Rabu, 26 Januari 2022

Jangan Takut Berbuat Baik dan Benar

Mrk 4:1-20

 

Suatu hari, ada anak seorang lelaki miskin, penjual asongan dari pintu ke pintu, tidak memiliki uang untuk membeli makanan dan minuman. Dia sangat lelah dan lapar. Akhirnya dia memutuskan untuk meminta makanan di rumah berikutnya. Akan tetapi, anak tersebut kehilangan keberanian. Pada saat yang hampir bersamaan, seorang wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan. Dia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat dan berpikir bahwa anak laki-laki itu pasti lapar. Oleh karena itu dia membawakan segelas susu. Dan anak lelaki tersebut meminumnya dengan perlahan. Kemudian dia bertanya: “Berapa aku harus membayar untuk segelas susu ini?” Wanita itu menjawab: “Kamu tidak perlu bayar apa pun. Agama saya mengajarkan untuk jangan menerima bayaran untuk sebuah kebaikan”. Kemudian anak laki-laki itu menghabiskan susunya. Ia berkata: “Terima kasih atas kebaikan ibu. Semoga Allah membalas kebaikan yang tulus ini dengan berlipat ganda”. “Sama-sama. Kita saling mendoakan. Kamu juga harus jadi orang sukses”, wanita itu menimpali.

Sekian tahun berlalu ternyata wanita baik tersebut mengalami sakit jantung yang serius. Para dokter ahli di kotanya sudah tidak sanggup menangani penyakitnya. Akhirnya, wanita itu dirujuk ke Jakarta untuk bisa ditangani oleh dokter ahli spesialis jantung yang lebih berpengalaman. Singkat cerita, sang dokter ahli spesialis jantung dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Ketika membaca profil wanita yang menjadi pasiennya, sontak dokter itu sedikit kaget. Rupanya wanita itu sekampung dengannya. Terbersit dalam pikirannya, bayangan seorang wanita mulia yang pernah menolongnya. Segera beliau bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit menuju kamar rawat wanita itu.Dengan berpakaian jubah kedokteran, dia menemui wanita itu. Akhirnya, sang dokter pun langsung mengenali wanita itu dengan sekali pandang. Sejak hari itu, dia selalu memberikan perhatian khusus untuk wanita tersebut. Setelah melalui proses perjuangan yang panjang, akhirnya penyakit wanita itu dapat diatasi. Wanita itu pun dinyatakan sembuh dari penyakitnya.

 

Kemudian, sang dokter ahli meminta bagian administrasi rumah sakit agar mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan wanita itu kepadanya. Dokter melihat biaya tagihan dan menulis sesuatu pada pojok di atas lembaran tagihan tersebut. Lalu dia mengirimkannya ke kamar pasien wanita itu. Saat menerima resep tagihan, sang wanita sangat gelisah. Ia kuatir tidak bisa membayar biaya yang tercantum di dalamnya, sekali pun harus dicicil seumur hidup. Namun dia memberanikan diri untuk membuka tagihan itu. Ternyata pada pojok atas lembar tagihan itu ada tertera tulisan “Telah Dibayar Lunas Dengan Segelas Susu. Tertanda Dokter Spesialis Jantung”. Air mata kebahagiaan menbanjiri mata wanita itu. Anda tahu siapa dokter spesialis jantung itu? Dia adalah anak penjual asongan yang pernah diberi segelas susu oleh sang wanita.

 

Bacaan Injil hari ini (Luk 10:1-9) membentangkan kisah penunjukkan 70 murid oleh Yesus. Mereka akan disebarkan ke daerah-daerah misi untuk mewartakan Sabda Tuhan. Hal yang menjadi perhatian adalah sebelum pergi untuk menjalani misi perutusan, mereka diberi semacam pembekalan atau penguatan khusus. Yesus mewanti-wanti para murid tentang situasi atau keadaan daerah misi.Yesus menggambarkan kehadiran mereka di daerah misi ibarat domba-domba yang dikirim ke tengah-tengah serigala. Para murid rupanya sementara ditantang oleh Yesus bahwa misi yang akan mereka jalani ini sangat berbahaya. Nyawa menjadi taruhan. Mereka harus siap dimangsa oleh serigala yang sedang siap menanti. Ada banyak tantangan, kesulitan, dan hambatan yang akan menerpa diri mereka. Mereka siap dihina, dicemooh, dikejar, dianiaya, dan dibunuh.

 

Para murid juga diingatkan oleh Yesus untuk tidak membawa pundi-pundi, bekal, atau kasut, dan jangan memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Ini yang aneh dan tidak masuk akal menurut kita. Sebenarnya, Yesus sedang menekankan pentingnya nilai kesehajaan atau kesederhanaan hidup. Para murid harus membebaskan diri dari keterikatan dengan hal-hal yang bersifat materi. Sehingga apa yang menjadi fokus dari misi mereka tetap terjaga. Mereka tidak boleh diganggu atau disibukkan dengan hal-hal materi yang pada gilirannya dapat menghilangkan konsentrasi akan tujuan perjalanan. Memang di satu sisi materi itu penting dalam kehidupan, namun tidak menjadi fokus dan lokus bagi seseorang yang mau mengikuti Yesus. Berkenaan dengan arahan untuk tidak memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan, kita semua tentu berkeberatan. Masa, saya tidak boleh menegur atau sekedar bercengkerama dengan orang yang saya temui. Bagaimana kalau nanti saya tersesat. Pasti saya membutuhkan orang-orang yang saya temui untuk bertanya kepada mereka. Saya kira, kita tidak boleh menafsir secara lurus apa yang dikatakan oleh Yesus dalam firman-Nya. Butuh kedalaman jiwa untuk menganalisa subtansi utama yang dimaksud oleh Yesus. Esensi menegur atau menyapa orang dalam perjalanan sebenarnya tidak hilang. Para murid tentu boleh bertegur sapa dengan siapa saja dalam perjalanan. Asalkan tidak mengganggu atau bahkan membelokkan misi utama yang menjadi tujuan. Bisa saja dalam percakapan, para murid dipengaruhi oleh orang lain untuk tidak boleh pergi bermisi. Apalagi kalau isi pengaruhnya ditambahkan juga dengan tawaran materi. Hal-hal sepele inilah yang diantisipasi oleh Yesus supaya para murid tidak terjebak dan terkubur di dalamnya.

 

Dari hal-hal yang digambarkan di atas, menjadi nyata kepada kita bahwa sebenarnya ada dua jenis tantangan yang seharusnya kita waspadai sebagai seorang murid Yesus. Pertama, tantangan yang datang dari luar diri. Misalnya kita mendapat bully, hinaan, ancaman, siksaan, atau bahkan nyawa menjadi taruhan ketika hendak memperjuangkan sebuah kebenaran atau kebaikan. Kedua, tantangan yang datang dari dalam diri sendiri. Ini lebih kepada soal integritas atau bagaimana menjaga ketahanan diri dari pelbagai situasi, godaan atau tawaran yang memberi kenyamanan dan kenikmatan. Saya berkeyakinan bahwa tantangan dari dalam diri ini, memiliki daya kejut yang lebih besar. Banyak dari kita yang acapkali terseret oleh arusnya. Dan banyak orang Katolik seringkali menggadaikan agama dan ajaran imannya demi memiliki kenyamanan, kekayaan, dan kenikmatan dalam hidupnya. Banyak umat Katolik tidak kuat menolak atau menerima dengan sukacita ketika diberi uang, barang, jabatan, kuasa, dan prestise diri. Imbasnya, mereka harus rela menanggalkan spirit kebenaran dan kebaikan yang mestinya diperjuangan dan terus dikobarkan dalam hidup.

 

Tuhan Yesus telah memberi pengajaran yang sangat bernilai pada hari ini. Kita senantiasa diingatkan oleh Yesus bahwa mengikuti Diri-Nya itu tidak gampang. Ada banyak tantangan, hambatan, dan kesulitan hidup yang harus kita lewati. Jatuh itu pengalaman yang biasa. Yang menjadi luar biasa adalah ketika kita bangkit untuk mulai memperbaiki diri dan menjadi lebih baik dan benar. Kita tidak perlu takut mewartakan kebaikan dan kebenaran dalam hidup. Karena kita selalu yakin, kebaikan dan kebenaran itu selalu membimbing dan menguatkan iman kita kepada Dia, Sang Tuhan, Pemberi kehidupan umat manusia. Amin. ***AKD***


Kamis, 20 Januari 2022

Setia Dalam Jalan Tuhan

Luk 10:1-9

           

Hari ini kita merayakan pesta Santo Lukas, sang penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Santo Lukas berasal dari kota Antokhia. Antokhia modern dikenal dengan nama Antakhya. Sebuah kota di negara Turki yang terletak di daerah perbatasan antara negara Turki dan Suria. Di tempat inilah, untuk pertama kalinya para pengikut Yesus dikenal dengan nama Kristen. Antokhia juga menjadi titik awal penyebaran ajaran Kristus oleh sekelompok orang yang menamakan diri sebagai jemaat Kristen. Gerakan kristenisasi yang terbuka dan massif di kota Antokhia ternyata tidak sekedar mengundang simpati. Karena terbukti begitu banyak orang yang menyatakan diri untuk bergabung menjadi jemaat Kristen (sebutan untuk para pengikut Kristus). Salah satu di antara orang tersebut adalah Lukanoz, atau lazim dikenal dengan Lukas.

 

Lukas adalah seorang tabib yang terkenal di kota Antokhia. Setelah menjadi Kristen, ia bergabung dengan Paulus. Lukas menjadi kawan seperjalanan Paulus untuk bermisi ke daerah Makedonia, Yerusalem dan Roma. Di kota Yerusalem, Paulus sempat ditahan oleh otoritas setempat selama dua tahun. Dan Lukas dengan setia mengunjungi Paulus yang berada di dalam penjara. Tentu saja bukan sekedar kunjungan biasa. Melainkan kunjungan yang melahirkan banyak inspirasi bagi Lukas untuk menulis teks Injil dan Kisah Para Rasul. Lukas banyak mendengar informasi, syering, pengetahuan, dan banyak kisah lainnya dari Paulus. Ia dengan rajin dan teliti mengumpulkan banyak bahan sebagai rujukan yang sangat penting untuk menulis dua kitabnya.

 

Lukas adalah seorang intelektual yang cerdas. Hal ini terbukti dari caranya meramu bahasa tulisan yang yang halus dan sangat menyentuh. Pandangannya sangat dipengaruhi oleh ajaran Paulus. Sebagaimana Paulus, ia juga menekankan bahwa keselamatan Allah ditujukan kepada semua bangsa. Tidak hanya kepada umat Israel saja. ia menaruh perhatian khusus kepada orang-orang miskin dan hina dina. Ia suka menunjukkan sikap belaskasih dan pengampunan dari Allah kepada manusia. Injil Lukas disebut juga dengan Injil Kerahiman Allah atau Injil Cinta Allah. Gelar itu disematkan dengan pendasaran bahwa fokus Injil Lukas ditujukan kepada orang-orang miskin, kaum yang dimarginalisasi dalam masyarakat, serta para pendosa. Penginjil Lukas dilambangkan dengan binatang lembu. Karena ia memulai kisah Injilnya dengan menulis kisah tentang imam Zakharia yang membawa persembahan dalam Bait Allah. Lukas meninggal dalam usia 84 tahun sebagai seorang martir.

 

Lukas merupakan satu-satunya penginjil yang menulis tentang kisah perutusan kedua Yesus atas tujuh puluh murid. Misi ini merupakan misi lanjutan. Setelah misi perutusan pertama yang dilakukan oleh dua belas murid. Sepertinya Lukas ingin memberikan makna khusus atas kegiatan missioner Gereja sesudah kenaikan Yesus. Menurut ajaran para rabi, ada tujuh puluh bangsa di dunia. Para murid harus mendahului Dia (Yesus). Mereka tidak mewartakan diri atau ajaran mereka sendiri, melainkan harus mempersiapkan jalan bagi Yesus. Ini adalah tugas terus-menerus dari para pewarta Kristen. Para misionaris diutus berdua-berdua supaya dapat memberikan kesaksian, yang dapat dianggap sebagai kesaksian resmi mengenai Yesus dan Kerajaan Allah. Yesus mendesak untuk berdoa agar lebih banyak pekerja dalam panenan. Tuhan panenan memperhatikan perkembangannya. Ia telah menjawab kebutuhan yang sedikit tergantung pada keterlibatan aktif dari mereka yang diutus dalam misi ini.

 

Yang menarik dari kisah Injil Lukas hari ini adalah gambaran situasi sulit yang akan dialami para murid. Dengan gambling, Yesus mengatakan bahwa para murid diutus seperti anak domba yang datang ke tengah-tengah serigala. Para murid akan mengalami hambatan dan tantangan yang tidak kecil. Kemungkinan mereka akan ditolak, dihina, atau dicemooh. Bahkan bisa saja nyawa mereka menjadi taruhan. Tantangan yang akan dihadapi oleh para murid di daerah misi seakan berlipat ganda dengan adanya ultimatum dari Yesus. Yesus mengingatkan mereka agar tidak membawa pundi-pundi, bekal, atau kasut. Mereka juga dilarang memberi salam kepada orang yang ditemui dalam perjalanan. Ini sangat aneh dan tidak masuk akal. Namun jika kita merefleksikannya lebih dalam, tentu ada makna atau pesan di baliknya.

 

Yesus menghendaki agar para murid tetap fokus pada misi mulia yang sementara diemban. Mereka tidak boleh memikirkan dan menjadi terikat dengan segala kebutuhan, fasilitas atau pun keperluan selama bermisi. Mereka hanya fokus mewartakan kabar gembira. Selebihnya, Tuhan yang akan mengurusnya. Melalui kedermawanan orang-orang yang mereka singgahi, Tuhan akan melakukan intervensi-Nya. Mereka akan mendapatkan makanan, pakaian, tempat tinggal, dan fasilitas lainnya, dari kebaikan orang-orang yang percaya akan Yesus Kristus. Sekali lagi, poin penting yang ditekankan Yesus adalah tetap fokus dalam jalan misi pewartaan kabar gembira. Para murid tidak boleh merasa terbebani atau terikat dengan barang-barang duniawi. Mereka juga tidak boleh takut dengan tantangan yang mengancam keselamatan pribadi. Karena Tuhan pasti akan bekerja dengan cara-Nya untuk melindungi mereka.

 

Situasi sulit yang digambarkan oleh Yesus tidak saja dialami oleh para murid kala itu. Sebenarnya kita juga sebagai para murid di zaman ini, sementara dihadapkan dengan pelbagai tantangan dan hambatan. Entah itu hambatan atau tantangan dari luar, maupun tantangan yang datang dari dalam diri kita sendiri. Hambatan dari luar bisa saja ada tekanan, intimidasi atau pressure untuk meninggalkan keyakinan iman. Bisa juga berupa tawaran ekonomi, pekerjaan, kekayaan, kuasa dan jabatan. Hambatan dari dalam terkait dengan integritas pribadi. Misalnya kita mulai bersikap tidak setia dan mementingkan ego pribadi. Oleh karena itu, Yesus mengingatkan agar kita tetap fokus dan setia pada jalan-Nya. Harta, kekayaan, jabatan, dan kuasa itu memang penting dalam situasi riil kehidupan. Namun kita tidak boleh menjadikannya sebagai fokus dan tujuan dalam kehidupan. Kita harus fokus dalam jalan Tuhan dengan tetap bersikap setia kepada Diri-Nya. Setia tidak hanya dalam mempertahankan identitas keyakinan. Atau berani melawan segala kesesatan dan kelaliman. Namun yang tidak kalah penting adalah kita tetap mewartakan kabar gembira melalui panggilan tugas, pekerjaan, kapasitas, kapabilitas dan karya kita di dunia. Semoga. ***AKD***

 

Senin, 10 Januari 2022

KUALITAS ROHANI KITA

1Sam. 1:1-8; Mrk 1:21b-28

 

                 Setiap orang yang mengaku murid-murid Yesus dituntut memiliki kualitas hidup rohani yang tinggi agar dapat menjadi contoh dan teladan bagi sesamanya. Menjadi murid-murid Yesus yang sejati perlu menunjukan teladan hidup yang baik sebagai guru kehidupan bukan mengobral kata-kata kosong tanpa bukti perubahan hidup. Kehadiran kita di tengah-tengah komunitas basis harus menjadi pembeda yang bisa mempengaruhi hidup rohani orang lain untuk berubah ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh baik yang bisa mempengaruhi hidup orang banyak adalah keteladanan dalam hal doa. Kebiasaan kita membangun hidup doa yang teratur setiap hari selain meningkatkan kualitas hidup rohani pribadi kita tetapi juga dapat menjadi contoh dan teladan kehidupan bagi perubahan hidup rohani sesama di sekitar kita. Keteladanan hidup rohani kita sebagai murid-murid  Yesus sungguh ditantang di zaman modern semacam ini yang lebih mengagungkan materialisme dan hedonisme semu (materi dan kenikmatan duniawi). Bagaimana kita membangun ketekunan doa sehingga mampu mengalahkan euforia jaman yang semakin tak terbendung? Ini adalah tantangan besar kita bersama dan menjadi tugas pokok kita yang telah dimeterai oleh sakramen baptis.

                Bacaan pertama hari ini mengisahkan tentang ketekunan doa Hana karena kerinduannya ingin memiliki seorang anak laki-laki. Setiap hari Hana berdoa dengan tekun, bersujud dan meminta kepada Tuhan agar Ia menitipkan seorang anak laki-laki dalam rahimnya. Doa dan permohonan Hana terus dilakukan tanpa kenal lelah hingga pada tahun berikutnya Tuhan mendengarkan keluh kesa hambanya. Hana mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian diberi nama Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”. Kerinduan dan harapan hati Hana ditunjukan lewat doa terus menerus sampai Allah jatu hati pada hambanya. Hal ini mau menunjukkan bahwa perlu ada usaha dan ketekunan dari pihak manusia. Manusia tidak boleh pasrah begitu saja dalam artian pasif tetapi hendaklah kerinduan hati diimbangi dengan usaha. Ketekunan doa dianggap oleh Hana sebagai senjata dan sarana ampuh untuk memohon kebaikan Tuhan agar kerinduannya terwujud. Hana dan Elkana suaminya hanyalah sebatas  pengantara untuk membagi berkat Tuhan kepada banyak orang melalui hidup dan karya Samuel di kemudian hari, karena tokoh ini bertumbuh besar dan menjadi guru kehidupan spiritual seluruh bangsa. Ia mampu mengubah kehidupan spiritual banyak orang hingga Allah dijadikan sebagai kekuatan hidup.

                Karunia dan berkat Allah kepada Samuel berubah ketika Yesus datang dan hidup dalam sejarah hidup manusia dan menjalankan tugas perutusan dari Bapa-Nya. Yesus hadir tidak sekedar sebagai pengantara Allah tetapi Ia adalah Allah itu sendiri yang melayani secara langsung.  Maka, di dalam bacaan Injil yang kita dengar tadi, Yesus dengan penuh wibawah dan kuasa, mengajar dan mengusir setan dari dalam diri seorang yang kerasukan roh jahat. Yesus tampil sebagai pemenuhan harapan umat manusia yang selalu diliputi kegelapan akibat dosa dan Ia sendiri membawa Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu adalah kita semua yang percaya kepada Yesus Kristus yang telah menjadi manusia, maka kualitas hidup rohani dalam diri Hana harus kita jadikan sebagai teladan untuk mengembangkan dan membaharui hidup rohani kita yang selama ini suam-suam kuku. Kesulitan yang dihadapi Hana dalam hidupnya adalah gambaran kesulitan hidup kita sebagai manusia lemah, maka setiap orang Kristiani harus bertekun dalam iman, harapan dan kasih seraya berserah diri kepada Yesus sebagai jembatan Pengharapan kita. Kelemahan dan kesulitan hidup kita mampu diatasi oleh kasih Yesus, asalkan kita berserah diri dan mau mengikuti Dia dengan total. Kesetiaan iman kita kepada Yesus akan selalu dihambat oleh pengaruh dan dihalangi oleh setan, namun godaan iblis harus kita tolak dan lawan, karena kuasanya hanya membawa kita kepada kehancuran.  Kita harus bertekun dalam doa dan memurnikan hati terus menerus agar  rahmat Tuhan mengalir dalam hati kita sehingga kuasa Tuhan memampukan kita menjadi agen pembawa Kabar Baik bagi sesama.

                Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus secara tegas menolak seruhan roh jahat yang mengenalNya. Mengapa? Karena Yesus bertujuan menghindari umat dari penyesatan baru. Yesus menghardik roh jahat itu dan menghalanginya berbicara tentang siapa diriNya. Jika Yesus membiarkan itu terjadi, maka iblis bisa dilihat sebagai pewarta kebenaran, padahal ia sedang memasang perangkap baru untuk menjerat orang yang beriman lemah. Ketegasan dan kuasa Yesus melarang keterlibatan iblis dalam pewartaan baru ini sungguh mengagumkan dan menarik perhatian orang yang menyaksikannya. Ia mengajar sebagai orang yang berkuasa yang berbeda sama sekali dari para pengajar Yahudi yakni kaum Farisi dan ahli Taurat. Mereka sebetulnya adalah orang pandai tetapi kualitas hidup rohaninya sangat rendah dan mereka hanya bisa menindas orang kecil untuk taat pada segala hukum Taurat tetapi kehadiran mereka tidak membebaskan umat.

                Tuhan sama sekali tidak membutuhkan pengakuan iblis dan pengakuan orang Farisi dan ahli Taurat untuk membuktikan kekuasaannya bahwa Ia kudus dari Allah. Pembuktian itu terwujud dalam bentuk yang lain yakni tumbuhnya rahmat belas kasih Allah dimana telah terjadi pembebasan dalam diri orang yang kerasukan roh jahat. Orang yang mengalami belas kasih Tuhan itu akan menjadi agen yang merasul dan menyebarluaskan kasih Tuhan tentang iblis yang tunduk pada kuasa Tuhan. Jadi, sepanjang kita mengandalkan kuasa Tuhan dan membangun relasi dengan-Nya dalam doa, maka setan sama sekali tidak mempunyai tempat lagi dalam diri dan hati manusia. Relasi dan hubungan personal yang akrab dengan Tuhan mau menunjukkan bahwa itulah Kerajaan Allah sesungguhnya yang sedang kita lami. Dengan mengandalkan rahmat dan kemurahan hati Tuhan, kita memiliki daya dan kekuatan untuk melawan kekuatan dosa. Tidak ada senjata ampuh untuk mengalahkan kekuatan iblis selain tunduk dan berserah pada rahmat dan kuasa Tuhan, dengan begitu, kita akan menjadi malaikat Allah bagi sesama kita.

                Kerinduhan hati Hana untuk memohon belas kasih Tuhan bukan bagi dirinya sendiri tetapi bagi keselamatan banyak orang dalam diri anaknya Samuel yang berarti “Aku telah memintanya dari Tuhan”. Samuel tampil sebagai tokoh spiritual yang mengubah hidup rohani banyak orang. Ketaatan doa Hana  kepada Tuhan telah menyumbang keselamatan bagi banyak orang. Hana dan Samuel anaknya telah membangun dasar rohani yang kuat bagi keselamatan dunia, mereka tidak menginginkan orang banyak jatuh dalam dosa akibat tipu daya iblis tetapi mereka mau menghantar semua orang menuju Kerajaan Allah untuk menikmati hidup abadi di surga. Samuel hanyalah agen dan alat Tuhan yang hadir untuk membangun kualitas rohani umat, namun kehadiran Yesus sebagai representasi Diri Allah mau menunjukan bahwa inisiatif keselamatan selalu datang dari pihak Allah. Allah selalu hadir dalam diri orang sakit, lemah dan miskin dan yang tak berdaya. Allah hadir secara nyata dalam diri Yesus PuteraNya untuk mengangkat martabat hidup manusia agar secitra dengan diriNya.

                Sebagai murid-murid Kristus yang sejati, khususnya mereka yang sakit, lemah, miskin dan tak berdaya, bahwa Tuhan tidak pernah melupakan anda semua. Justrus prioritas kehadiran Tuhan ke dunia yang menjelma menjadi manusia untuk menghibur dan memberi pengharapan bahwa anda semua akan diselamatkan. Ketaatan dan kesetiaan Hana dalam doa, menginspirasi kita semua untuk selalu menjadikan doa sebagai napas hidup kita, doa harus kita jadikan sebagai salah satu kebutuhan primer yang tanpanya kita akan mati. Semua ketekunan dan doa-doa kita setiap hari tidak hanya bertujuan untuk mencari keselamatan bagi diri sendiri di akhirat nanti tetapi bisa menjadi inspirasi bagi sesama kita untuk meningkatkan kualitas hidup rohaninya, hari ini dan selama-lamanya. AMIN. ***BW***