LUK 10:1-9
Hari ini Gereja Katolik sejagad memperingati
dua orang kudus dari Gereja abad pertama yaitu: St. Timotius dan St. Titus, keduanya
berasal dari keluarga kafir yang kemudian beriman kepada Yesus oleh karena
pewartaan Paulus. Keduanya kemudian menjadi pengikut dan rekan setia Paulus
dalam misi pewarta kabar suka cita Allah. Mereka diberi tugas penting dalam
Gereja perdana, keduanya memperoleh kepercayaan untuk memimpin umat dan ikut ambil bagian dalam tugas pewartaan
Paulus dari daerah ke daerah. Lewat kesetiaan dan dedikasi mereka, Gereja
perdana dibangun, diperkuat, ditopang dan dibesarkan oleh karena iman mereka
kepada Yesus Kristus. Mereka mendapat tugas dan tanggungjawab yang berat
lantaran banyak tantangan yang harus dihadapi untuk membimbing kehidupan iman
umat. Militansi mereka dalam misi pewartaan menjadikan mereka tetap kokoh dan
teguh dalam iman oleh karena kehidupan doa yang teratur.
Dalam Injil yang baru saja kita dengar, Yesus memiliki
otoritas dan kuasa penuh untuk memberikan tenaga dan kuasa Ilahi, Ia mengutus
ketujuh puluh murid-Nya untuk mewakili Dia dalam kata dan tindakan keselamatan.
Ketujuh puluh murid itu memiliki kuasa untuk mengusir setan dan menyembuhkan berbagai
penyakit atas nama-Nya. Yesus mengenal orang yang akan Dia panggil dan
utus, Ia tidak memanggil orang yang berkelimpahan materi, memiliki status
sosial tinggi dan bukan orang cerdik pandai. Yesus bahkan memilih dan memanggil
mereka yang sederhana dan bersahaja yang memiliki keterbukaan dan kesiapan hati
untuk siap diutus, nyata di sini bahwa kebanyakan dari murid Yesus umumnya dari
kalangan yang tidak terpandang. Yesus memilih para murid-Nya dan menegaskan,
“Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala,” hal ini mau
menegaskan bahwa tugas perutusan itu tidak gampang. Banyak tantangan dan
perjuangan akan dialami oleh mereka. Yesus juga melarang mereka untuk tidak
membawa pundi-pundi, bekal atau kasut. Para murid harus fokus kepada pewartaan
tanpa terikat dan tergantung pada materi. Mereka jangan mencemaskan hal-hal
duniawi karena Dia sendiri akan menyertai mereka. Dalam Matius 28:20 Yesus
mengatakan, “Jangan cemas Aku akan menyertai kamu sampai akhir jaman,” Janji
inilah yang menguatkan dan meneguhkan hati para murid sehingga mereka tetap
setia dan fokus pada karya pewartaan. Janji Yesus menyertai para murid telah
mempertobatkan Paulus dari keberutalannya mengejar dan membunuh para pengikut
Kristus, bahkan ia mengalami titk balik pertobatan yang signifikan. Ia kemudian
menjadi pewarta yang militan yang mempertobatkan banyak orang dengan kesaksian
hidup imannya.
Prioritas
dari misi utama Yesus adalah untuk memberitakan Kerajaan Allah dan perintah
untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Para murid diajak untuk
menomorsatukan Kehendak Allah lewat pemberitaan Injil dan pembebasan secara
real, aktual dan kontekstual. Yesus juga menekankan segi totalitas dimana para
murid tidak diijinkan membawa apa-apa dalam perjalanan termasuk bekal agar
mereka lebih fokus pada misi pewartaan. Para murid tidak boleh mengandalkan
kemampuan diri mereka sendiri tetapi sepenuh hati mengandalkan kekuatan dari
Allah dan belas kasih/kemurahan hati orang lain. Yesus mengutus para murid
jalan berdua-dua agar mereka saling membantu dan menjadi saksi pewarta kabar
keselamatan Allah. Kesaksian mereka harus merujuk dan berpedoman pada kasih dan
kebaikan Allah, bukan kesaksian tentang kehebatan dan nama besar mereka, karena
kuasa yang mengalir dari mereka bersumber dari kemurahan hati Allah sendiri.
Tugas
perutusan tujuh puluh murid Yesus juga menjadi tugas semua umat beriman
Kristiani. Panggilan dan perutusan kita di dunia ini adalah memberikan
kesaksian tentang pengalaman kita akan Yesus Kristus, yang terwujud dalam hidup
dan pekerjaan kita. Seorang beriman Kristiani pertama-tama dipanggil untuk
menghadirkan Kerajaan Allah. Tugas dan tanggungjawab yang dipercayakan kepada
kita untuk dilakukan adalah bagian dari usaha untuk membangun Kerajaan Allah
dan harus selalu menampakkan wajah belas kasih Allah di dunia. Kita diajak
untuk aktif menghadirkan Kerajaan Allah dalam pekerjaan dan pelayanan kita.
Kita didorong untuk aktif mengupayakan kebaikan dan membawa sebanyak mungkin
orang ke jalan keselamatan Allah, bukan menghabiskan seluruh waktu hanya untuk
membaca atau menonton kisah-kisah inspiratif yang tidak mampu diaktualisasikan dalam tugas dan
kerja nyata kita. Dalam hal ini, ada gerakan yang mendorong kita untuk melakukan
tugas tersebut, dan gerakan itu kita yakini bersumber dan mengalir dari
rahmat Allah yang mendampingi dan
memberikan kekuatan kepada kita untuk memberikan kesaksian iman dan kesaksian
hidup sebagai murid-murid Yesus dalam mengupayakan kebaikan, keadilan dan
kesalamatan di dunia ini. Kita harus aktif membangun Kerajaan Allah di dunia
dengan mengupayakan kebaikan-kebaikan bagi Gereja dan masyarakat di sekitar
kita. Kita memiliki keyakinan teguh akan Tuhan yang setia mendampingi
perjalanan hidup kita, hidup dan pekerjaan kita adalah sebuah kesaksian yang
mendatangkan buah-buah kebaikan bagi semua orang.
Bacaan
Injil hari ini menginspirasi dan mengajak kita untuk merenungkan arti perutusan
kita di dunia ini yang terungkap dalam usaha dan kerja nyata untuk mewartakan
Kerajaan Allah. Sebagaimana Paulus tetap berpegang teguh pada keyakinan dasarnya
bahwa Tuhanlah pendamping dan pemberi kekuatan dalam pewartaan Injil. Maka
sebagai orang beriman, kita juga dipanggil dan diutus dengan aneka talenta dan
skill (bakat, kemampuan dan keterampilan) untuk memancarkan kasih Allah kepada
sesama lewat tugas dan pekerjaan kita sebagai pegagawai, guru, tukang, petani,
tenaga medis, cleaning service, penata taman, tukang masak, dll. Dalam
kesempatan semacam ini, kita dapat menunjukkan kualitas pelayanan dan kualitas iman
kita secara jujur dan bertanggungjawab, apa pun agama dan kepercayaan kita.
Dalam kaca mata iman Kristiani, kita percaya bahwa Kristus adalah jaminan dan
pengharapan bagi setiap orang yang mengandalkan Dia sebagai satu-satunya jalan
dan keselamatan hidup kita. Semoga semangat St. Timotius dan Titus yang kita
rayakan pestanya hari ini, mengubah hidup iman kita untuk menjadikan Kristus
sebagai jalan keselamatan kita. Kedua orang kudus ini telah memilih jalan
keselamatan yang benar bahkan mereka bersedia memikul tanggung jawab besar yang
diberikan Gereja sebagai uskup untuk memelihara dan menguduskan iman umat.
Meskipun pekan doa sedunia dengan ujud khusus yang dianjurkan oleh Gereja
diberi limit waktu dari tanggal 18-25 Januari 2021 untuk persatuan umat Kristiani,
namun tanggungjawab kita sebagai umat beriman tetap memberi porsi yang sama
untuk secara konsisten mendoakan persatuan umat Kristiani. Semoga. ***Bernard
Wadan***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar