Minggu, 13 Februari 2022

Membersihkan Roh Jahat Di Dalam Diri

 

Mrk 5:1-20

 

Mungkin anda pernah mendengar atau membaca sebuah istilah yang bernama eksorsisme. Eksorsisme adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sudah dimasuki atau dirasuki setan. Orang yang melakukan eksorsisme dikenal dengan sebutan eksorsis. Seorang eksorsis bisa berasal dari kalangan apa saja. Entah rohaniwan, biarawan-biarawati atau pun awam. Eksorsis bisa menggunakan media doa dan hal-hal religius lainnnya seperti mantra, gerak-gerik, simbol, gambar atau patung orang suci, jimat, dan lain-lain. Seorang eksorsis seringkali memohon bantuan Tuhan atau beberapa malaikat dan malaikat agung untuk ikut campur di dalam eksorsisme.

 

Praktis eksorsisme ternyata sudah sangat tua dan berlaku di banyak negara. Sejak zaman Yesus, praktek eksorsisme sudah dikenal. Bahkan Yesus sendiri menggunakan eksorsisme sebagai salah satu media untuk menegaskan eksistensi Diri-Nya. Bagi Yesus, eksorsisme tidak sekedar memberi keselamatan bagi si sakit. Ekorsisme adalah sarana pewartaan warta Kerajaan Allah yang dikumandangkan oleh Yesus sendiri. Melalui eksorsisme, Yesus merepresentasikan kekuatan Allah yang sungguh dasyat. Melampaui segala kekuatan dunia dan setan. Oleh karena itu, kita bisa mengatakan bahwa Yesus adalah seorang eksorsis agung. Karena Yesus memiliki kekuatan ilahi untuk mengusir roh jahat atau setan yang merasuki pribadi seseorang.

 

Seperti dalam bacaan Injil pada hari ini (Mrk5:1-20), diperlihatkan kepada kita sebuah kisah penyembuhan seseorang yang kerasukan roh jahat di daerah Gerasa. Roh jahat itu rupanya sudah mengenal siapa Yesus. Ia kelihatan takut ketika melihat kedatangan Yesus. Ia merasa hidup dan kekuasaannya akan segera berakhir di daerah Gerasa. Oleh karena itu, dengan sangat ia meminta bantuan Yesus supaya dipindahkan ke dalam kawanan babi yang ada di sekitar daerah itu. Yesus pun mengabulkan permintaan roh jahat yang bernama Legion. Ia mengeluarkan roh jahat dari si sakit dan memindahkan roh jahat itu ke dalam babi-babi, sehingga menyebabkan kawanan babi itu terjun ke dalam danau.

 

Praktek eksorsisme atau pengusiran roh jahat ternyata masih berlaku hingga saat ini. Kalau kita perhatikan, memang ada segelintir orang yang memiliki karunia atau karisma khusus untuk melakukan praktek eksorsisme. Mereka biasanya menggunakan media doa, dan barang-barang rohani seperti salib, patung, Rosario, gambar-gambar kudus dan sebagainya. Dan banyak orang zaman ini yang masih kuat menggunakan jasa seorang eksorsis untuk menyembuhkan anggota keluarga atau kenalannya yang kerasukan roh jahat. Tidak jarang kita mendengar atau menyaksikan praktek-praktek eksorsisme yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal di luar logika yang kita temui di sana. Namun yang pasti bahwa orang dituntut untuk memiliki kepercayaan agar proses eksorsisme itu bisa terlaksana dengan baik dan sukses.

 

Selain roh jahat yang datang dari luar dan menyusup masuk dalam jiwa seseorang, ternyata roh jahat itu juga bisa diciptakan oleh manusia sendiri di dalam dirinya. Ketika mendengar nama Yesus, orang menjadi alergi. Orang tidak mau mendengar dan mempercakapkan sosok yang bernama Yesus. Fatalnya, banyak orang Kristen yang hidupnya sudah mulai menyimpang dari prinsip-prinsip ajaran Kristen. Seperti orang Gerasa yang menolak kehadiran Yesus di daerahnya, banyak orang Kristen juga memiliki tendensi untuk bertindak demikian. Mereka seringkali menolak kehadiran Yesus baik di dalam hati maupun secara terang benderang lewat kata-kata dan perbuatan. Mereka lebih sibuk mempraktekkan urusan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai yang termaktub dalam ajaran kristiani.

 

Fenomena orang-orang Kristen yang tidak tertarik lagi ke gereja pada hari Minggu menjadi pemandangan biasa yang sering kita amati. Dengan getol dan berapi-api mereka mencari pendasaran untuk membela diri. Mereka mengatakan bahwa cukup saja menjadi orang baik. Namun apakah menjadi orang Kristen itu cukup dengan hanya berbuat baik? Saya kira tidak demikian. Spirit akan Tuhan Yesus perlu ditimba dan dikuatkan dalam diri. Salah satunya dengan menghadiri perayaan ekaristi untuk menghormati dan menyambut Tubuh Tuhan dalam rupa roti.

 

Fenomena lain yang kita temui adalah kecenderungan orang Kristen untuk menghabiskan kekayaannya demi perilaku hedonisme yakni pesta pora. Tentu saja orang akan berdalih bahwa uang itu milik pribadi. Dan menjadi wilayah privasi yang tidak bisa diganggu gugat. Kita sepakat dengan hal itu. Namun menjadi hal yang miris adalah ketika orang menjadikan hidup hedonis menjadi fokus dan lokus dalam hidupnya. Imbasnya, orang tidak lagi memiliki kepekaan untuk menunjukkan keprihatinan dan perhatian sosialnya. Orang menjadi apatis (cuek), egois (merasa lebih unggul), dan permisif (tidak mau tahu) dengan ketidakadilan dan kemiskinan yang terjadi di sekitarnya.

 

Dan masih banyak hal lain yang bisa menjadi refleksi bagi diri sendiri. Bahwa roh jahat itu bisa bertransformasi dalam rupa apa pun. Tidak hanya dalam rupa yang jelek dan tidak menarik. Dalam rupa yang paling manis dan mengenakan pun, roh jahat bisa bercokol di dalamnya. Mari kita membersihkan segala jenis roh jahat yang masih bersemayam di dalam diri kita, agar tubuh kita menjadi pantas menjadi Bait Allah, tempat kediaman Allah sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar