagai seorang istri tetap ia berikan walaupun ia terus mendapat perlakuan yang tidak manusiawi. Puncaknya, sang suami memutuskan untuk pergi dari rumah dan memilih untuk tidak kembali lagi. Walaupun mengalami rasa sakit dan kecewa yang dasyat, ia tetap sabar, kuat, dan setia melakoni hidup bersama-sama dengan kedua anaknya yang masih sangat kecil. Ia tetap bekerja seperti biasa menjadi seorang guru yang baik dan professional. Ia merasa kuat dan tetap semangat karena terus diberi hiburan dan dukungan oleh rekan-rekan seprofesinya.  Lebih dari itu, ia percaya kepada kehendak Tuhan yang terjadi atas diri-Nya. Ia tidak pernah menolak realitas hidup memilukan yang dialami. Ia percaya, Tuhan sementara merancang hidup lebih baik dan penuh kebahagiaan yang tidak pernah ia bayangkan atau pikirkan. Ia tetap berserah kepada Tuhan dalam penderitaan dan dukacita hidup yang dialaminya.

 

Sebagai umat beriman, kita juga memiliki pengalaman penderitaan dan dukacita yang berbeda-beda. Mungkin kita pernah mengalami kekurangan secara finansial dalam suatu urusan atau rencana tertentu yang menyebabkan segala harapan dan niat kita menjadi gagal total. Atau bisa juga kita mengalami pengalaman yang tidak enak ketika difitnah, dicemooh, dan ditinggalkan oleh para sahabat dan rekan. Bisa juga kita mengalami rasa sakit karena penyakit tertentu yang tidak pernah kunjung usai. Kita juga bisa merasa sakit psikis oleh karena sikap dan perbuatan orang lain. Dan masih banyak lagi pengalaman penderitaan dan dukacita yang kita rasakan secara pribadi atau bersama-sama dalam keluarga dan komunitas kerja.

 

Hari ini, Tuhan memberikan hiburan dan dukungan agar kita tidak berkecil hati dan mengalami kemerosotan dan kehilangan iman kepada-Nya. Kita adalah orang-orang yang sungguh-sungguh berbahagia di hadapan Allah, yang akan mendapatkan berkat kebaikan dan keselamatan dalam hidup. Kita tetap menaruh kepercayaan total kepada Tuhan, karena kita yakin ada berkat terindah yang mengiringi segala pengalaman penderitaan dan dukacita yang kita alami. Semoga kita terus dan tetap mewartakan sabda Tuhan dalam tugas, karya, serta dalam pengabdian di berbagai lingkup kehidupan karena kita selalu percaya ada rencana Tuhan yang terbaik dalam tiap kesusahan, kegagalan, dan penderitaan hidup yang kita alami. Amin. ***AKD***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar