Mrk 5:1-20
Mungkin
anda pernah mendengar atau membaca sebuah istilah yang bernama eksorsisme.
Eksorsisme adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat
dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sudah dimasuki atau dirasuki
setan. Orang yang melakukan eksorsisme dikenal dengan sebutan eksorsis. Seorang
eksorsis bisa berasal dari kalangan apa saja. Entah rohaniwan,
biarawan-biarawati atau pun awam. Eksorsis bisa menggunakan media doa dan
hal-hal religius lainnnya seperti mantra, gerak-gerik, simbol, gambar atau
patung orang suci, jimat, dan lain-lain. Seorang eksorsis seringkali memohon
bantuan Tuhan atau beberapa malaikat dan malaikat agung untuk ikut campur di
dalam eksorsisme.
Praktis
eksorsisme ternyata sudah sangat tua dan berlaku di banyak negara. Sejak zaman
Yesus, praktek eksorsisme sudah dikenal. Bahkan Yesus sendiri menggunakan
eksorsisme sebagai salah satu media untuk menegaskan eksistensi Diri-Nya. Bagi
Yesus, eksorsisme tidak sekedar memberi keselamatan bagi si sakit. Ekorsisme
adalah sarana pewartaan warta Kerajaan Allah yang dikumandangkan oleh Yesus
sendiri. Melalui eksorsisme, Yesus merepresentasikan kekuatan Allah yang
sungguh dasyat. Melampaui segala kekuatan dunia dan setan. Oleh karena itu,
kita bisa mengatakan bahwa Yesus adalah seorang eksorsis agung. Karena Yesus
memiliki kekuatan ilahi untuk mengusir roh jahat atau setan yang merasuki
pribadi seseorang.
Seperti
dalam bacaan Injil pada hari ini (Mrk5:1-20), diperlihatkan kepada kita sebuah
kisah penyembuhan seseorang yang kerasukan roh jahat di daerah Gerasa. Roh
jahat itu rupanya sudah mengenal siapa Yesus. Ia kelihatan takut ketika melihat
kedatangan Yesus. Ia merasa hidup dan kekuasaannya akan segera berakhir di
daerah Gerasa. Oleh karena itu, dengan sangat ia meminta bantuan Yesus supaya
dipindahkan ke dalam kawanan babi yang ada di sekitar daerah itu. Yesus pun
mengabulkan permintaan roh jahat yang bernama Legion. Ia mengeluarkan roh jahat
dari si sakit dan memindahkan roh jahat itu ke dalam babi-babi, sehingga
menyebabkan kawanan babi itu terjun ke dalam danau.
Praktek
eksorsisme atau pengusiran roh jahat ternyata masih berlaku hingga saat ini.
Kalau kita perhatikan, memang ada segelintir orang yang memiliki karunia atau
karisma khusus untuk melakukan praktek eksorsisme. Mereka biasanya menggunakan
media doa, dan barang-barang rohani seperti salib, patung, Rosario,
gambar-gambar kudus dan sebagainya. Dan banyak orang zaman ini yang masih kuat
menggunakan jasa seorang eksorsis untuk menyembuhkan anggota keluarga atau
kenalannya yang kerasukan roh jahat. Tidak jarang kita mendengar atau
menyaksikan praktek-praktek eksorsisme yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal
di luar logika yang kita temui di sana. Namun yang pasti bahwa orang dituntut
untuk memiliki kepercayaan agar proses eksorsisme itu bisa terlaksana dengan
baik dan sukses.
Selain
roh jahat yang datang dari luar dan menyusup masuk dalam jiwa seseorang,
ternyata roh jahat itu juga bisa diciptakan oleh manusia sendiri di dalam
dirinya. Ketika mendengar nama Yesus, orang menjadi alergi. Orang tidak mau
mendengar dan mempercakapkan sosok yang bernama Yesus. Fatalnya, banyak orang
Kristen yang hidupnya sudah mulai menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran
Kristen. Seperti orang Gerasa yang menolak kehadiran Yesus di daerahnya, banyak
orang Kristen juga memiliki tendensi untuk bertindak demikian. Mereka
seringkali menolak kehadiran Yesus baik di dalam hati maupun secara terang benderang
lewat kata-kata dan perbuatan. Mereka lebih sibuk mempraktekkan urusan duniawi
dan mengabaikan nilai-nilai yang termaktub dalam ajaran kristiani.
Fenomena
orang-orang Kristen yang tidak tertarik lagi ke gereja pada hari Minggu menjadi
pemandangan biasa yang sering kita amati. Dengan getol dan berapi-api mereka
mencari pendasaran untuk membela diri. Mereka mengatakan bahwa cukup saja
menjadi orang baik. Namun apakah menjadi orang Kristen itu cukup dengan hanya
berbuat baik? Saya kira tidak demikian. Spirit akan Tuhan Yesus perlu ditimba
dan dikuatkan dalam diri. Salah satunya dengan menghadiri perayaan ekaristi
untuk menghormati dan menyambut Tubuh Tuhan dalam rupa roti.
Fenomena
lain yang kita temui adalah kecenderungan orang Kristen untuk menghabiskan
kekayaannya demi perilaku hedonisme yakni pesta pora. Tentu saja orang akan
berdalih bahwa uang itu milik pribadi. Dan menjadi wilayah privasi yang tidak
bisa diganggu gugat. Kita sepakat dengan hal itu. Namun menjadi hal yang miris
adalah ketika orang menjadikan hidup hedonis menjadi fokus dan lokus dalam
hidupnya. Imbasnya, orang tidak lagi memiliki kepekaan untuk menunjukkan
keprihatinan dan perhatian sosialnya. Orang menjadi apatis (cuek), egois
(merasa lebih unggul), dan permisif (tidak mau tahu) dengan ketidakadilan dan
kemiskinan yang terjadi di sekitarnya.
Dan
masih banyak hal lain yang bisa menjadi refleksi bagi diri sendiri. Bahwa roh
jahat itu bisa bertransformasi dalam rupa apa pun. Tidak hanya dalam rupa yang
jelek dan tidak menarik. Dalam rupa yang paling manis dan mengenakan pun, roh
jahat bisa bercokol di dalamnya. Mari kita membersihkan segala jenis roh jahat
yang masih bersemayam di dalam diri kita, agar tubuh kita menjadi pantas
menjadi Bait Allah, tempat kediaman Allah sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar